Setelah seharian berada dirumah Alan, malam ini ayah dan bunda langsung pulang ke rumah. Tapi Arga tidak, ia ingin membawa Yola ke suatu tempat.
"Mas kita mau kemana?" Tanya Yola menoleh ke Arga.
"Ke restoran habis itu ke suatu tempat" jawab Arga mengelus tangan Yola.
"Iya suatu tempatnya dimana?"
"Nanti cantik bakal tau sendiri"
Didalam mobil diisi obrolan ringan dan tawa.
"Mas berhenti" ucap Yola menepuk-nepuk paha Arga.
Arga segera memperhentikan mobilnya di pinggir jalan.
"Ada apa sayang?" Panik Arga.
"Yola mau telur gulung itu" ucap Yola pelan sambil menunjuk pedagang yang ada dipinggir jalan.
"Huh kirain mas ada apa-apa sayang" Arga menggigit pipi kanan Yola.
"Kalau nggak boleh jangan gigit Yola" lirih Yola.
Arga terkekeh dan mengusap bekas gigitannya.
"Maaf sayang tadi mas terlalu gemes sama cantik jadi kelepasan hehe. Ayo kita beli telur gulungnya" ucap Arga mengecup pipi Yola lalu melepaskan sabuk Yola.
"Mas beli telur gulungnya 20 ribu" ucap Arga kepada penjual.
Penjual itu mengangguk dan segera membuatkan pesanan Arga. Arga menerima pesannya sambil mengulurkan uang.
"Nih cantik" ucap Arga memberikan telur gulungnya dan langsung diterima senang hati oleh Yola.
"Makasih mas" ucap Yola tersenyum manis.
"Sama-sama sayang"
Lalu mereka melanjutkan perjalannya menuju restoran.
Beberapa menit mereka sudah sampai disebuah restoran besar di kota ini.
Mereka mencari tempat duduk yang dipojok karna permintaan Yola, katanya lebih nyaman karna tak terlalu terpampang.
"Mau makan apa cantik?" Tanya Arga membuka buku menu.
"Samain mas aja, tapi Yola mau minum jus alpukat"
Arga memesan makanan yang paling enak dan paling mahal tentunya.
Akhirnya pesanan Arga sudah datang.
"Mas suapin ya sayang" Yola menggeleng kuat.
"Kenapa? Biasanya dirumah juga mas yang suapin"
"Itu kan dirumah mas, lah ini ditempat rame"
"Yaudah deh"
"Mas makannya jangan cepat-cepat dong, Yola baru habis setengah loh ini"
Arga terkekeh. "Mas makannya emang gini sayang. Cantik makannya pelan-pelan aja mas tungguin sampe selesai kok"
Dan benar saja Arga lebih selesai dulu ia menunggu Yola selesai makan sambil mengelus-elus kepala Yola.
Saat sudah selesai mereka keluar dari resto dan melanjutkan acara perjalannya yang kata Arga ke suatu tempat.
Mobil Arga berhenti di sebuah toko handphone terbesar, tercanggih dan tentunya terlengkap dikota ini.
"Mas mau beli handphone?"
"Buat cantik"
Arga menggandeng tangan Yola untuk masuk kedalam.
Mata Yola berbinar melihat banyaknya handphone, laptop dan komputer tertata rapi disini.
Hampir 9 tahun Yola hidup sebatang kara, tapi ia tak mempunyai handphone, pernah memegang handphone tapi ketika Dira meminjaminya.
"Mbak beli handphone yang paling bagus di toko ini" ucap Arga.
Penjual itu mengambil handphone yang berlogo apel dengan berbagai warna.
"Mau yang warna apa cantik?" Tanya Arga sedikit menunduk melihat wajah Yola.
"Warna hitam......eh warna biru muda aja deh"
"Biru atau hitam?"
"Biru"
"Atau merah? Putih? Hitam?" Tanya Arga memastikan.
"Biru mas"
"Mbak yang biru ini satu" penjual itu mengangguk dan membungkus pesanan Arga.
"Mau beli laptop sekalian nggak sayang?"
"Nggak usah mas"
"Beneran? Nggak mau komputer?"
Yola terkekeh. "Handphone aja udah cukup mas"
"Yaudah deh"
Arga beralih menatap penjual itu. "Berapa mbak?"
"Ini iPhone 14 pro max harganya 22.999 ribu"
Arga mengeluarkan kartu hitam atau yang sering disebut black card.
"Hah?" Gumam Yola tercengang mendengar harga handphone nya.
Setelah selesai membayar Arga memasukkan kembali black card nya, lalu menatap mata Yola terbelalak melihat handphone digenggamnya.
"Hey sayang, jangan bengong. Nih buat cantiknya mas" ucap Arga menyodorkan paper bag yang berisi handphone itu.
Yola menerimanya dengan hati-hati lalu menggenggam paper bag nya dengan kuat, takut jatuh kan sayang ini mahal sekali woyy.
Sampai di dalam mobil Yola memutar-mutar paper bag nya.
"Mas tadi Yola kaget loh waktu denger harganya"
Arga terkekeh dan mengelus kepala Yola.
"Dipakai ya biar Yola-nya mas bisa telfonan sama Dira"
"Makasih banyak ya mas"
"Iya cantik"
Sampai dirumah Arga mengotak-atik handphone baru Yola, setelah selesai mengisi kartu dll ia menyerahkan ke Yola.
"Nih sayang, tinggal nulis nomernya Dira"
"Yola nggak hapal mas, tapi nanti Yola cari dari sosmednya Dira"
"Mas mau ganti baju dulu ya" Yola mengangguk.
Arga mengganti baju bukan di dalam kamar mandi tapi didepan lemari dan letak lemarinya sangat lumayan dekat dengan kasur. Arga melirik Yola yang duduk bersandar di kasur. Tak apalah kalau istrinya melihatnya toh sudah menjadi suami istri kan? Ya walaupun sampai saat ini Yola belum memberikan haknya, tapi tak apa Arga akan selalu menunggu Yola siap.
Yola mengotak-atik handphone nya, ia mencari nama Instragram nya Dira dan yah akhirnya ketemu tak menunggu waktu lama Yola di follback Dira. Ia segera nge-dm Dira untuk meminta nomer WhatsApp nya agar lebih mudah. Setelah dapet nomernya Dira, ia segera menyimpan di WhatsApp dan langsul menelpon Dira. Huh rindu Yola sudah bisa terbalaskan saat ini.
VOTE AND KOMEN😉
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOHKU GADIS DESA [END]
قصص عامةYola cellyna Axyra, gadis desa yang hidup sebatang kara. keluarga besarnya enggan untuk menganggap Yola ada, hanya karna Yola miskin. Yola mempunyai kulit sawo matang, tapi bagi orang yang mencintainya Yola bagaikan princess cantik dari sebuah kera...