Ayna dan Gavin pulang sekolah lebih cepat dari biasanya. Guru menyuruh siswa pulang cepat karena ada rapat dadakan. Setelah mengganti seragamnya, mereka akan keluar cari makan di luar.
Mereka kini berada di tempat makan. Seperti biasa, Ayna dan Gavin mengambil meja yang berbeda. Sepiring sate, sup dan nasi sudah berada di depannya masing-masing. Mereka mulai melahap makanannya.
Beberapa menit kemudian mereka sudah selesai makan. Ayna pun beranjak untuk membayar pesanan mereka. Sementara Gavin langsung keluar menunggu di depan.
"Gavin!" Gavin yang sedang menatap ponsel langsung menoleh ke arah sumber suara. Tampak gadis yang saat ini menjadi nomor satu di hatinya berjalan menghampirinya.
"Kamu ngapain di sini?" Tanya Gavin sedikit khawatir jika ketahuan.
"Aku mau beli sate."
"Kamu ke sini sama siapa?"
"Aku dianterin supir."
"Kenapa gak minta tolong sama aku aja?"
"Soalnya aku mau beli sendiri."
"Tapi, kaki kamu masih sakit, sayang."
"Bentar lagi sembuh kok. Kamu lagi nunggu orang ya?"
"Aku gak lagi nunggu siapa-siapa." Jawab Gavin berbohong.
"Terus kenapa tinggal diam aja di motor?"
"Aku habis dari dalam makan. Aku balas chat dulu dari Aksa sama Farel di grup. Sekarang aku udah mau pulang."
"Tungguin aku ya, aku mau pulang bareng kamu."
"Tapi aku naik motor, kaki kamu gimana?"
"Bisa kok."
"Yaudah, kamu di sini aja. Biar aku yang masuk beliin kamu."
"Oke sayang."
Gavin masuk kembali untuk membeli satu porsi sate. Gavin sengaja karena ada yang ingin ia omongin sama Ayna. Ia memesan lebih dulu lalu mengobrol dengan Ayna.
"Lo jangan keluar dulu sampai gue sama Laura pergi." Pinta Gavin.
"Maksud lo?"
"Gue mau anterin Laura pulang."
"Terus gue?"
"Kayak biasanya, Na. Naik taksi atau ojek online, kan gampang."
"Tapi kita berangkat bareng, Gav. Lagian Laura ada supirnya."
"Laura mau dianterin sama gue. Lo kan tau posisi Laura prioritas. Gue gak bisa nolak kemauan dia."
Pesanannya sudah jadi, Gavin pun langsung membayar dan segera keluar. Ayna hanya menatap dalam diam kepergian Gavin bersama Laura.
Tanpa permisi sebulir air matanya berhasil lolos. Ia pun langsung mengusapnya. "Gue capek, Gav." Gumam Ayna.
Ayna berjalan menuju halte. Ia akan menunggu taksi di sana. Ayna duduk seorang diri di halte. Beberapa menit tiba tiba seseorang memberhentikan motornya di depan halte. Ayna memperhatikan wajah di balik helm itu dan setelah cowok itu melepas helm Ayna bisa lihat dengan jelas siapa cowok itu.
"Lo di sini ngapain, Na?" Tanya Aska mendekat dan duduk di sebelah Ayna.
"Gue lagi nunggu taksi."
"Lo mau kemana?"
"Gue habis makan di warung sate sana. Sekarang gue mau pulang."
"Lo gak bareng Gavin?"
Ayna tersenyum kecut. "Dia ninggalin gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVNA [Perjodohan] END
Teen FictionAyna tidak pernah menyangka akan menjadi seorang istri dari cowok yang akan dijodohkan dengannya, teman kelasnya waktu smp yang bernama Gavin. Gavin sendiri juga tak menyangka adanya perjodohan dari orangtuanya. Apalagi disuruh menikah di umur yang...