Yola berdiri disamping Arga, ia mematung melihat penjual ini. Ia memeluk lengan Arga erat dengan mata yang berkaca-kaca.
"Kakak" lirih Yola sangat pelan nyaris tak terdengar.
"Apa sayang? Mas nggak denger" ucap Arga mendekatkan telinganya di wajah Yola.
"Kakak" lirih Yola lagi dengan pandangan tertuju ke penjual rujak.
"Sayangku manggil mas?" tanya Arga lagi.
Yola tak menjawab pertanyaan Arga, ia melepaskan pelan rangkulan tangannya dari lengan Arga, lalu mendekati sosok lelaki itu.
"Kak Al" panggil Yola.
Abang penjual rujak yang sedang sibuk memotong buah, menghentikan kegiatannya lalu menatap perempuan disampingnya yang sepertinya mengajaknya berbicara.
Deg!
"Adikku?"
"Kakak, ini Yola kak" ucap Yola dengan air mata yang mengalir.
"Ada apa sayang?" tanya Arga mendekati Yola sambil memegang kedua pundak Yola dari belakang.
"Dek Ala?" lirih sosok lelaki itu yang diketahui namanya Al.
"Iya kak ini adek Ala, adik kak Alvan" ucap Yola sesenggukan. Arga semakin khawatir dengan istrinya, saat ia ingin mendekap Yola ada tangan yang lebih dulu mengusap pundak Yola.
Ditengah-tengah kebingungannya dan kecemburuannya, Arga masih bisa berpositif thinking, karna kalimat yang keluar dari Yola.
"Ya Allah dek" lirih Alvan menangis sambil mendekap erat adek kandungnya. Adek yang dulu pernah ia tinggalkan saat masa-masa rapuhnya. Ia lepas tanggung jawab sebagai kakak yang menafkahi adeknya. Kini Alvan merasa sangat bersalah dengan Yola.
"Kangen kakak hiks" ucap Yola memeluk Alvan erat walau terhalang perut besarnya.
"Maaf" lirih Alvan mengecup kepala Yola.
Arga hanya diam melihat interaksi kakak adek yang bertemu kembali setelah berpisah bertahun-tahun.
Dirasa tangisan Yola sudah mereda, Alvan perlahan melepaskan pelukannya.
Alvan tersenyum kearah Yola, ia mengecup kening Yola, dan beralih menatap pria yang berdiri dibelakang Yola.
"Duduk dulu disitu yuk" ajak Alvan diangguki Arga dan Yola.
"Suami kamu dek?" lanjut Alvan menatap Arga dan Yola bergantian.
"Iya kak. Kenalin ini suami Yola, mas Arga, dan ini calon anaknya Ala" ucap Yola tersenyum sambil memegang lengan Arga dan mengelus perut besarnya.
"Salam kenal bang Al" ucap Arga tersenyum sambil mengulurkan tangannya bermaksud bersalaman.
"Salam kenal juga dek" ucap Alvan menerima uluran tangan Arga.
"Panggil nama aja bang, jangan adek" ucap Arga merasa geli.
"Iya Ar" ucap Alvan tersenyum.
"Emm kak Al rujak Yola mana?" ucap Yola mencari topik dengan kakaknya.
"Eh iya dek, bentar lagi selesai, kakak lanjutin dulu ya" ucap Alvan melanjutkan kegiatannya.
"Gimana kalau nanti kak Al ikut pulang bareng kita, nanti main bareng dirumah" ucap Yola menatap Alvan.
"Kakak sebenarnya juga pengen banget main bareng terus cerita-cerita sama Ala, tapi kalau sekarang kakak nggak bisa dek" ucap Alvan sembari membungkus rujak adeknya.
"Kenapa? Kakak nggak kangen sama Ala?" tanya Yola sedih. Arga mengusap punggung istrinya lembut.
"Bukan gitu dek, kakak masih ngerasa bersalah karna dulu ninggalin dek Ala sendirian, dan kakak....malu sama suami Ala"
Arga dan Yola saling bertatapan sampai akhirnya tersenyum dan menatap Alvan.
"Nggak usah malu bang. Arga juga sama-sama manusia biasa kok seperti abang" ucap Arga menepuk pundak kakak iparnya.
"Kak Al jangan sedih, Ala udah lupain yang dulu kok, dan sekarang Ala seneng bangettt bisa ketemu kak Al!" ucap Yola tersenyum lebar sambil mengelus punggung tangan kakaknya.
"Ayo kak main kerumahnya Ala"
"Kakak nggak bisa sekarang, tapi kalau nanti malem kakak bisa" ucap Alvan mengelus kepala Yola.
"Yahh" ucap Yola lesu.
"Kakak janji, nanti malem kakak datang kerumah kalian. Kak Al minta alamat rumah kalian ya"
"Ini bang" ucap Arga menyerahkan kertas yang berisikan alamat rumah dan nomor teleponnya.
"Makasih ya" ucapnya menatap Arga. "Kakak janji dek, beneran janji kakak akan datang" ucap Alvan menatap Yola.
"Janji?" ucap Yola menyodorkan jari kelingkingnya dan dibalas Alvan.
"Yaudah Ala pulang dulu ya kak, Ala tunggu kak Al dateng" ucap Yola mengecup punggung tangan Alvan.
"Ini uangnya bang" Arga menyodorkan yang berwarna merah untuk membayar rujaknya.
"Gratiss buat kalian" ucap Alvan tersenyum.
"Tapi kan abang jualan" keukeh Arga dengan tangan yang masih terulur.
"Nggak papa, masa keluarga sendiri yang makan harus beli" ucap Alvan sedikit takut mengucapkan keluarga, takut kalau Arga tak mau menerima dia karna dia dulu lah yang menelantarkan Yola.
"Yaudah makasih ya bang. Sering-sering main kerumah ya, kan udah jadi keluarga" ucap Arga memeluk Alvan.
"Iya pasti Ar"
"Kak Al, peluk Ala" ucap Yola merentangkan tangannya yang disambut senang hati oleh Alvan.
"Udah jangan nangis lagi" ucap Alvan lembut saat mengetahui mata Yola berkaca-kaca.
"Ala nangis lagi kalau nanti malam kak Al ingkar janji"
"Nggak akan" ucap Alvan tersenyum lalu melepaskan pelukannya dan mengecup singkat kepala Yola.
"Kita pamit ya, assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam" ucap Alvan membalas lambaian tangan Yola.
Btw, Ala itu singkatan dari ALvan yolA. Panggilan kesayangan saat mereka masih bersama dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOHKU GADIS DESA [END]
General FictionYola cellyna Axyra, gadis desa yang hidup sebatang kara. keluarga besarnya enggan untuk menganggap Yola ada, hanya karna Yola miskin. Yola mempunyai kulit sawo matang, tapi bagi orang yang mencintainya Yola bagaikan princess cantik dari sebuah kera...