"Hai Ayna."
Ayna mendongak melihat seorang cowok menyapanya. "Hai."
"Aku boleh duduk di sebelah kamu?"
Ayna berpikir beberapa detik sebelum menganggukkan kepala. Adi pun ikut duduk di sebelah Ayna.
"Kamu lagi baca buku apa?" Tanya Adi basa-basi.
"Buku self improvement."
"Suasananya bagus banget ya sambil baca buku."
"Maaf sebelumnya Adi. Mending lo langsung ngomong ke intinya kalau ada yang mau diomongin."
"Aku gak mau bahas apapun kok. Aku cuma butuh teman duduk."
"Kenapa gak bareng yang lain aja? Soalnya nanti ada Salma di sini."
Tadinya Ayna bersama Salma sedang berada di taman belakang. Dan sebelum Adi datang, Salma sedang pergi ke kantin.
"Aku gak punya teman, Na, cuma kamu yang mau berteman sama aku."
"Masa lo gak punya teman?"
"Bener. Aku juga gak tau kenapa mereka gak mau berteman sama aku."
"Um, Adi maaf lagi ya sebelumnya. Gue mau lanjutin baca buku dengan fokus, jadi tolong jangan ganggu dulu ya."
"Jadi aku ganggu ya, Na?"
"Maksud gue tolong jangan ajak gue ngobrol dulu ya."
"Oh gitu. Aku minta maaf ya. Yaudah kalau gitu aku duluan."
"Iya."
"Duluan ya, Salma." Ucap Adi pada Salma yang baru datang.
Salma pun mengangguk. Setelah itu ia duduk di sebelah Ayna dan meletakkan minuman cup rasa coklat di dekat Ayna.
"Yang bayarin minuman lo, Gavin. Nih uang lo." Jawab Salma sambil memberikan uang Ayna kembali. "Gue perhatiin dan sempat dengar lo seakan ngusir Adi." Ucap Salma.
"Aku bukannya gak mau berteman sama Adi karena dia culun atau apa. Cuma aku ngerasa gak nyaman sama dia." Jawab Ayna setelah menyeruput minumannya dengan sedotan.
"Gak nyaman kenapa?"
"Lo tau kan gue juga berteman sama cowok kayak adi waktu di Bandung. Tapi gue fine aja. Cuma sama dia tuh beda, Sal. Gue bener bener gak nyaman."
"Terus kok bisa lo bareng Adi?"
"Pas lo ke kantin, gak lama Adi Dateng terus nanya dia boleh duduk apa gak. Gue ngangguk aja biar gak tersinggung. Adi juga bilang dia gak punya teman selain gue. Emangnya Adi beneran gak punya teman?"
"Yang gue tau sih. Emang dia selalu sendiri. Hampir setengah waktunya di sekolah di perpus terus. Ada kok yang mau berteman sama dia. Cuman dianya aja yang menutup diri."
"Berarti Adi bohong?" Gumam pelan Ayna pada diri sendiri.
"Oh iya, ternyata Adi tuh murid baru tau. Gue juga baru tau dari kenalan gue di kelasnya Adi."
"Adi, murid baru? Sejak kapan?"
"Gue aja gak sadar kalau ternyata Adi murid baru. Dia masuk setelah lo satu Minggu masuk sini. Beberapa murid aja gak tau kalau Adi tuh murid baru."
"Kok bisa ya?"
"Saking tertutupnyaa dia, jadi dia gak mau sampai ada yang tau kalau dia masuk jadi murid baru. Jadi semua orang juga cuek sama dia. Mungkin orang orang gak heboh karena murid barunya modelan kayak Adi, sorry gue gak ada niat buat ngerendahin Adi, cuma itu prediksi gue aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVNA [Perjodohan] END
Teen FictionAyna tidak pernah menyangka akan menjadi seorang istri dari cowok yang akan dijodohkan dengannya, teman kelasnya waktu smp yang bernama Gavin. Gavin sendiri juga tak menyangka adanya perjodohan dari orangtuanya. Apalagi disuruh menikah di umur yang...