01. Perjodohan

17.3K 295 5
                                    

"Nak, kamu mau tetap tinggal di sini atau mau ikut sama kami?" Tanya Rasyad, papa Ayna.

"Sebenarnya Ayna mau tetap tinggal di sini, tapi Ayna cuma tinggal sendirian, jadi Aina ikut aja pa."

"Kamu bisa kok gak ikut kami dan tinggal di sini gak sendirian."

"Maksud papa?"

"Papa punya rencana ingin menjodohkan kamu dengan anak sahabat papa."

"Dijodohkan?" Tanya Ayna terkejut.

"Iya nak, tapi kami tidak memaksa kamu untuk menerima perjodohan ini."

"Tapi kalau kamu tidak mau, gak masalah. Itu berarti kamu harus ikut kami. Kami tidak ingin kamu tinggal sendirian di sini sayang." Ucap Arumi, mama Ayna.

"Emangnya anak dari sahabat papa itu bakal mau dijodohkan sama Ayna?"

"Kami belum tau. Kalau kamu mau besok kita ke Jakarta."

Ayna tampak berpikir.

"Gimana nak?"

"Yaudah besok kita ke Jakarta."

***

Ayna sedang video call dengan teman dekat satu-satunya. Mereka berdua sering saling curhat.

"Besok gue mau ke Jakarta." Ucap Ayna.

"Mau ngapain?"

"Ketemu keluarga dari cowok yang akan dijodohin sama gue."

"Serius lo mau dijodohin?"

"Iya. Kalau gue gak terima, gue terpaksa ikut orang tua gue ke Kuala Lumpur."

"Kenapa gak ikut aja kalau lo juga gak mau dijodohin?"

"Lo kan tau, gue gak mau ikut ke Kuala Lumpur. Gue lebih suka di sini biarpun tinggal sendiri. Tapi orang tua gue gak izinin gue tinggal sendirian."

"Lo kenal sama cowok yang mau dijodohin sama lo?"

"Nggak sama sekali. Keluarganya aja gue gak kenal. Gue juga baru tau kalau bokap gue sahabatan sama bokap cowok itu."

"Bagus dong."

"Bagus apanya coba, Sal? Gue tiba-tiba dijodohin sama orang yang gak gue kenal dan belum pernah ketemu."

"Bagus karena kita bakal ketemu tau."

"Iya benar." Ayna tiba-tiba heboh.

"Tuh kan. Lupa lo ya gue udah pindah ke Jakarta."

"Hahaha sorry-sorry. Soalnya di pikiran gue saat ini tuh tentang perjodohan itu."

"Kalau gitu lo harus ngabarin setelah pertemuan kalian, oke?"

"Gue pasti ngabarin. Sampai jumpa besok."

"Gue udah gak sabar banget pengen ketemu."

"Gue juga, bye."

"Bye. Good luck buat besok."

Setelah selesai video call, Ayna segera merebahkan tubuhnya untuk segera tidur.

***

Di sisi lain, tepatnya di kediaman keluarga Gavin.

"Mau ngobrolin tentang apa, pi?" Tanya Gavin.

"Ini hal serius." Haris, papi Gavin menjeda sesaat ucapannya. Sementara Gavin tetap diam untuk menunggu papinya melanjutkan kalimatnya.

"Papi akan menjodohkan kamu dengan anak sahabat papi."

GAVNA [Perjodohan] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang