Nahh cakep
Enjoy guysss!!
..........................................
Agatha termenung menatap rumah berpagar biru itu, bahkan dari kejauhan sini ia masih bisa mendengar suara sapu lidi yang beradu dengan tanah halaman rumah
Disana, di dalam rumah itu ada seorang wanita paruh baya dengan rambut di cepolnya sedang menyapu dedaunan di sekitar halaman rumah, dan seorang pria paruh baya yang hanya duduk termenung di teras
"Mamah, Papah" gumam Agatha pelan, sedih sekali rasanya tidak bisa memanggil mereka lalu menghampiri untuk si peluk
"Agat-" ucapan Agatha terhenti, air matanya luruh membahasi pipi tirus nya
"A-Alya mau pergi" ujar gadis itu pelan, ia hanya bisa berdiri tak jauh dari rumah itu, menatap kegiatan orang tua nya dari sini
Agatha yang awalnya tidak punya keberanian pergi dari rumah, dengan penuh tekad dan tujuan ingin berpamitan pada keluarga nya memutuskan untuk pergi keluar rumah
Tentu tidak sendirian, Agatha pergi di antar oleh supir dan pembantu rumah nya, dan dua orang itu berdiri tepat di belakang gadis itu
Sempat heran dengan apa yang di lakukan nona nya disini
"Nona.." wanita yang umurnya lebih tua itu khawatir saat melihat Agatha menangis, ia fikir trauma Nona nya ini muncul
"Gak papa bi" jawab Agatha dengan suara parau, tidak peduli jika sopir dan pembantu keluarga nya ini akan mengadu pada sang papah nantinya
Saat ini, Agatha benar benar merasakan sesak si dadanya, seperti banyak benda tajam menghujam hatinya, sakit sekalii
Kedua tangan gadis itu terkepal, ia menundukan kepala nya dengan isak tangis yang semakin menjadi
Kenapa? kenapa di saat saat seperti ini Agatha tidak bisa memeluk mereka, bahkan hanya mengucapkan sepatah kata perpisahan sekalipun
"Kamu" Agatha mendongak mendengar panggilan seseorang
"Kak Ayu.." gumam Agatha, mendapati seorang gadis cantik yang wajah nya lumayan mirip dengan dirinya dahulu
"Yaapun, kamu kenapa nangis?! ada yang sakit?" Agatha segera menghentikan tangis nya, bingung ingin menjawab apa
"Kenapa? ayo kerumah saya, biar saya cek kondisi kamu" Ayu menarik tangan Agatha namun segera di hentikan gadis itu
"Al- bukan, Agatha cuma mau pamit" Ayu mengerutkan dahinya
"Memang kamu mau kemana?"
"Milan, Agatha mau ke Milan" Ayu tersenyum kecil, masih bingung mendengar jawaban dari gadis yang lebih muda darinya itu
"Yasudah, kamu hati hati ya disana,tapi kenapa kamu harus jauh jauh ke sini? saya bukan siapa siapa kamu" ujar Ayu, Agatha menggelengkan kepala pelan
"Mba Ayu penyelamat saya, maksudnya setelah semua arahan dan saran, tubuh saja jadi terasa lebih ringan, dan gejala seperti sesak di dada sudah tidak ada" Astaga mencoba untuk menjelaskan
"Jadi... j-jadi disini saya mau berterima kasih, saya juga mau pamit" rasa sedih kembali menjalar di dalam relung hati Agatha
"Sampaikan juga ke ma-" ucapan Agatha terhenti sesaat, lalu gadis itu tersenyum miris
"Sampaikan juga ke Om sama Tante" Ayu tersenyum, ia mengambil sesuatu dadi dalam tas nya
"Ini, cantik nya jadi hilang kalau muka kamu penuh air mata gitu" pecah sudah, Agatha termenung menatap selembar sapu tangan berwarna kuning muatard dengan sualaman bunga mata hari kecil di ujung, bunga kesukaan nya
Dan sapu tangan itu... sapu tangan miliknya, milik Alya..
Dengan tangan bergetar Agatha meraih sapu tangan dari Ayu
"Itu sapu tangan adik saya, dia suka banget sama bunga matahari, saya kasih sapu tangan itu buat kamu, entah siapa kamu saya memang gak tau, tapi... entah kenapa kehadiran kamu bisa ngilangin rasa rindu saya ke Alya, di ambil ya sapu tangan nya"
Tangis Agatha kembali pecah, selama ini... selama ini ia pikir Ayu tidak pernah peduli padanya, Ayu selalu sibuk dengan pekerjaan nya sampai Agatha tidak bisa merasakan sosok seorang Kakak
Dan ia yang selalu merasa marah dan kesal saat Ayah mereka mulai membandingkan Ayu dengan Alya, mereka jelas perempuan yang berbeda
Agatha tidak pernah menyangka Ayu akan menyimpan sapu tangan miliknya, sapu tangan sebagai kado ulang taun dari Ayu sendiri, walaupun tidak memberikan nya secara langsung, saat itu Agatha benar benar sudah bahagia
Walaupun hanya selembar sapu tangan kain biasa, tapi benda itu benar benar memiliki arti yang berharga
"Makasih..makasih mba" Agatha memeluk Ayu, membuat perempuan itu kaget dengan pelukan tiba tiba itu
Namun tak lama, entah kenapa tangan nya mulai mengelus dan menepuk pelan punggung Agatha, seolah memberi semangat dan mengatakan, semua akan baik baik saja
..................................
Agatha tersenyum memandang awan di luar jendela pesawat, lalu dirinya menatap sapu tangan berwarna
mustrad di tangan nyaBenda ini akan menjadi prantara jika Agatha merindukan keluarganya
Keluarga Alya
END
AKHIRNYAAAAAAAAAAAAA
Dengan ini, Agatha or Alya di nyatakan selesaiii
Author mau ngucapin makasih banyak banyak banyak ke kalian semua yang udah sabar nunggu up author yang sangat amat lama, dan mungkin membatin karna ketikan author yang garing, gak nyambung, banyak typo dan istilah istilah yang masih ngawur
Makasih untuk kalian yang mau ngasih tau author kalau ada kesalahan, walaupun masih belum bisa author revisi tapi perlahan lahan Agatha or Alya akan author revisi
Makasih yang udah selalu support Author! Tanpa kalian cerita ini mungkin gaakan lanjut sampai part 67 gini😭😭😭
First time, dari semua cerita bahan gabut author, baru pertama kali di ketik sampai selesai, dan punya banyak peminat
Yup first time! Author awalnya sama sekali gaada niatan di pub, kalau aja bukan karna di paksa teman Author😭😭
Jadii mohon maaf dan maklum kalau banyak salah kata, salah penulisan or dll, Author ini sebenernya masih bocil amatir😔😔😔
Byeee guysss see you di next story yang masih dalam masa penulisan!!!
LOVE YOUUU ALLLL
KAMU SEDANG MEMBACA
Agatha Or Alya
De TodoAlya, vokalis kebanggan SMA 07 jakarta yang punya mimpi besar namun sangat bertolak belakang dengan keluarga, sang papah yang seorang jendral TNI angkatan darat sangat membenci mimpi alya Agatha, si anak kaya raya yang hidupnya hanya stuck di satu p...