12. Sakit Kepala

4.8K 157 2
                                    

Jam stengah enam sore Ayna dan Gavin baru saja tiba di apartemen. Di perjalanan pulang tadi memakan waktu cukup lama karena selain macet, mobilnya juga sempat masuk bengkel gara-gara bannya meletus. Itu lah sebabnya mereka baru tiba.

Gavin langsung merebahkan tubuhnya di kasur. Cukup lelah menyetir pergi pulang Jakarta Bandung.

"Gue ngantuk banget." Keluh Gavin sembari merebahkan tubuhnya di kasur.

"Mending mandi dulu biar badan lo seger."

"Lo duluan aja mandi."

Setelah istirahat beberapa menit Ayna pun beranjak ke kamar mandi untuk lebih dulu mandi agar badannya yang terasa lengket menjadi segar karena dirinyapun merasa lelah.

Tidak lama Ayna selesai mandi dan sudah memakai piyama biru mudanya.

"Sekarang giliran lo. Sana mandi gih." Ucap Ayna.

Gavin bangkit lalu masuk ke kamar mandi.

***

Jam menunjukkan pukul delapan malam. Ayna bergegas ke dapur untuk menyiapkan makan malam. Setelah memasak dan semuanya sudah tersaji di meja, Ayna ke kamar untuk memanggil Gavin.

"Gav, bangun dulu makanannya udah siap." Ucap Ayna melihat Gavin berbaring. Gavin pun segera beranjak.

Mereka mulai makan malam.

"Nanti lo mau keluar malam Minggu sama Laura?" Tanya Ayna.

"Gak jadi."

"Kenapa?"

"Kepala gue sedikit pusing."

"Astaga kenapa gak bilang dari tadi, Gav. Gue kan bisa cepet nyiapin makanan terus minum obat, terus istirahat."

"Sebenarnya pas pagi tadi gue ngerasa udah gak enak badan. Terus gue maksain buat jogging supaya badan gue lebih sedikit segar."

"Kenapa gak bilang dari tadi pagi sih, Gav? Kalau lo bilang lagi gak enak badan, gue bisa naik taksi aja ke Bandung."

"Setelah jogging gue ngerasa udah agak enakan. Jadi yaudah gue nemenin lo ke Bandung. Gue juga mikir kalau keluar jalan mungkin lebih enakan. Tapi gue malah pusing karena tadi gak sempat tidur."

"Maaf ya." Ayna merasa bersalah.

"Maaf soal apa?" Tanya Gavin bingung.

"Gara-gara nyuruh lo nyetirin ke Bandung jadi sakit gini. Kalau tau bakal kayak gini mending tadi gue pergi sendiri."

"Udah lah, bukan salah lo juga."

"Habis ini lo minum obat."

"Lo siapin aja." Ucap Gavin lalu meneguk air putih sampai habis. Setelah makan malam, Gavin masuk ke kamar kembali.

Ayna pun sudah selesai makan lalu membersihkan piringnya. Setelah itu ia mengambil obat dan segelas air putih lalu masuk ke kamar.

"Nih." Ayna menyodorkan satu butir obat sakit kepala pada Gavin. Gavin segera memasukkan obat itu ke mulut dan menelannya lalu meminum air putih.

"Sekarang lo tidur." Ucap Ayna namun alisnya langsung mengerut saat Gavin hanya menatapnya. "Kenapa?" Tanya Ayna.

Gavin tiba-tiba membaringkan kepalanya di paha Ayna membuat jantungnya berdetak kencang. "Kok malah baring di paha gue? Itu ada bantal." Ayna mencoba tidak gugup.

"Pijitin kepala gue." Pinta Gavin.

"I-iya."

"Kenapa jadi gugup?"

"Gak."

"Ngaku aja."

"Gak kok."

"Lo gak usah geer."

GAVNA [Perjodohan] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang