28

3.7K 112 1
                                    

Saat ini Arga dan Yola duduk di depan tv sambil menikmati rujak yang mereka beli.

"Tadi penjualnya mirip kamu sayang" ucap Arga sambil mengusap sudut bibir Yola yang terdapat sambal.

"Cowok atau cewek mas?"

"Cowok sayang. Mirep banget sama kamu"

"Ciri-ciri fisiknya gimana?"

"Ngapain nanyain cowok lain sih" kesal Arga mencubit pipi chubby Yola.

"Lah kan tadi mas yang ngasih tau, Yola juga udah terlanjur penasaran mas" ucap Yola mengusap rahang tegas Arga.

Arga berdecak dengan bibir yang mengerucut, gemas sakali dimata Yola.

Yola terkekeh pelan sambil terus menatap lekat mata teduh Arga yang tersirat kecemburuan.

"Ya udah deh mas kasih tau aja hehe" Arga tertawa pelan lalu mengelus surai rambut Yola.

"Ih nggak jelas" ucap Yola menabok paha Arga.

"Mau nggak?"

"Iyaaa mas"

"Oke sayang, dia itu kulitnya sawo matang, tinggi, rambutnya lurus, bentuk alis, mata, hidung, dan bibir sama persis seperti Yola" jelas Arga.

"Oh" ucap Yola mengangguk paham.

Cup

Arga mengecup kening Yola.
"Oh doang sayang?"

"He'em katanya manusia itu punya tujuh kembaran di dunia mas, dan mungkin itu salah satu dari kembarannya Yola hehe" ucap Yola menduselkan wajahnya diceruk leher Arga.

"Kamar yuk sayang!" ajak Arga menggendong Yola.

"Ngapain? Yola mau nonton tv disini" ucap Yola berpegangan di sofa agar tubuhnya tak dibawa Arga.

Arga berdecak lalu ia kembali duduk tanpa melepaskan gendongannya Yola, jadilah posisi Yola dipangku.

"Sayang" panggil Arga mengelus perut besar Yola.

"Dalem?"

"Kayaknya baby-nya kembar deh, soalnya ini besar banget!" ucap Arga sedikit meringis, takut kalau perut istrinya sobek.

"Hm mungkin aja" jawab Yola singkat. Karna gemas dengan lengan kekar Arga, Yola menggigit-gigit kecil.

Arga tersenyum, tak terlalu sakit gigitan istrinya.

"Kenapa sayang?" tanya Arga mengelus pinggang Yola.

"Ngga papa" ucap Yola melanjutkan acara menggigitnya.

Lama mereka berdiam dengan kegiatan masing-masing.

"Yola pengen punya temen main" lirih Yola menyenderkan kepalanya di dada bidang Arga.

"Dira?"

"Itukan dikampung mas, Yola maunya temen yang ada disini"

"Mas juga bisa jadi temen Yola" ucap Arga mengecup kepala Yola.

"Ayo kita main!" ucap Arga menggendong Yola ke kamar.

"Main apa mas?" tanya Yola bingung.

"Yang itu" ucap Arga tersenyum lebar.

"Apa sih?!"

"Kita sholat isya' dulu ya sayang, habis itu kita main" ucap Arga berjalan cepat dengan Yola yang masih menampilkan raut bingungnya.

****

Kini usia kehamilan Yola sudah memasuki sembilan bulan, tinggal nunggu beberapa hari Yola akan melahirkan.

Arga juga sudah mengambil cuti, berjaga-jaga jika istrinya membutuhkannya.

Saat ini mereka habis membeli barang keperluan bayi.

"Mas nanti kita beli rujak yang waktu itu ya!" ucap Yola menggandeng tangan Arga.

"Iya sayang. Sayang masuk dulu yuk, mas mau naruh barang-barangnya dulu" ucap Arga membukakan pintu mobil sebelah kiri, lalu menuntun Yola duduk dengan nyaman.

Setelah dirasa sudah rapi menata barangnya, Arga masuk kedalam mobil. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah istrinya yang sedang makan telur gulung, mereka beli dipinggir toko keperluan bayi tadi.

"Mas Arga aaaa" ucap Yola menyodorkan satu tusuk telur gulung.

"Emm enak sayang" ucap Arga membersihkan saus disudut bibir Yola dengan ibu jarinya, lalu ia menjilat jari itu.

"Ayo buruan beli rujaknya mas" ucap Yola menutup kedua mata Arga yang sedari tadi menatapnya, kan Yola jadi salting.

"Iya cantik, iya" ucap Arga tersenyum menatap rona merah di pipi Yola.

Saat ini mereka sudah sampai di penjual rujaknya.

"Bang beli rujaknya 2 bungkus ya," ucap Arga.

"Baik mas" ucap abang penjual itu.

Yola berdiri disamping Arga, ia mematung melihat sosok si penjual ini. Ia memeluk lengan Arga erat dengan mata berkaca-kaca.


JODOHKU GADIS DESA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang