7

5.3K 181 0
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu Yola akhirnya datang. Tepat hari ini Arga akan menjemputnya.

Saat ini Yola sudah siap dengan gamis warna hitam dan hijab warna coksu. Terlihat sederhana memang, tapi itulah yang membuat Arga jatuh cinta.

Sambil menunggu kedatangan Arga, Yola berbincang-bincang ringan dengan Dira dan orang tuanya.

Di lain tempat. Arga dan kedua orangtuanya sedang berada dijalan menuju rumah Yola.
Abang Arga yang namanya Alan tak ikut karna Lisa istrinya sedang hamil muda. Alan tak mau jika nanti kandungan istrinya kenapa-kenapa dan ayah bunda juga tak mempersalahkan itu.

Arga terlihat lebih tampan berkali-kali lipat, karna Arga memakai jas hitam dan kaos putih didalamnya.

Kurang lebih 4 jam perjalanan Arga ke tempat gadis nya. Dan tepat jam 10 Arga sudah sampai di depan rumah Dira, bangunan kecil belum ber cat itu sangat terlihat sederhana. Sedikit info rumah Yola dulu hanyalah sebuah gubuk jadi saat ada longsor pasti rumah Yola ikut roboh.

Ayah Kenzie, bunda Vellyn dan Arga memasuki rumah tersebut.

"Assalamu'alaikum" ucap mereka.

Tak lama ada seorang pria paruh baya yang diketahui bapaknya Dira.

"Wa'alaikumsalam" jawab pak Tama tersebut

"Silahkan masuk pak, bu, mas dokter" lanjut pak Tama.

Ayah dan bunda duduk berhadapan dengan orang tua Dira. Dan Arga duduk berhadapan langsung dengan Yola yang disampingnya terdapat Dira.

"Monggo diminum dulu pak, bu, mas. Habis perjalanan jauh pasti haus" ucap bu Yanti, ibu Dira.

"Iya mbak terimakasih" ucap bunda Vellyn tersenyum. Mereka mulai menyesap teh hangat itu.

"Begini pak, bu kedatangan saya kesini karna mau mengantar anak saya yang mempunyai tujuan dengan Yola" ucap ayah Kenzie.

"Iya pak"

"Pak, bu kedatangan saya  dan keluarga kesini mau  menepati janji saya untuk melamar Yola" ucap Arga to the point.

Pak Tama tersenyum dan melihat ke arah Yola.

"Nduk ayo dijawab" ucap pak Tama.

Yola mengangguk mantap "Aku menerima lamaran dokter" ucapnya tersenyum.

"Alhamdulillah" ucap mereka serempak.

"Maaf pak sesuai perjanjian saya dengan Yola kemaren, saya mau mengadakan acara pernikahan di tempat saya, dan acara itu besok pagi"

"Iya dok, kalau itu sudah menjadi keputusan kalian ya gapapa"

"Boleh saya membawa Yola sekarang pak, bu?"

Bu Yanti sebenarnya sedih kalau Yola harus meninggalkan keluarganya, apalagi Dira yang dari kecil sudah berteman akrab dengan Yola. Tapi ia tak memiliki hak untuk melarang itu. Toh dokter Arga juga kelihatan tulus dengan Yola, jadi ia tak perlu khawatir, Yola pasti bahagia bersama suamianya.

"Boleh dok" jawab pak Tama.

Yola menatap Dira yang disampingnya, sahabat yang dianggap saudaranya kini sedang menangis dalam diam, mungkin berat bagi Dira untuk berjauhan dengan Yola.

Yola memeluk Dira erat sambil membisikkan sesuatu.

"Aku janji, aku akan selalu jengukin kamu disini" bisik Yola mengelus punggung Dira.

"Jangan lupain aku, La" lirih Yola.

Yola menggeleng "Enggak akan, nanti kalau aku udah punya handphone aku akan selalu mengabari kamu"

"Janji?"

"Janji" Yola tersenyum.

Beralih ia menatap Bu Yanti, lalu ia memeluknya bagaikan ibu kandungnya. Dan terakhir Yola mengambil tas ranselnya yang didalamnya berisi sedikit baju.

Yola menatap Dira lama sampai akhirnya kembali memeluknya.

Yola ikut menangis melihat Dira yang tak henti-hentinya menangis melihat kepergiannya.

"Kalau bisa sering-sering kesini ya" lirih Dira.

"Iya Dira, nanti aku akan dateng bareng suamiku"

Yola menatap bu Yanti "Bu terimakasih atas bantuan ibu selama ini ya. Maafin Yola kalau Yola merepotkan"

"Iya nduk, kamu harus bahagia disana ya" Yola mengangguk.

Lalu Yola menyalimi tangan bu Yanti dan pak Tama. Diikuti Arga dan orang tuanya.

"Kami permisi ya pak" ucap ayah Kenzie.

"Iya, tolong jaga Yola dengan baik" ucap pak Tama menatap keluarga Arga bergantian.

"Pasti pak" ucap ayah Kenzie.

"Sekali lagi terimakasih pak" pak Tama mengangguk.

"Kami permisi assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Dira melambaikan tangan saat melihat Yola sudah duduk didalam mobil.

Yola juga membalas lambaian itu dengan tersenyum.

"Yola, dari umurnya yang masih 10 tahun sudah ditinggal pergi dengan bapak, ibu, dan adekmu. Setelah kepergian orangtua dan adekmu, kakakmu tak pernah lagi menjengukku kesini, bahkan kamu juga dianggap tak ada oleh keluarga besarmu. Semoga kamu bahagia hidup disana bersama suami kamu, Yola" batin Dira melihat mobil yang ditumpangi Yola melaju kian menjauh.

JODOHKU GADIS DESA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang