03. Hari H

5.4K 171 2
                                    

Semuanya sudah siap dan hari ini dilaksanakan pernikahan Gavin dan Ayna. Ayna dengan gaun dan riasan yang cantik menawan sudah duduk di samping Gavin yang mengenakan kemeja putih dibaluti jas putih.

"Saya terima nikah dan kawinnya Ayna..." Kalimat Gavin seketika terhenti.

"Gavin?" Tegur Haris.

"Maaf pi, Gavin lupa nama lengkapnya."

Para orang tua menggeleng maklum karena Gavin yang masih berstatus siswa SMA sudah mengucapkan ijab kabul dan hal itu belum pernah terpikirkan oleh Gavin.

"Kita ulang lagi ya." Ucap pak penghulu dan Gavin pun mengangguk.

"Fokus Gavin."

"Iya pi."

"Saudara Gavin Araska Sanjaya bin Haris Sanjaya saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Ayna Ayunda binti Rasyad Hilmawan dengan mas kawin berupa uang tunai sebesar lima ratus juta rupiah, emas seberat 50 gram dan seperangkat alat shalat dibayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Ayna Ayunda binti Rasyad Hilmawan dengan mas kawin tersebut dibayar tunai." Ucap Gavin dengan satu tarikan nafas.

"Bagaimana para saksi? Sah?"

"Sah!"

"Alhamdulillah."

Setelah membaca doa, Ayna mencium punggung tangan Gavin yang sudah resmi menjadi suaminya dan Gavin mengecup dahi Ayna secara singkat.

Mereka sudah resmi menjadi sepasang suami istri di usia yang masih sangat muda. Memang takdir seseorang tidak bisa ditebak, seperti Ayna dan Gavin yang tidak pernah terpikirkan akan menikah di usia remaja.

***

Malam pun tiba dan kini dua keluarga itu sedang berkumpul.

"Papa jadi lega nak, kamu tidak tinggal sendirian di sini." Ucap Rasyad.

"Sekarang sudah ada saya dan istri saya sekaligus suaminya yang akan menjaga Ayna." Balas Haris.

"Iya, jadi saya dan istri saya akan tenang selama tinggal di Kuala Lumpur nanti."

"Kalian tidak usah khawatir, kami akan menjaga Ayna seperti anak kandung kami sendiri karena Ayna sudah menjadi menantu kesayangan kami." Ucap Haris.

"Terima kasih Haris. Saya percayakan anak kami satu-satunya bersama bapak dan ibu mertua yang baik seperti kalian, dan juga suami yang baik seperti nak Gavin."

"Gavin." Panggil Rasyad dengan menatap Gavin.

"Iya pa?"

"Papa tau kamu laki-laki yang baik dan papa percayakan Ayna bersama kamu. Tolong jaga Ayna dan selalu ada untuk Ayna ya nak." Nasihat Rasya kepada menantunya.

"Gavin gak bisa berjanji tapi Gavin akan usahakan menjadi suami yang baik untuk Ayna."

"Terimakasih Gavin."

"Hal itu memang sudah menjadi tugas Gavin sebagai suami." Celetuk Haris.

"Pa, terus bagaimana dengan sekolah Ayna di Bandung?" Tanya Ayna.

"Kamu akan pindah ke sekolahnya Gavin." Jawab Rasyad.

"Gavin bakal satu sekolah sama Ayna?" Tanya Gavin cukup terkejut.

"Itu sudah pasti Gavin. Gak mungkin kalian beda sekolah. Satunya di Bandung yang satunya di Jakarta." Celetuk Renata.

"Kamu mau kan sayang?" Tanya Arumi memastikan.

"Mau kok ma. Soalnya sahabat Ayna juga sekolah di SMA Mekar Bangsa. Tapi Ayna belum urus perpindahan sekolahnya."

"Kamu tenang aja, papi sudah urus semuanya. Jadi besok kamu sudah bisa masuk sekolah di SMA Mekar Bangsa."

GAVNA [Perjodohan] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang