8

5.4K 184 1
                                    

Selama diperjalanan Yola selalu dibuat tersenyum dengan calon ibu mertuanya. bunda Vellyn memang ramah dan humoris jadi tak heran kalau Yola bisa langsung akrab dengan bunda Vellyn.

Tak terasa perjalanan yang ditempuh mereka sudah hampir dua jam. Tapi mereka menunda perjalannya dulu karna sekarang waktunya sholat dzuhur. Mereka akan melakukan sholat dzuhur di masjid dan setelahnya mereka akan makan siang.

Mereka sudah keluar dari masjid. Ayah dan Arga berjalan didepan sedangkan bunda berjalan dibelakang sambil merangkul bahu Yola.

Pikiran buruk kalau Yola akan selalu di remehkan oleh mertuanya kini terhapus, karna Yola merasa calon ibu mertuanya itu menyayanginya dan memperlakukan layaknya menantu dengan baik.

Saat ini mereka sudah sampai di sebuah restoran.

Yola yang memang berasal dari desa memandang bangunan mewah didepannya dengan takjub. Baru kali ini ia bisa masuk ditempat seperti ini. Dulu didesa Yola pernah diajak ke Indomaret dengan Dira itupun hanya ke Indomaret saja. Bahkan sampe sekarang Yola tak pernah merasakan apa itu pasar malam.

"Nak jangan bengong, ayok masuk" ucap bunda menggandeng tangan Yola.

Saat mereka sudah masuk dan mulai duduk, entah kenapa Yola merasa malu melihat sekitar, ia merasa pakaiannya terlalu buluk dan wajahnya yang polos tanpa polesan make up, hingga kulit sawo matangnya tak bisa ditutupi.

Arga yang melihat calon istrinya menunduk terus sambil memegang wajahnya, kini tersenyum dan angkat suara.

"Yola, jangan malu, kamu cantik" Arga berbicara seperti itu karna ia tau apa yang ada didalam hatinya Yola.

Yola mendongak sambil tersenyum.

"Iya nak, Arga bener. Kamu itu cantik dan manis" ucap bunda.

Tak lama makanan mereka datang. Dihadapan Yola kini terdapat banyak makanan.

"Banyak banget, biasanya setiap hari hanya ada makanan tempe sama tahu" batin Yola.

"Dimakan nak" ucap ayah.

Yola mengangguk, ia bingung mau ngambil yang mana. Ini semua terlihat enak dimatanya. Tapi ia ragu untuk mengambilnya.

Arga menyodorkan sebuah daging ke hadapan Yola.

"Makasih" ucap Yola menatap Arga.

"Iya sama-sama. Makan yang banyak biar kenyang" ucapnya tersenyum manis.

Yola mulai menggerakkan tangannya untuk memegang pisau dan garpu, ia mulai memotong daging itu tapi kenapa sangat susah, apa ia yang terlalu norak? Yola melihat bunda disampingnya, melihat bagaimana cara memotong daging ini.

"Kenapa nak?" Bunda sadar saat Yola melihatnya terus.

Yola hanya menggeleng, mau bilang tapi malu.

Arga yang paham dengan gerakan Yola dibuat gemas, andai kalau saat ini Yola sudah menjadi istrinya, ia akan menyuapi Yola saat Yola kesusahan, tapi saat ini belum halal jadinya Arga segera menarik piring itu dan mulai memotong daging dengan ukuran yang kecil-kecil agar muat di mulut Yola.

"Makasih" Arga mengangguk.

***

Sore ini mereka sudah sampai dikediaman ayah Kenzie.

"Biar saya yang bawain tas kamu" ucap Arga membawa tas ransel Yola.

"Assalamu'alaikum" ucap ayah yang lebih dulu masuk lalu diikuti mereka bertiga.

Masya Allah, itu yang di batin Yola saat memasuki rumah megah ini.

"Yola" panggil bunda.

"Iya tante" jawab Yola.

"Jangan tante sayang, sekarang kamu sudah menjadi anak bunda jadi panggilnya bunda ya, sama kalau mau manggil suami bunda ayah ya" bunda mengelus kepala Yola yang tertutup hijab.

"Hehe iya bunda"

"Sekarang kamu kan belum halal sama Arga jadi malem ini tidurnya bareng sama bunda ya"

"Nggak usah bun, bunda tidur sama om eh ayah aja biar Yola tidur di sofa itu" Yola menunjuk salah satu sofa panjang yang ada didepan tv.

"Malem ini ayah mau ngurus gedung buat pernikahan besok nak jadi nggak tidur dirumah" ucap ayah.

"Jadi ngerepotin" lirih Yola tapi masih bisa didengar oleh semuanya.

"Nggak ngerepotin nak, ini emang kemauan ayah sendiri. Ayah merasa seneng jika mengurus acara pernikahan anak dan menantu ayah" ucap ayah mendekati Yola dan mengelus pundak Yola.

"Tuh dengerin apa kata ayah. Jadi gapapa ya tidur sama bunda"

"Iya bun"

Bunda beralih menatap anak bungsunya yang berdiri dibelakangnya.

"Arga bawa tas Yola ke kamar bunda"

"Iya bun" Arga berjalan kelantai dua diikuti bunda dan Yola.

Lagi-lagi mata Yola memandang kamar ini dengan takjub. Begitu luas, rapi, bersih dan banyak foto pernikahan didinding.

"Agak serem ya bagi kamu?" Tanya bunda.

"Enggak kok bun"

"Maklum ayah sukanya warna hitam, jadi kamarnya di desain warna abu bercampur hitam deh" Yola hanya terkekeh kecil.

Dari tadi Arga hanya diam memandangi Yola. Ingin sekali rasanya mengucapkan sayang sambik memeluk tubuh ramping itu.

"Tenang Ar, besok udah halal, jadi bisa dipeluk sepuasnya" batin Arga melihat wajah manis istrinya eh calon istri astaghfirullah.

"Yaudah bun, Arga ke kamar ya, mau mandi"

"Iya Ar"

Saat melewati Yola, ia tersenyum manis kepada Yola, tapi Yola hanya tersenyum tipis.

"Mau mandi dulu nak?"

"Iya bun"

"Itu kamar mandinya di sana ya, bunda mau masak buat makan malam nanti" bunda tersenyum sambil mengelus kepala Yola lalu keluar meninggalkan Yola.

Yola segera mengambil bajunya didalam tas dan membawanya ke kamar mandi.

JODOHKU GADIS DESA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang