Balas Budi?

2.9K 195 6
                                    

BRUK!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BRUK!

"Amanda!"

Refal menyeberangi jalan tanpa sadar saat melihat Amanda yang diserempet motor. Gadis itu terjatuh menyamping dan sebagian tubuhnya terkena aspal yang panas.

Ya, bukan Kenan yang melihat Amanda terserempet, melainkan Refal yang baru keluar dari kafe seberang setelah bertemu klien.

"Aw sakit, Pak!" Amanda mengaduh pelan saat Refal membantunya berdiri.

"Mana yang sakit?"

"Di sini." Amanda menunjuk tumitnya yang tergores. Entah terkilir atau apa, tetapi tidak ada luka lain selain itu.

"Kita ke rumah sakit aja Amanda. Ayo masuk ke mobil," kata Kenan yang sejak tadi berjongkok di depan Amanda. Dia tidak tahu harus melakukan apa karena sejak awal Refal sudah bertanya ini dan itu.

"Buka mobilnya biar saya bantu dia," suruh Refal pada Kenan dan laki-laki itu menurut saja. Dengan perlahan laki-laki itu membantu Amanda bangun, tetapi lagi-lagi gadis itu mengaduh.

"Pinggang saya juga sakit, Pak! Apa saya patah tulang? Pak?" Mata Amanda kini mulai berkaca-kaca, dia menatap Refal seperti anak kecil yang baru saja terjatuh.

Namun, Refal tidak menjawab. Dia mengangkat tubuh Amanda dalam gendongannya dan memasukkan gadis itu ke dalam mobil. Dia juga ikut dengan mereka dan menyuruh Kenan untuk membawanya ke rumah sakit.

Amanda sudah menangis karena kakinya yang perih dan pinggang yang sakit. Refal yang duduk di sebelahnya hanya bisa menarik gadis itu dalam pelukannya.

"Udah jangan nangis, tahan sedikit," kata laki-laki itu pada Amanda. Namun, pada dasarnya Amanda yang memang cengeng dan tak tidak tahan sakit, tetap saja menangis. Sekarang saja dia sudah tersedu-sedu dalam pelukan Refal.

Sementara itu Kenan yang berada di depan, melirik kedua orang tersebut dari spion. Dia merasa jika dirinya seperti supir dari pasangan suami istri. Namun, cepat-ceoat dia membuang pikiran itu kerena yang terpenting adalah keselamatan Amanda, calon pacarnya.

Sampailah mereka pada salah satu rumah sakit swasta yang terdekat dari perusahaan JiFood. Refal lagi-lagi menggendong Amanda sampai perawat keluar dan membawakan kursi roda. Gadis itu langsung dibawa masuk ke UGD dan Refal dengan cekatan mengurus bagian administrasi. Sementara Kenan tetap menunggu di sana meskipun hanya berdiam diri.

"Saya nggak patah tulang, kan, Dok?"

"Kaki anda terkilir sementara pinggang yang sakit karena terbentur. Tapi kami tetap akan melakukan rontgen untuk mengetahui lebih lanjut. Sekarang istirahat dulu, ya."

Dokter umum yang menangani Amanda keluar dan digantikan oleh Kenan yang sejak tadi menunggu diluar. Laki-laki itu juga terlihat panik.

"Gimana? Beneran patah tulang? Apa harus segera di operasi?"

Amanda [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang