Esok harinya. Sehabis sarapan Yola menceritakan tentang Arga yang ingin menikahinya ke Dira dan orang tua Dira, karna hanya orang tua Dila lah yang masih peduli dengannya, bahkan Dira juga menganggap dirinya saudara.
Bapak dan ibu Dira tersenyum mendengar penjelasan Yola. Mereka tak melarang jika Yola mau menerima ataupun menolaknya.
Orang tua Dira juga memberikan sebuah pesan dan petuah-petuah, jika nantinya Yola mau menerima Arga.
Yola mengangguk paham, dan mengucapkan terimakasih kepada orang tua Dira. Keinginan Yola saat ia sudah sukses nanti ia akan membalas jasa keluarga Dira yang sudah menganggap dirinya layaknya anak sendiri.
Yola merenung setelah mendengarkan kata-kata dari orang tua Dira.
Ia teringat pesan dari alm ibu nya dulu. 'menikahlah dengan seorang cowok yang paham agama mbak, biar bisa bimbing mbak' seperti itulah pesan ibunya.
Dengan jawaban dari istikharah nya Yola semalam, Yola sudah siap menemui Arga.
Saat ini ia sedang duduk beralasan daun pisang sambil menunggu kedatangan Arga.
Yah tepat sekali yang ditunggu-tunggu akhirnya datang, kali ini Arga tak memakai jas dokternya, ia hanya memakai celana panjang hitam dan baju lengan panjang berwarna navy yang bagian lengannya digulung sampai siku.
Terlihat sangat tampan dan gagah, membuat Yola sempat terpana beberapa detik."Assalamu'alaikum Yola" ucap Arga dihadapan Yola.
Yola berdiri sambil menjawab "Wa'alaikumsalam dokter"
"Kita duduk di teras musholla aja, disana sepi tapi masih ada satu dua orang bersantai disana" ucap Arga.
"Iya dok" Yola mengikuti langkah Arga. Sampailah Yola dan Arga diteras musholla.
Dengan kaki yang diayun-ayunkan Yola menunggu Arga berbicara lebih dulu.
"Yola" panggil Ara menoleh ke arah Yola.
"Iya dok" jawab Yola.
"Gimana jawaban kamu tentang ajakan saya kemaren?" Tanya Arga lembut.
"Aku....."
"Ya Yola jawablah dengan jujur tanpa ada keraguan dihatimu"
"Maaf sebelumnya aku mau nanya dulu sama dokter"
"Iya silahkan"
"Apa orang tua dokter mau menerima menantu sepertiku?" Tanya Yola lirih.
Arga tersenyum dan mengangguk berkali-kali. "Tentu, ayah dan bunda saya sangat menanti kehadiranmu hadir menjadi keluarga kita. Bunda dan ayah juga sangat antusias menantimu Yola" ada jeda.
"Tapi, semuanya kembali ke jawabanmu" lanjutnya.
"Aku mau" ucap Yola tersenyum malu-malu.
"Mau apa Yola?" Arga terkekeh walau sebenarnya ia tau maksud Yola.
"Aku mau menikah dengan dokter" ucap Yola tersenyum menatap netra Arga.
Baru kali ini Yola tersenyum kepada Arga.
"Alhamdulillah terimakasih Yola" ucap Arga masih dengan senyum yang mengembang.
"Tapi aku mau minta sesuatu ke dokter"
"Minta mahar? Mau berapa?"
Yola menggeleng "Aku minta sama dokter, setelah kita nikah nanti jangan sampai dokter mempoligami ku"
Arga tersenyum "Saya tidak akan melakukan itu Yola. Kamu istri pertama dan terakhir saya, juga satu-satunya bidadari surga saya"
Yola menunduk menyembunyikan pipinya yang bersemu. Arga yang melihat itu dibuat gemas.
"Saat kita sudah menikah nanti saya akan selalu membuat pipimu bersemu dan mengelus pipi meronamu Yola" batin Arga tersenyum.
"Yola mau mahar berapa?"
"Yang tidak memberatkan dokter dan tidak merendahkanku" Arga mengangguk.
"Yola, sudah tiga hari saya disini, dan nanti siang saya akan kembali ke kota, untuk menyiapkan acara lamaran untukmu. Lusa saya akan kesini lagi, untuk menikahimu"
"Mau nikah disini dok?"
"Kamu maunya disini atau ditempat saya, tapi kalau disini acaranya nggak bisa mewah karna kondisi disini kan masih belum benar-benar baik, tapi kalau ditempat saya nanti saya akan merayakan pernikahan dengan mewah"
"Kalau bisa yang sederhana aja dok, aku nggak mau yang mewah-mewah"
"Yaudah yang sederhana tapi ditempat saya, mau?" Yola mengangguk.
"Nanti saya melamarmu dihadapan paman atau-"
"Nanti dokter berhadapan sama orang tua Dira" potong Yola cepat.
"Oke, habis itu saya akan minta izin dengan mereka untuk membawamu bersama saya"
"Iya dok"
"Yaudah semuanya udah pasti, jadi saya pamit dulu ya, nanti siang saya udah pulang tapi lusa saya akan datang lagi bersama orang tua saya" ada jeda.
"Yola, jaga kesehatan kamu yah, jaga diri baik-baik sebelum saya kesini lagi" lanjut Arga tersenyum.
"Dokter juga, pulangnya nanti hati-hati ya" ucap Yola tersenyum.
"Iya Yola. Saya pamit, assalamu'alaikum" ucap Arga berdiri.
"Wa'alaikumsalam dok" jawab Yola tersenyum.
Yola tersenyum sambil melihat punggung Arga yang kian menjauh, sama seperti Arga setalah ia pergi dari hadapan Yola, Arga tak henti-hentinya tersenyum sambil terus mengucap syukur.
Tujuan Arga saat ini adalah ketempat posko kesehatan, membereskan semua baju-bajunya ke dalam koper. Dan siap pulang kembali ke kota dengan membawa kabar bahagia.
Btw keempat teman Arga juga ikut pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOHKU GADIS DESA [END]
Ficção GeralYola cellyna Axyra, gadis desa yang hidup sebatang kara. keluarga besarnya enggan untuk menganggap Yola ada, hanya karna Yola miskin. Yola mempunyai kulit sawo matang, tapi bagi orang yang mencintainya Yola bagaikan princess cantik dari sebuah kera...