12

5.3K 152 0
                                    

Pernikahan Arga dan Yola sudah berjalan satu bulan.

Sampai saat ini belum ada badai yang menerjang rumah tangga mereka.

Katanya Yola, Arga tuh tiap hari bikin kesel, ngeselin, sering menjailinya, tapi lebih sering Arga membuat dirinya tertawa dan pipi merona, terkadang Arga juga sangat manja kepadanya.

Arga sangat memuliakan istrinya.

Sekarang ini mereka sedang bersiap-siap untuk menghadiri acara syukuran empat bulanan kehamilannya Lisa.

"Nanti disana pasti banyak orang ya mas" ucap Yola sambil membenarkan hijab pashminanya.

"Iya sayang" ucap Arga sambil memakai jam tangannya.

"Mas aku mau nanya tentang mbak Lisa boleh nggak" ucap Yola melihat Arga dari cermin.

"Boleh cantik, kalau mas tau mas jawab"

"Kata bunda, bang Alan sama mbak Lisa itu guru ya mas?"

"Iya, bang Alan guru SMA kalau mbak Lisa guru SMP"

"Anak-anaknya bunda sarjana semua" ucap Yola pelan tapi Arga masih bisa mendengarnya.

Arga sudah sangat hapal, pasti istrinya ini sedang insecure dan minder. Jujur Arga benci kalau istrinya merendahkan dirinya sendiri.

Arga membalikkan tubuh Yola menghadapnya. Ia tersenyum hangat sambil menangkup wajah Yola.

"Mas kan udah pernah bilang sama cantik. Bagi mas cantik itu lebih dari mereka-mereka"

"Baginya mas doang" Arga hanya tersenyum lalu mengecup bibir Yola.

"Udah ah ayo berangkat" Yola mengambil tas selempangnya lalu merangkul lengan Arga.

***

Mobil Arga berhenti di teras rumah Alan. Terasnya sudah terisi penuh oleh mobil-mobil.

"Mas rame banget" ucap Yola menatap sekeliling.

"Nggak papa, ayo masuk" ucap Arga menggandeng tangan Yola.

"Yola takut" bisik Yola menatap Arga.

"Nggak ada yang perlu ditakuti sayang. Ada mas yang selalu nemenin cantik" ucap Arga melangkahkan kakinya membuat Yola juga harus mengikuti langkah Arga.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam" jawab wanita paruh baya yang diketahui ibu Lisa yang bernama Lina.

"Ayo masuk Ar" ucap Lina tersenyum ramah kepada Arga tanpa melihat Yola yang sedari tadi ada disamping Arga.

Arga sama Yola manggil ibunya Lisa apa sih? Tante? Bude? Ibu? Atau...ah Tante aja kali ya? Iya.

"Bunda sama ayah mana mas kok nggak keliatan" bisik Yola melihat banyak orang diruang ini.

"Mereka datengnya nanti siang" balas Arga berbisik.

"Yola" panggil Lisa.

"Eh iya mbak"

"Ayo ikut gabung disana" ajak Lisa. Yola menatap orang-orang sekitar, cukup banyak yang menatap dirinya dengan kebencian dan ketidak sukaan.

"Mas" ucap Yola menatap Arga. Arga tau tatapan yang diisyaratkan Yola.

"Nggak papa sayang. Nanti mas mantau cantik dari sana" Arga menunjuk ke segerombolan cowok.

"Mas mau nyamperin bang Alan ya" ucap Arga mengelus kepala Yola dan terakhir mencium kening Yola. Bodoamat jika semua pasang mata tertuju kepadanya.

Yola mengangguk dan Arga melepaskan genggamannya.

"Ayo" ajak Lisa merangkul lengan Yola. Yola duduk disamping Lisa.

Disini juga banyak perempuan yang mungkin sepantaran dirinya dan ada ibu-ibu yang sedang memasak, memotong daging, sayur, bumbu-bumbu, ada juga yang sedang membuat kue.

"Hey" ucap seseorang yang ikut duduk disamping Yola.

"Kamu istrinya bang Arga?" Tanya perempuan itu.

"Iya" jawab Yola singkat"

"Kenalin aku Caca sepupunya bang Arga" ucap Caca menyodorkan tangannya.

Yola menerima uluran tangan Caca sambil tersenyum.

"Yola" ucap Yola.

"Bantuin aku membut adonan kue ya" ucap Caca.

"Iya" Yola dan Caca mulai berkutat dengan adonan donat.

"Caca" panggil wanita paruh baya. Yang diketahui ibunya Caca. Ibunya Caca itu adeknya bunda Vellyn.

"Iya ma, kenapa?" Tanya Caca menatap mama nya.

"Kamu ngapain sama cewek kampung ini Ca?" Ucapnya menatap Yola sinis.

"Aku lagi bikin kue sama kak Yola ma"

"Aduh Ca, jangan. Dia itu dari kampung, kamu nggak lihat tuh kulitnya aja dekil, pasti tangannya kotor dan itu nggak higienis buat kuenya" ucap mama Caca namanya.....siapa ya..oh namanya Dewi.

"Ma jangan bica-"

"Emang bener kok apa yang di omongin mama kamu. Dia itu kampungan dan penampilan juga kayak cewek gelandangan" sahut Lina, ibunya Lisa.

Yola menundukkan kepalanya dalam. Omongan Dewi dan Lina membuat Yola mengingat masa lalu, dimana tante dan sepupunya juga sering menghina, merendahkan, mencaci maki, bahkan tantenya juga tak segan-segan buat memukul atau menampar Yola jika Yola membuat salah sedikitpun maupun tak membuat kesalahan, tantenya itu senang sekali menampar pipinya. Dan saat kejadian itu semua orang tak ada yang membela Yola, semua orang membisu bahkan neneknya Yola juga ikut membisu.

"Caca mending kamu jauh-jauh deh sama cewe murahan ini, jangan deket-deket sama dia nanti kamu ketularan" ucap Dewi ketus.

"Nggak ma, aku mau sama kak yola"

"Caca dengerin apa kata mama. Sekarang kamu menjauh darinya" ucap Dewi menaikkan nada suaranya.

"Eng-" ucapan Caca terpotong kala mamanya menyeret tubuhnya secara paksa.

Dan benar saja semua orang yang melihat kejadian ini membisu seolah-olah Yola baik-baik saja. Arga dan segerombolan cowok-cowok tadi sudah pindah ke belakang rumah karna menyusun alat bakaran, jadinya Arga tak mengetahui apa yang sedang dialami istri tercintanya.

Selepas kepergian Caca dan mamanya, Lina mendekati Yola.

"Cewek kampungan sepertimu nggak pantes berada di keluarga ini" bisik Lina mencengkram lengan Yola kuat, diam-diam Yola meringis menahan kuku panjang Lina yang menembus kulitnya.

Tiba-tiba...

"Assalamu'alaikum"

JANGAN LUPA VOTE⭐⭐⭐

Dan sebarkan cerita ini ke teman-teman kalian🤗

🥑🥑🥑🥑🥑🥑

JODOHKU GADIS DESA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang