5

6K 190 1
                                    

"Aku jelek, miskin, yatim piatu, aku juga berasal dari keluarga yang tak jelas dan tak berada, beda sekali dengan dokter"

Yola dan Arga sama-sama diam, merangkai serangkaian kata yang siap dikeluarkan.

"Yola, saya melihat mu bukan dari mata tapi dari hati, kamu itu cantik Yola. Dan saya nggak peduli kalau kamu miskin, emang miskin itu kesalahan terbesar? Bagi saya miskin ataupun kaya itu sama aja. Dan soal kamu yatim piatu, saya juga tak mempersalahkan itu, saya akan mencintaimu dan menyayangimu sepenuh hati saya" Arga menatap dalam netra Yola.

Yola terdiam sejenak memikirkan sesuatu, ia tak boleh termakan dengan omongan manis dokter disampingnya ini.

"Aku cuma lulusan SD dok, bukan sarjana seperti dokter" ucap Yola.

"Yola, mau kamu lulusan SD, SMP, SMA, atau bahkan tak pernah sekolah sama sekalipun, saya tetap mencintaimu"

Yola diam, ia sudah kehabisan kata-kata untuk menjawab Arga.

"Nama panjang kamu siapa Yola?"

"Yola Cellyna Axyra"

"Yola Cellyna Axyra, tolong dengarkan apa tujuan saya berbicara seperti ini denganmu. Saya mencintaimu Yola, kamu adalah orang yang saya cintai setelah bunda saya. Maksud saya menyatakan perasaan saya ini, bukan karna saya ingin mengajak mu berpacaran" Arga berbicara sangat lembut sambil terus menatap netra Yola.

"Tapi saya ingin mengajak mu menikah. Saya ingin menikah sekali seumur hidup dengan orang yang saya cintai yaitu kamu, Yola Cellyna Axyra"

Yola tentu sangat terkejut dengan apa yang didengarnya. Jantungnya berdetak cepat tak seirama, badannya mendadak kaku dan gugup. Bahkan saat ini Yola tak berani menatap Arga.

"Saya tau kamu pasti belum terlalu mengenal saya, dan pastinya belum mencintai saya" Arga tersenyum tipis melihat gadisnya eh gadis disampingnya menunduk.

"Saya pastikan suatu saat nanti saat kamu sudah menjadi milik saya, pasti kamu sudah mencintai saya dengan seiring berjalannya waktu" lanjut Arga.

"Apakah dokter tidak main-main dengan ucapan dokter tadi?"

"Tidak. Saya berbicara ini serius, sangat serius Yola. Maka dari itu Menikahlah dengan saya"

"Emm...maaf tapi aku nggak bisa menikah dengan dokter" ucap Yola.

"Kenapa Yola? Apakah kamu merasa jelek, miskin, dan hanya lulusan SD makanya kamu nggak mau, begitu?" Lirih Arga.

Yola mengangguk lemah.

"Yola saya tidak memandang itu semua darimu, saya hanya memandang hatimu. Saya juga nggak perduli dengan itu semua sama sekali nggak perduli" tekan Arga di akhir kata.

"Aku pikir-pikir dulu dok"

Arga mengangguk "Nanti malam saya temui kamu lagi"

"Jangan nanti malam, besok aja"

"Hm oke kalau itu mau kamu. Tapi besok harus janji ngasih jawaban yang jujur, jujur apa kata hatimu saja, saya nggak memaksamu Yola" Arga bangkit dan berdiri sebentar.

"Dan saya minta sama kamu, nanti malem sholat istikharah-lah, karna itu bisa membantumu untuk mendapatkan jawaban" Yola mengangguk.

"Saya pergi dulu" ucap Arga.

"Iya dok" jawab Yola.

Setelah kepergian Arga, Yola menitihkan air matanya. Yola mengakui kalau dokter Arga sangat tampan, baik, dan sepertinya orang yang sholeh. Tapi ia takut kalau nanti ia tak diperlakukan layaknya manusia oleh keluarga Arga nanti, seperti sepupu, tante, om, bude, pak de, dan semua orang yang masih memiliki hubungan keluarga dengannya, enggan untuk menganggap Yola ada. Yola sangat diasingkan. Yang memperlakukan Yola dengan baik hanya Dira dan orang tua Dira saja.

Dilain sisi ditempat Arga yang saat ini sedang bersanda gurau dengan temannya. Arga dibuat bahan godaan oleh temannya, ini semua ulah Ivan yang sempat mempergoki dirinya saat sedang mengobrol dengan Yola.

"Emang dia lagi ngobrolin apa sih dok?" Tanya Tasya kepo.

"Kayaknya tuh tentang ni-" mulut Ivan dibungkam dengan tangan besar Arga.

"Diem" tegas Arga sambil melotot.

"Pokoknya tentang itu" ucap Ivan menyengir.

"Itu apaan, ambigu banget" ucap Sean.

Arga tak peduli dengan obrolan teman-temannya. Saat ini ia sedang chating-an ayah dan bundanya membahas tentang Yola dan niat baiknya.

Arga tersenyum simpul melihat reaksi Keuda orang tuanya.

"Dok" panggil Sean menepuk pundak Arga.

"Eh kenapa?" Tanya Arga terkejut.

"Makanya nggak usah main hp terus, kaget kan lo" sahut Ivan heboh.

"Gue timpuk usus besar lo ya" ucap Arga menatap tajam kearah Ivan.

"Kalian nggak jelas" sahut Tasya.

"Biasa kalau udah ngobrol berdua ya begitu" sahut Aliya.

"Udah-udah ayo kita sholat dzuhur dulu habis itu makan siang" ucap Sean.

"Heh Ivan Alexander lo nggak usah ikut kita makan, lebih baik sehabis sholat lo dzikir aja sampe sore" ucap Arga berjalan dibelakang Ivan tapi sejejer dengan Sean, sedangkan Aliya dan Tasya dibelakang Arga.

"Biar apa?" Ucap Ivan membalikkan badannya.

"Biar dosa-dosa lo diampuni Allah" ucap Arga.

"Dokter Aliya, pinjem tasbih digitalnya dong" ucap Ivan menatap Aliya.

Aliya segera melepas tasbih digital dari jari telunjuknya, lalu dikasih ke Ivan.

"Nih liat Arga calon SUAMINYA Yola" ucap Ivan mendekatkan jari telunjuknya yang terdapat tasbih digital di depan wajah Arga.

Hampir saja Arga menjambak rambut Ivan tapi dengan cepat ditahan Sean.

VOMEN✨✨

JODOHKU GADIS DESA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang