23. Lembaran Baru

6.7K 186 6
                                    

"Gue capek, Gav." Suara putus asa Ayna terdengar. "Capek sama rumah tangga kita yang gini." Setetes air mata Ayna berhasil lolos, membuat Gavin menoleh.

"Na?"

Ayna ikut menoleh sehingga posisi mereka berhadapan. "Gue gak tau perasaan lo ke gue gimana sebenarnya. Gue gak suka sama perasaan yang plin plan, Gav. Kadang lo terlihat mencintai gue, kadang sebaliknya."

Lagi-lagi Gavin hanya bisa diam menunggu kelanjutan Ayna.

"Gue mau kasih lo dua pilihan. Hubungan ini tetap berlanjut atau berakhir sampai di sini?"

"Ayna, Lo mau cerai?"

"Terserah lo mau pilih yang mana. Apapun keputusan lo gue terima. Gue cuma butuh kejelasan dalam hubungan kita. Jadi apapun, Gav."

Gavin menatap manik mata Ayna yang tampak sendu sambil berpikir beberapa detik sebelum menjawab. "Gue gak mau hubungan kita berakhir. Gue akan tetap pertahankan rumah tangga kita."

"Lo yakin?"

"Yakin, Na."

"Gav, gue beneran capek sama semuanya, jadi gue butuh kepastian. Gue gak mau kalau ujungnya lo belum selesai sama masa lalu lo."

"Gue udah putusin Laura. Dan perasaan gue ke dia sudah berubah jadi benci." jeda Gavin lalu meraih tangan Ayna untuk digenggam. "Maaf atas sikap aku selama ini, Na. Tolong kasih aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Kita mulai dari awal dan buka lembaran baru. Rumah tangga kita yang masih terbilang seumur jagung ini anggap saja apa yang terjadi itu adalah ujian di awal rumah tangga kita, Na."

Ayna dapat melihat ketulusan dan rasa harap dari kedua manik mata cowok itu. Detik berikutnya Ayna tersenyum. "Ayok kita buka lembaran baru."

"Makasih sayang." Gavin langsung memeluknya erat sehingga Gavin bisa merasakan detak jantung Ayna ayang sangat kencang karena baru saja mendengar kata sayang dari mulut Gavin.

"I love you."

"I love you too."

Kalimat Let Love Grow berhasil mereka buktikan dalam hubungan mereka yang berawal dari perjodohan. Akhirnya tumbuh rasa cinta dari keduanya. Ayna yang hampir nyerah, akhirnya bisa meluluhkan hati Gavin sebelum terlambat dan merasakan menyesal.

"Janji sama aku ya, Gav. Kita akan selalu bersama. Dan gak ada lagi perempuan lain selain aku."

"Aku janji. Cuma kamu yang ada di hati aku. Only one and only you."

Mereka saling menikmati pelukan yang hangat dan nyaman. Beberapa menit berlalu, keduanya mengurai pelukan.

Mulai sekarang mereka saling menggunakan aku-kamu.

"Aku laper."

"Tadi kan kamu udah makan."

"Cuma dikit. Terus aku gak nikmati juga."

"Yaudah ayok makan lagi." Ayna menuntun Gavin masuk kembali dan membawanya ke dapur.

Ayna menyiapkan sepiring nasi dan tempe goreng dengan sambalnya ala Ayna untuk suaminya.

"Kenapa gak makan, katanya kamu lapar?" Tanya Ayna.

"Aku mau disuap."

"Hmm kamu manja ya sekarang."

"Emang gak boleh manja sama istri?"

"Boleh dong. Aaaaaa." Pinta Ayna untuk membuka mulut. Gavin pun langsung membuka mulut dan melahap suapan dari Ayna.

"Kalau aku tau, kenapa gak dari dulu ya kamu suapin aku."

"Emangnya kenapa?"

"Makanannya makin enak disuapin istri."

GAVNA [Perjodohan] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang