"Lo kenapa senyum-senyum gitu?" Tanya Ayna yang masuk ke dalam kamar.
Gavin langsung menoleh ke Ayna. "Gak usah kepo."
"Gue kepo wajarlah. Gue kan istri lo."
"Gue lagi chat sama gebetan gue."
"Oh."
"Mending gak usah kepo daripada sakit hati."
"Siapa yang sakit hati?"
"Lo."
"Gak kok."
"Lo gak sakit hati gue chat sama gebetan gue?"
"Gue kan gak ada rasa sama lo."
"Oh."
Detik berikutnya mereka berdua sibuk dengan ponselnya masing-masing. Ayna yang tengah chatingan dengan Salma, tiba-tiba saja cowok yang Ayna suka menelponnya. Ayna jadi bingung harus mengangkat telepon atau tidak.
"Kenapa teleponnya gak diangkat?" Tanya Gavin yang mendengar ponsel Ayna berdering beberapa kali.
"Boleh gue angkat?" Ayna justru bertanya balik.
"Kenapa harus izin dulu? Emangnya siapa yang nelpon?"
"Teman gue."
"Teman lo yang tau rahasia kita?"
"Bukan, teman cowok gue."
"Angkat aja."
Ayna beranjak dan melangkah keluar balkon.
"Halo."
"Halo, gue ganggu ya jadi lama angkat telponnya?"
"Gak juga. Kok tumben lo nelepon?"
"Tadi gue nyariin lo ke kelas, terus teman-teman lo bilang lo pindah sekolah."
"Iya, gue pindah sekolah tiga hari yang lalu."
"Kalau boleh tau lo pindah kenapa?"
"Bokap nyokap gue lagi ada pekerjaan di Kuala Lumpur. Karena gue tinggal sendirian jadi gue dititipkan sama sahabatnya bokap gue di Jakarta dan juga harus pindah sekolah ke sini."
"Oh gitu."
"Kenapa nyariin gue?"
"Gue kangen sama lo."
"Apaansih, gue serius." Tak dipungkiri Ayna jadi salah tingkah.
"Gue juga serius. Gue kangen belajar bareng di perpus."
"Selain itu?" Ayna berusaha menahan agar tak ketahuan jika ia salah tingkah sekarang.
"Tujuan gue nyariin lo buat ajak lo ikut olimpiade seni. Tapi ternyata lo pindah sekolah jadi gue ajak yang lain."
"Sayang banget sih."
"Sayang siapa?" Goda cowok itu di seberang sana.
"Maksudnya disayangkan banget karena gue gak bisa ikut." Ayna terkekeh kecil.
Cowok diseberang sana ikut tertawa kecil. "Mau gimana lagi. Btw lo pindah sekolah ke mana?"
"SMA Mekar Bangsa."
"Sekolah yang terkenal di Jakarta ya."
"Iya."
"Udah dulu ya Na. Gue dipanggil nyokap."
Selesai menelpon Ayna pun masuk kembali dan duduk di sofa.
"Asik banget teleponannya." Ucap Gavin bermaksud menyindir.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVNA [Perjodohan] END
Teen FictionAyna tidak pernah menyangka akan menjadi seorang istri dari cowok yang akan dijodohkan dengannya, teman kelasnya waktu smp yang bernama Gavin. Gavin sendiri juga tak menyangka adanya perjodohan dari orangtuanya. Apalagi disuruh menikah di umur yang...