Saat ini Arga sudah bersiap dengan pakaiannya yang rapi, ia mulai memasuki mobilnya dan membaca basmallah lalu ngengg....
Dilain sisi tempatnya dirumah Dira tengah ramai, ada Yola, Dira, orang tua Dira, dan juga Adam.
Mereka sedang menunggu kedatangan Arga untuk menjemput Yola. Kalau ditanya bagaimana perasaan Adam?. Adam sudah iklhas dengan status Yola sekarang, dan ia menganggap Yola seperti adiknya sama juga dengan ia menganggap Dira.
"Kira-kira suami mu kapan sampenya La?" Tanya Adam.
"Paling nanti sekitar jam 4 kak" balas Yola diangguki Adam.
"Lah koe kapan rabine Dam?" Gurau Yanti.
(Lah kamu kapan nikahnya Dam?)"Kapan-kapan aja" ucap Adam sedikit terkekeh.
"Kapan? Selak kedisik an Dira loh" ucap bu Yanti melirik anaknya.
(Kapan? Keburu keduluan Dira loh)"Nanti kalau udah ada calonnya" ucap Adam.
Ya seperti itulah obrolan diantara mereka. Sampai tiba-tiba ada anak perempuan dengan gamis+hijabnya juga menggendong tas kecil dipundaknya, masuk ke kerumah Dira.
"Assalamu'alaikum" ucap Ainun diambang pintu.
"Wa'alaikumsalam" jawab mereka serempak.
"Ono opo nduk?" Tanya bu Yanti.
"Nusul mas Adam buk, ameh tak kon ngeterno Ainun sekolah" balas Ainun dengan suara lembut.
(Nyusul mas Adam buk, mau tak suruh anterin Ainun sekolah)"Nggeh mpun, Adam pamit nggeh pak buk" ucap Adam menyalimi tangan orang tua Dira dan dibalas sennyumah hangat oleh mereka.
"Yola, boleh minta nomer kamu?" Tanya Adam menatap Yola.
"Emm....boleh" ucap Yola, lalu ia menerima uluran hp nya Adam dan menulis nomernya di kontak hp Adam.
"Makasih ya La. Nanti kalau pulang hati-hati dijalan ya" ucap Adam tersenyum.
"Iya kak" ucap Yola tersenyum.
Selepas kepergian Adam dan Ainun, mereka melanjutkan sholat Ashar berjamaah, setelah selesai mereka kembali ngobrol di teras rumah.
Hingga ada mobil yang berhenti didepan rumah Dira, ya siapa lagi kalau bukan Arga.
Arga turun dari mobil menenteng plastik besar berisi sembako untuk orang tuanya Dira.
"Assalamu'alaikum" ucap Arga menyalimi tangan orang tua Dira.
"Wa'alaikumsalam" ucap mereka serempak.
Arga beralih menatap istrinya dengan senyuman lebar dan sedikit merentangkan tangannya.
"Sayang" ucap Adam tanpa suara hanya gerakan bibir yang mampu dipahami Yola.
"Mas Arga" Yola memeluk Arga erat dan Arga mengecup lama kening Yola.
Sekitar 15 menit mereka berpelukan, dari yang tadi orang tuanya Dira termasuk Dira juga yang ikut berdiri menyambut Arga, kini kembali duduk dan saling melempar senyum saat melihat pasutri itu.
"Ekhem" dehem Dira keras menyadarkan mereka yang sedang berpelukan.
"Eh astaghfirullah maaf ya pak, buk" ucap Arga kikuk dan ikut duduk diantara mereka.
"Ini ada sedikit oleh-oleh dari tempat saya buat keluarga bapak" ucap Arga mengulurkan plastik besar.
"Ya Allah nggak usah repot-repot nak" ucap bapak Dira.
"Nggak papa, tolong diterima ya pak"
"Makasih ya nak" ucap bapak mengelus pundak Arga dan dibalas senyuman oleh Arga.
"Mau makan dulu nak? pasti laper habis perjalanan jauh" ucap bu Yanti.
"Enggak bu, tadi Arga sudah beli makan di pertengahan jalan kok" tolak Arga dengan lembut.
"Beneran?" Tanya bapak memegang paha Arga.
"Iya pak bener kok, bapak sama ibu tenang aja" ucap Arga tersenyum.
"Yaudah kalau gitu. Kalian pulangnya besok aja gimana, masa baru nyampe langsung pulang lagi" ucap bu Yanti.
"Kita mau pulang sekarang aja bu, biar nanti nyampe sananya nggak kemaleman" ucap Arga sambil mengelus punggung tangan Yola.
"Nanti kapan-kapan Arga sama Yola kesini lagi, iya kan sayang" ucap Arga menatap Yola.
"Iya, nanti pasti kan Yola kangen sama kalian, jadi ya pasti kesini terus"
"Yaudah pak, buk. Terimakasih ya udah jagain Yola selama Arga nggak ada. Ini Arga ada sedikit rezeki buat kalian" ucap Arga memberikan amplop coklat yang berisi uang 5 juta.
"Nak, jangan terlalu banyak, ibuk malah takut nerimanya" ucap bu Yanti menahan tangannya yang digenggam Arga.
"Nggak usah takut buk, nggak bakal ada yang marahin kok" ucap Arga tersenyum yakin.
"Jangan nak, jangan banyak-banyak. Nanti kalau orang tuanya nak Arga marah gimana?"
"Ya Allah pak, buk. Sebagian uang disini ada yang dari orang tua Arga, dan katanya suruh ngasih ke keluarga bapak. Jadi bapak sama ibuk jangan takut ya, tolong terima"
"Iya pak, buk. Terima aja, ini Yola tambahin sedikit" ucap Yola ikut mengulurkan beberapa lembar uang.
"Itung-itung ini buat balasan kebaikan yang bapak, ibuk, dan Dira lakukan saat Yola masih ada disini. Malahan Yola mau minta maaf karna baru bisa bales jasa kalian yang udah ngerawat Yola dari Yola masih kecil sampai sekarang Yola bertemu dengan jodohnya Yola" ucap Yola membuat suasana menjadi haru. Dan berakhir Arga berpelukan dengan bapaknya Dira, Yola berpelukan dengan Bu Yanti, juga Dira.
"Haduhh malah jadi mewek" ucap bu Yanti mencairkan suasana.
"Diterima semua ya pak, bu, Dira?" ucap Arga.
"Iya nak, kami terima, sekali lagi terimakasih banyak ya, kami selalu mendoakan yang terbaik buat rumah tangga kalian" ucap bapak.
"Iya pak. Yaudah kalau gitu Arga sama Yola pamit dulu ya" ucap Arga menyalimi tangan orang tua Dira diikuti Yola dibelakangnya. Yola berpelukan sejenak dengan Dira.
"Assalamu'alaikum" ucap Arga dan Yola.
"Wa'alaikumsalam hati-hati dijalan ya" Arga dan Yola tersenyum dan mengangguk lalu berjalan ke arah mobilnya.
Sedikit Yola melambaikan tangan buat mereka sebelum akhirnya pergi dari desa Laskar. Nama desanya bener nggak sih, lupa aku.
Diperjalan Yola terus bergelayut manja di lengan kiri Arga.
"Kangen sama mas" ucap Yola manja.
"Mas juga kangen sama bidadarinya mas ini" ucap Arga mengecup kening Yola.
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOHKU GADIS DESA [END]
Fiction généraleYola cellyna Axyra, gadis desa yang hidup sebatang kara. keluarga besarnya enggan untuk menganggap Yola ada, hanya karna Yola miskin. Yola mempunyai kulit sawo matang, tapi bagi orang yang mencintainya Yola bagaikan princess cantik dari sebuah kera...