Gavin mengedarkan pandangannya melihat Ayna namun batang hidung gadis itu tidak terlihat. Padahal Biasanya Ayna lebih awal ke kantin.
"Nyariin siapa, Gav?" Tanya Aska.
"Istri atau pacar?" Tanya Farel.
"Lo berdua pernah liat Ayna ke kantin gak?" Gavin bertanya balik.
"Oh nyariin istri." Ucap mereka kompak.
"Lo liat gak?" Kesal Gavin karena bukan jawaban yang nyambung ia dengar.
"Gak. Salma aja gue belum liat ke kantin." Jawab Farel.
"Tumben yang dicari Ayna, biasanya Laura, kalau Laura belum ke kantin langsung pergi jemput ke kelasnya." Ucap Aska sedikit meledek.
"Diem lo. Laura lagi latihan jadi gue udah tau kenapa dia gak ke kantin."
"Tuh temannya masuk kantin." Ucap Aska melihat Salma memasuki kantin sendirian.
"Panggil ke sini Rel." Suruh Gavin.
"Salma, sini dulu." Farel memanggil Salma dengan melambaikan tangan.
Salma pun langsung ke arah meja mereka.
"Kenapa Rel?" Tanya Salma.
"Gavin mau nanya."
Salma beralih menatap Gavin. "Nanya apa Gav?"
"Ayna mana?"
"Ayna lagi di perpus."
"Ngapain?"
"Tidur. Waktu pelajaran tadi Ayna menguap terus."
Gavin pun langsung bangkit.
"Mau kemana Gav?" Tanya Aska.
"Perpus." Jawab Gavin melangkah pergi.
"Lo makan di sini aja, Sal." Ucap Farel.
"Gak usah, gue makan di meja itu aja."
"Lo sendiri doang, mending di sini."
"Mumpung kita sendiri yang nawarin." Ucap Aska.
"Yaudah deh, gue pesen makanan dulu."
Di sisi lain, Gavin berjalan menuju perpustakaan untuk menemui Ayna. Sebelum itu Gavin sempat membeli dua bungkus roti dan sebotol air mineral. Entah mengapa dirinya merasa gelisah mengetahui Ayna belum ke kantin.
Sesampainya di perpustakaan, Gavin melangkah masuk dan mencari keberadaan Ayna. Kedua netranya menangkap Ayna yang sedang tidur di bagian belakang. Untungnya di perpustakaan cuma ada beberapa orang saja dan masing-masing lagi fokus. Jadi Gavin tidak terlalu khawatir saat ia menemui Ayna diam-diam.
Gavin duduk di kursi hadapan Ayna dan membangunkannya dengan suara yang tidak terlalu keras. "Ayna." Gavin mencolek-colek tangan Ayna hingga gadis itu mulai terusik.
Ayna membuka mata dan cukup kaget saat melihat Gavin berada di hadapannya.
"Lo ngapain di sini, Gav?" Tanya Ayna, ia khawatir ada orang yang melihat dirinya bersama Gavin.
"Lo kenapa malah tidur di perpus?" Tanya Gavin balik.
"Gue ngantuk banget. Jadi sempetin tidur di perpus sebentar."
"Gara gara semalam?"
"Iya."
"Nih." Gavin menyodorkan dua bungkus roti dan air mineral tersebut.
"Buat gue?"
"Iya lah. Sebagai permintaan maaf gue."
"Soal?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVNA [Perjodohan] END
Teen FictionAyna tidak pernah menyangka akan menjadi seorang istri dari cowok yang akan dijodohkan dengannya, teman kelasnya waktu smp yang bernama Gavin. Gavin sendiri juga tak menyangka adanya perjodohan dari orangtuanya. Apalagi disuruh menikah di umur yang...