08. Business Trip

4.3K 273 9
                                        

Suara gelak tawa yang terdengar dari luar, membuat Amanda sedikit penasaran dengan apa yang terjadi di ruangan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara gelak tawa yang terdengar dari luar, membuat Amanda sedikit penasaran dengan apa yang terjadi di ruangan mereka. Biasanya ruang divisi keuangan itu mencekam, lantas kenapa sekarang keliatannya jadi seru?

Saat masuk, dia mendapati Kartika, Hari, Farel dan satu orang lagi yang Amanda tebak adalah mahasiswa magang seperti Farel.

"Seru banget kayaknya," celetuk Amanda yang kini ikut bergabung.

"Yah lo telat, Man. Dari tadi kita asik cerita sama si ini, anak magang dari divisi pemasaran. Siapa namanya tadi?"

"Haekal, Mbak," sahut laki-laki yang sesuai dugaan Amanda.

"Ah nggak asik nggak ada gue."

"Lagian lo kenapa telat mulu, deh?" tanya Hari, sedikit penasaran dengan kegiatan gadis itu di pagi hari.

Amanda mendesah sebelum menjawab. "Gimana nggak telat? Tadi motor gue tiba-tiba mogok. Ini aja gue perginya naik ojek. Mana abang ojeknya nggak mau ngebut lagi."

"Minta gantiin aja bawa ojeknya, Mbak." Haekal berucap sambil berjalan meninggalkan divisi keuangan. Niatnya hanya bercanda, tetapi malah diangguki oleh Amanda.

"Iya juga, ya? Harusnya tadi gue aja yang bawa."

Mereka pun kembali tertawa karena Amanda yang salah menangkap maksud dari Haekal. Anak magang yang satu itu benar-benar seperti warna baru di sana, meskipun dari divisi lain.

"Eh ketawanya jangan keras-keras woi, entar Pak Refal denger lagi. Capek, deh, kalo pagi-pagi udah kena semprot." Amanda memperingati mereka, mengingat bagaimana kaku dan kolotnya atasan mereka yang jarang senyum itu.

Namun, Farel lebih dulu menanggapi, "Pak Refal lagi ke ruang Pak Ilham. Jadi aman, Mbak."

Amanda langsung menghela napas. "Syukur, deh," katanya.

"Gue denger-denger, sih, kayaknya Pak Refal bakal business trip ke Bali selama beberapa hari. Semoga jadi, sih." Hari, yang selaku up to date tentang berita terbaru mulai menunjukkan skillnya.

"Yang bener lo?" tanya Kartika dan Amanda, hampir bersamaan. Mereka juga kompak menutup mulut karena merasa suaranya terlalu keras.

"Nggak tau bener apa nggak. Gue nanya tadi sama sekretarisnya Pak Ilham pas ke sini."

"Semoga bener, sih. Biar kita bebas dikit."

"Setuju!" Amanda langsung menyahut dengan semangat ucapan dari Kartika.

"Mbak Amanda kayak nggak suka banget, ya, sama Pak Refal? Kenapa, sih?" Farel bertanya karena cukup penasaran. Belum juga seminggu masuk, dia sudah sering mendengar gadis itu mengeluh tentang atasan mereka.

Sebelum menjawab, Amanda melirik ke belakang dahulu, takut kejadian kemarin terulang. "Gimana bisa suka sama orang senyebelin dia. Emang kamu nggak ngerasain apa?" katanya dengan nada suara lebih rendah.

Amanda [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang