27

82.5K 6.3K 21
                                    

Seseorang gadis melengguh di tengah tengah tidur panjang nya, perlahan lahan membuka mata mencoba beradaptasi dengan cahaya yang muncul dari atas, orang orang yang ada dalam ruangan itu sontak menghampiri ranjang yang di tiduri oleh sang gadis

"Agatha? Sayang bisa dengar mamah nak?" sayup sayup Agatha mendengar suara suara dari beberapa orang yang mencoba menyadarkan dirinya, terkadang suara suara itu berubah menjadi suara dengkingan kuat, Agatha rasanya ingin kembali tidur saja namun keadaan memaksanya untuk terasadar

"Nona Agatha, bisa dengar saya?" dokter mencoba mengembalikan kesadaran Agatha 100% namun mata gadis itu masih sayup sayup terbuka lalu terpejam kembali

"A-air" satu kata pertama yang keluar dari bibir gadis itu setelah 3 jam tidak sadarkan diri, mendengar itu Dewi langsung sigap memberikan segelas air pada Agatha, Dewi menuntun Agatha agar sedikit bangkit untuk minum

Sedangkan di luar dokter sedang berbincang dengan Retno mengenai keadaan Agatha

"Saran saya nona Agatha di bawa ke dokter yang pada bidang nya Pak Retno, psikologi"  jelas dokter itu mengenai keadaan Agatha setelah pingsan saat itu, Retno menghela nafas pelan , ia tidak menyangka salah satu anaknya punya penyakit psikologis seperti ini, selama ini Agatha terlihat baik baik saja, kecuali dulu saat Agatha melakukan percobaan bunuh diri, tapi ia pikir Agatha sudah sembuh karna sudah tidak menunjukan gerak gerik orang depresi

"Makasih dokter"

"Kalau begitu saya permisi pak" setelah dokter itu pergi Retno kembali masuk ke ruangan inap Agatha untuk mengecek keadaan putri satu satu nya itu

"Gimana mah?" tanya Retno pada Dewi yang sedang mengelus kepala Agatha sayang

"Mendingan pah" Retno menghela nafas lega, ia menatap sendu kearah Agatha yang sedang tertidur dengan nafas teratur

______________________________

"Agatha masuk rs ya" ujar Leon mengalihkan perhatian teman temannya yang sedang nongkrong di markas sepulang sekolah

"Hah serius lo? Pantes gak keliatan di sekolah" ujar Roni dengan gitar di pangkuan nya, sedangkan di pojok sana Agarish sedang di rundung panik

"Rs mana?" tanya Agarish cepat dengan menuntut, setelah mendapat jawaban hati Leon cowo itu segera menyambar helm nya untuk pergi ke rumah sakit tempat Agatha di rawat

"Tau dari mana lo?" tanya Roni menatap Leon heran, pasalnya tidak biasanya Leon update tentang berita seperti ini, bahkan Boni sampai kalah update

"Clara" jawab Leon singkat, bukan nya merasa terjawab Roni malah semakin heran, sejak kapan teman nya ini dekat dengan Clara

"Hah, lo chattingan sama dia? Kok bisa?!" sejenak Leon menatap Boni yang bertingkah histeris

"Yaa bisa, gue punya nomer Clara dan Clara punya nomer gue"  jawaban Leon membuat Boni dan Roni menepuk dahi mereka bersamaan

"sejak kapan?"

"Dua...dua minggu mungkin" jawaban Leon membuat yang lain membelak kaget

"Anj...gak nyangka gue, ternyata lo main diem diem Yon" ujar Roni dengan lebay nya

"Apasih,gak jelas lo"

___________________________

Saat ini Agatha sudah membuka matanya 100% namun gadis itu hanya termenung diatas ranjang rumah sakit, bahkan waktu diajak bicara Agatha hanya merespon dengan anggukan atau gelengan saja, Agatha masih syok dengan apa yang ia lihat selama tertidur 3 jam

Dewi dan Retno menatap anak mereka sedih, mereka tidak menyangka Agatha yang ceria ternyata punya sesuatu yang bisa melemahkan mental nya

"Tata gak laper sayang?" tanya Dewi menggenggam tangan Agatha lembut, lagi lagi hanya dibalas gelengan kecil oleh gadis itu, kondisi Agatha benar bebar kacau seperti bukan Agatha yang biasanya, bibir yang selalu berwarna pink kadang merah merona sekarang pucat, mata yang selalu menatap lawan bicaranya sengit dan sombong hanya terus menatap kedepan dengan kosong

Akhirnya Dewi dan Retno saling berpandang, Dewi sedih sekali melihat Agatha seperti ini, ia rindu anaknya yang dulu sering bersikap manja padanya dan Retno, walau Agatha dulu suka semena mena terhadap orang yang lebih kecil Dewi masih selalu menyayangi putri kecilnya itu, ia yakin Agatha akan berubah suatu saat nanti dan hasilanya Agatha benar benar berubah walau bukan sebagai Agatha

Brakkk

Mereka yang ada di ruangan itu terkejut saat bunyi suara pintu yang dibuka kasar, Agarish mendekat kearah Agtha yang juga sedang menatap nya

"Lo kenapa Ta?" tanya Agarish saat sudah sampai tepat di depan Agatha, Agatha menatap lekat mata hitam legam cowo itu ada perasaan senang sekaligus sedih secara bersamaan, Agatha ingat saat Agarish memberikan sekotak susu coklat dan sapu tangan saat Agatha menangis sendirian di halte

"Ga.." Agatha memeluk cowo di depan nya dengan tangis yang pecah seketika "Gue takut Ga" Agatha semakin erat memeluk cowo itu, bahkan sekarang Dewi dan Retno memilih beranjak dari sana.memberi kedua orang itu ruang dan waktu untuk berbicara

"Stts.... gue di sini buat lo" Agariah mengelus lembut helaian rambut gadis cantik di dekapan nya ini, sempat terkejut melihat kondisi Agatha yang kacau, ada perasaan marah pada dirinya karna tidak bisa menjaga Agatha baik selama ini

"Mereka....mereka t-terus nyuruh gue mati, engga mau gue gak mau mati" gumaman lirih yang masih bisa di dengar oleh Agarish, tangan cowo itu mengepal kuat menahan emosi, apalagi saat ia merasakan tubuh Agatha bergetar ketakutan

"Siapa yang berani nyuruh cewe gue mati? Dia yang bakal mati duluan"

End.

Okey Okey Okeyy, jujur kehabisan ide

Akhir akhir ini otak lagi drop banget, jadi gaada ide alur sama sekali, so...im so sorry kalo ini terkesan ngacak alurnya😔

Vote yahhh, author sangat like kalo kalian vote bikin semangatsss, tapi author lebih laik lagi kalo kalian vote + comment😍

Agatha Or Alya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang