Gavin menghentikan motornya di depan supermarket. Ia singgah sebentar ingin membeli sesuatu. Yang masuk hanya Gavin, dan Ayna menunggu di luar saja. Ayna sedang memainkan ponselnya, dan tiba-tiba ia mendengar suara deheman di dekatnya. Ayna mendongak melihat orang itu dan ternyata cowok yang ganggu dia waktu di warung sate.
"Kita ketemu lagi." Ucap Esa.
Ayna hanya meliriknya sekilas dan cuek dengan kedatangannya. Ayna pun kembali memandang ponselnya.
"Sibuk banget sampai gue diabaikan."
Lagi lagi Ayna tidak meladeni Esa. Seakan suara yang ia dengar dari cowok itu hanya angin lalu. Tapi Esa masih terus saja mengajaknya ngobrol.
"Chat sama siapa sih? Gak sopan loh, ada orang yang ngajak ngobrol malah dicuekin."
"Lo mau apa sih?" Tanya Ayna yang mulai gerah.
"Mau ngobrol bentar sama lo, tapi dari tadi natap hp mulu."
"Jangan gangguin gue lagi."
"Siapa yang mau gangguin lo, Ayna?"
"Gue tau lo pasti mau cari gara-gara kan?"
"Tebakan lo salah. Gue samperin lo cuma mau ngobrol bentar."
"Pacar gue gak butuh ngobrol sama orang kayak lo yang gak tau diri." Sarkas Gavin yang datang.
"Kalian pacaran?"
"Iya, Ayna pacar gue. Jadi tolong jangan gangguin pacar gue lagi. Lo pergi sana!"
"Jaga cewek lo, kelihatan biasa aja tapi bagi gue dia menarik." Ucap Esa tersenyum penuh arti dan segera pergi.
"Kurang ajar lo."
"Udah, Gav. Gak usah diladenin."
"Kamu gak digangguin kayak dulu kan?"
"Gak kok, cuma ngajak ngobrol doang."
Gavin dan Ayna naik ke motor dan segera pergi meninggalkan halaman supermarket.
Gavin menghentikan motornya ketika lampu merah menyala. Diikuti satu motor yang juga berhenti di samping kirinya. Seseorang itu sengaja membuka kaca helm agar Gavin dan Ayna mengenalnya.
"Lo ikutin gue?!" Tanya Gavin sedikit emosi mengingat siapa cowok itu.
"Ini jalanan umum. Siapa aja bebas lewat sini."
"Gak usah ngeles deh lo pake alasan kayak gitu."
"Gue mau ke bengkel Furi, gak mungkin dong gue lewat jalan lain selain ini. Yang ada makin jauh. Orang gue mau cepet nyampe."
"Alasan lo!"
"Jadi orang kepedean banget. Siapa juga yang mau ikutin lo, buang-buang waktu tau gak. Tapi kalau ada cewek yang lo bonceng itu, beda cerita lagi." Menyebut kata cewek, Esa melirik Ayna yang mengalihkan pandangan.
"Jaga omongan lo bangs-!"
"Gav, jangan sampai terpancing emosi, kita lagi di lampu merah. Tenang ya. Malu diliatin orang-orang." Ucap Ayna yang mengetahui emosi suaminya sebentar lagi akan meledak. Padahal beberapa pasang mata sudah tertuju ke dua remaja itu.
Tiba-tiba Esa menyentuh tangan ayna tanpa izin membuat Gavin hendak menendang kaki Esa namun keburu lampu hijau menyala dan Esa pun langsung tancap gas.
"Sialan!" Reflek Gavin meneriaki Esa.
Ingin mengejar cowok itu, tapi mereka beda arah. Terpaksa Gavin mengurungkan dulu niatnya untuk memukul cowok itu karena sikap yang kurang menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVNA [Perjodohan] END
Teen FictionAyna tidak pernah menyangka akan menjadi seorang istri dari cowok yang akan dijodohkan dengannya, teman kelasnya waktu smp yang bernama Gavin. Gavin sendiri juga tak menyangka adanya perjodohan dari orangtuanya. Apalagi disuruh menikah di umur yang...