35. Kesalahpahaman

2.8K 79 3
                                    

"Itu hoodie punya pacar lo ya?"

"Eh iya. Kok lo bisa tau?"

"Asal tebak aja. Soalnya gak mungkin itu punya lo, kentara banget itu punya cowok."

"Jaketnya ada di rumah gue makanya gue pake aja hehe." Ucap Ayna berbohong untuk menutupi statusnya.

"Lo sama pacar lo kayaknya sama-sama bucin."

"Ya gitu deh. Devan, mending lo jangan jadiin ngerokok sebagai pelampiasan. Takutnya lo malah kecanduan."

"Tergantung kapan masalah gue selesai."

"Gue cuma ingetin lo doang."

"Gue kaget pas lo ciduk gue. Gue kira gak ada orang yang gue kenal liat gue. Ternyata ada. Lo ngapain keluar malam malam gini? Sendirian lagi."

"Agak bosan di rumah jadi keluar bentar cari angin. Pas udah mau pulang, gue liat lo dan langsung gue samperin."

Sesaat hening menyelimuti mereka. Hingga suara Devan terdengar.

"Gue dulu pernah suka sama lo, Na."

Ayna menoleh kaget dengan fakta tersebut. Lalu kembali menatap ke depan. "Gue juga dulu pernah suka sama lo."

Devan juga kaget mendengar kalimat Ayna. "Sekarang gimana?"

"Udah gak. Gue kan udah punya pacar."

"Tenang aja. Gue cuma mengutarakan perasaan yang sempat gue pendam dulu. Mengakui perasaan bukan berarti perlu balasan. Gue ngerasa lega aja udah akuin. Sekarang gue udah move on kok."

"Bagus deh. Tapi bener kan lo udah gak ada perasaan sama gue?"

"Bener Ayna. Gue udah gak ada perasaan sedikitpun sama lo. Itu kan cuma dulu."

"Oke. Nanti lo pasti dapat perempuan yang mencintai lo dengan tulus. Kayak gue sekarang, dapat cowok yang mencintai gue dengan tulus."

"Dapat yang lebih baik dari lo ya?" Devan terkekeh kecil sedikit bercanda.

"Iya. Gue juga udah dapat cowok yang lebih baik dari cowok yang gue suka dulu." Ayna juga terkekeh kecil.

"Bagi setiap orang, seseorang akan terbaik di orang yang tepat. Gue udah nemuin perempuan tepat itu."

"Lo udah punya pacar?"

"Iya. Baru beberapa hari jadian. Justru dia yang jadi tujuan utama gue untuk nenangin diri ke Jakarta. Gue ketemu dia bisa bikin gue ngerasa tenang makanya gue bela-belain ke sini. Video call aja gak cukup."

"Lo udah ketemuan?"

"Belum. Dia lagi pergi olimpiade dan baru pulang besok, jadi besok baru bisa ketemu."

"Pacar lo kayaknya tipe yang pintar." Goda Ayna.

"Iya. Tipe gue kan emang gitu."

"Oh iya, Dev. Gue duluan ya. Udah jam sembilan."

"Sorry gue gak anterin, takutnya pacar lo salah paham."

"Iya, nanti pacar lo juga salah paham. Gue duluan ya."

"Hati hati."

***

Sesampainya di kamar Ayna langsung disuguhkan wajah Gavin yang tampak datar.

"Kamu kenapa sayang?" Tanya Ayna.

"Kamu darimana?"

"Keluar bentar cari angin."

"Tumben juga kamu keluar malam?"

"Aku ngerasa sedikit bosan jadi aku coba keluar sebentar."

"Sama siapa?"

GAVNA [Perjodohan] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang