Seperti kesepakatan semalam yang dibicarakan Arga dan Yola yaitu pergi ke desa Laskar, menjenguk Dira.
Karna kesananya membutuhkan banyak waktu, mereka pergi jam enam pagi, dan perkiraan sampainya jm 9.
Arga dan Yola tak berhenti mengobrol di dalam mobil, pasti ada aja yang mereka obrolkan dan ketawa kan.
"Sayang, kalau misalnya kita nginep disana dua hari dibolehin nggak ya?" Tanya Arga mengelus tangan kanan Yola.
"Pasti dibolehin mas"
"Ya udah, tinggal nunggu nanti aja ya"
"Emangnya mas izin libur berapa hari?"
"3 hari sayang" ucap Arga mengecup punggung tangan Yola.
"Sayang kalau capek duduk bilang mas ya, nanti kita berhenti bentar buat berdiri-berdiri gitu"
"Iya mas"
***
Setelah menghabiskan waktu beberapa jam, kini Arga dan Yola sudah sampai di desa Laskar.
Mobil yang ditumpangi Arga berhenti tepat dirumah Dira.
"Biar mas aja yang bawa" ucap Arga membawa plastik besar berisikan buah tangan.
Yola menggandeng tangan kiri Arga dengan mesra.
"Assalamu'alaikum" ucap Arga dan Yola.
"Wa'alaikumsalam, ya Allah nduk Yola" ucap bu Yanti, ibunya Dira. Yola tersenyum lalu memeluk bu Yanti.
"Bu" ucap Arga mencium punggung tangan bu Yanti dan dibalas elusan lembut dipundaknya.
"Ayo masuk nak" ucap bu Yanti mempersilahkan. Mereka duduk beralasan tikar.
"Tunggu bentar yo, tak buatkan minum"
"Nggak usah repot-repot bu, ini Yola ada sedikit bawaan buat ibu, bapak dan Dira" ucap Yola menyerahkan buah tangan yang mereka bawa tadi.
"Nggak papa nduk, sekalian tak bawain makanan, pasti capek kan habis perjalanan jauh" ucap bu Yanti tersenyum lalu pergi ke dapur.
"Capek sayang" lirih Arga bersandar dipundak kecil Yola.
Yola membukakan tutup botol aqua. "Minum dulu mas" ucapnya mengelus rambut Arga.
"Yolaaa" teriak Dira dari arah dapur sambil tersenyum lebar dan merentangkan tangan.
"Dira" Yola membalas pelukan Dira, mereka berpelukan cukup lama untuk menyalurkan rasa rindu.
"Dimakan dulu nih makanannya" ucap bu Yanti meletakkan nasi dan lauk pauk didepan mereka.
"Udah dulu La" ucap Dira merenggangkan pelukannya.
"Sayang?" ucap Arga memegang pundak Yola saat melihat Yola menunduk sambil mengusap matanya menggunakan ujung hijabnya, seperti sedang menangis dalam diam.
"Ya mas" ucap Yola mendongak menatap Arga.
"Ayo dimakan, maaf lauknya cuma ada sayur sama sambel" ucap bu Yanti.
"Nggak papa bu, ini udah mantep banget kok" ucap Arga tersenyum.
"Bapak kerja bu?" Tanya Yola disela-sela makannya.
"Iyo nduk" jawab bu Yanti.
Beberapa menit mereka selesai dengan kegiatan makannya, kini diruang tamu hanya ada Dira, Yola, dan Arga.
Dira dan Yola saling mengungkapkan cerita sambil bercanda gurau. Arga hanya diam memainkan handphone nya, ia tak mau mengganggu istrinya yang sedang melepas rindu dengan sahabatnya.
Allahu Akbar
Allahu Akbar"Kita sholat dzuhur dimasjid dulu yok" ajak Dira diangguki Yola dan Arga.
Bu Yanti, Dira, Yola, dan Arga bergegas ke musholla terdekat yang ada di desa itu.
Setelah selesai mereka pun pulang, di sepanjang perjalanan tadi Arga dan Yola bergandengan tangan membuat siapapun yang melihatnya akan merasa iri, termasuk Dira.
"Assalamu'alaikum" ucap bu Yanti saat masuk kedalam ruma, diikuti Dira dan Yola.
"Sayang masuk dulu aja, mas mau ngangkat telfon bentar" ucap Arga mengelus kepala Yola, Yola mengangguk menuruti, meninggalkan Arga sendirian di teras rumah Dira.
"Udah selesai mas?" Tanya Yola menatap Arga yang berjalan ke arahnya dan duduk disampingnya.
Arga mengangguk sambil mengelus kepala Yola.
"La kamu udah isi apa belum?" Tanya Dira.
"Isi apa?" Yola menatap Dira dengan kening berkerut.
"Isi ini loh" ucap Dira mengelus perut datarnya.
"Ohh itu" ucap Yola mengangguk mengerti.
"Masih diproses" sahut Arga mengelus punggung Yola.
Dira hanya mengangguk.
"Sayang" bisik Arga ditelinga kanan Yola.
"Dalem mas" jawab Yola tanpa berbisik.
"Tadi mas ditelfon sama pemilik rumah sakit, katanya ada yang bermasalah, dan mas disuruh datang ke sana" ucap Arga berbisik.
"Loh mas?" Ucap Yola ingin protes.
"Semua para dokter harus hadir sayang. Nanti malem acaranya, tapi mas juga nggak tau acara apa katanya penting gitu dan wajib hadir" bisik Arga lagi.
"Gimana ya mas, ini jam satu siang kalau pun pulang masih cukup waktu. Tapi aku masih mau sama Dira" ucap Yola merendahkan suaranya diakhir kalimat.
"Kenapa La?" Tanya Dira.
"Gini Ra, mas Arga ada urusan penting yang mendadak, dan harus pulang saat ini juga, tapi aku masih kangen sama kamu" ucap Yola sesekali melirik suaminya.
"Gini aja, kak Arga pulang duluan sampai urusannya selesai nah kalau sudah selesai kesini lagi buat jemput Yola"
"Nggak mau jauh-jauh sama mas ganteng" lirih Arga memeluk pinggang Arga. Arga tersenyum lalu mengecup kening Yola.
"Dih" gumam Dira mengangkat bahunya geli.
"Kalau gitu ikut pulang aja sana" ucap Dira dengan sorot mata sendu. Yola yang melihat itu langsung berganti memeluk lengan Dira.
"Nggak mau kangen-kangenan sama aku?" Lirih Yola dramatis.
"Mau lah, tapi ya gimana" lirih Dira.
Yola beralih menatap Arga yang sedari tadi diam.
"Jadi gimana mas?"
"Mas harus pulang sayang, jam 8 malem mas udah harus ada disana" ucap Arga dengan nada lembut.
Yola diam sambil memijat pangkal hidungnya, disatu sisi ia masih mau bersama Dira, tapi disisi lain ia ingin ikut suaminya. Takut kalau ditengah jalan suami tampannya tergoda oleh gadis bahenol maupun janda centil.
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOHKU GADIS DESA [END]
Художественная прозаYola cellyna Axyra, gadis desa yang hidup sebatang kara. keluarga besarnya enggan untuk menganggap Yola ada, hanya karna Yola miskin. Yola mempunyai kulit sawo matang, tapi bagi orang yang mencintainya Yola bagaikan princess cantik dari sebuah kera...