Gavin sedang keluar jalan bersama Laura dari satu jam yang lalu. Ayna pun yang merasa bosan di apartemen juga ingin keluar. Ia akan keluar jalan bersama Salma yang sudah menunggunya di bawah.
"Kita mau kemana nih?" Tanya Salma.
"Gak tau sih. Kemana aja deh."
"Kita makan eskrim gimana?"
"Boleh. Udah lumayan lama gak makan eskrim."
"Let's go."
Motor Salma segera melaju ke jalanan. Tidak lama mereka sudah tiba di sebuah kedai eskrim yang cukup terkenal di Jakarta. Motor Salma sudah terparkir, tiba-tiba netra Ayna melihat sebuah motor yang sangat ia kenali.
"Lihat deh Sal, itu motornya Gavin kan?"
"Mana?"
"Itu tuh." Tunjuk Ayna.
"Kayaknya iya deh."
"Bukan kayaknya lagi, Sal. Tapi emang iya."
"Terus kenapa pake nanya dulu coba."
"Gue mau pastiin."
"Berarti Gavin sama Laura juga ada di sini dong?"
"Udah pasti."
"Terus gimana?"
"Gimana apa?"
"Kita jadi masuk atau pindah tempat?"
"Kita tetap di sini aja."
"Lo yakin?"
Ayna mengangguk. "Lagian gue ke sini mau rasain eskrim terenak di sini."
"Oke deh."
Ayna dan Salma melangkah masuk. Setelah memesan eskrim dengan rasa kesukaan masing-masing, mereka pun duduk di salah satu meja kedai tersebut. Awal masuk Ayna sengaja tidak mengedarkan pandangan agar kedua netranya tidak menangkap kebersamaan Gavin dan Laura.
Ia pun memilih mengobrol dengan Salma yang mengerti situasi sambil menunggu eskrimnya. Tidak lama dua gelas eskrim dengan rasa yang berbeda sudah tersaji di meja. Mereka berdua mulai menikmati eskrimnya. Eskrim Ayna rasa coklat campur Vanilla dan eskrim Salma rasa Stroberi campur.
Di sisi lain, tepatnya di meja Gavin berada, cowok itu sempat melihat Ayna masuk ke dalam kedai. Gavin terkejut saat kedatangan Ayna tapi ia juga bodoh amat. Ia tetap mengobrol dengan Laura seakan tidak peduli keberadaan Ayna. Sesekali Laura menyuapi Gavin eskrim dan Gavin menerimanya dengan senang hati.
"Astaga sayang, makan eskrimnya pelan-pelan dong. Kebiasaan deh pasti belepotan kalau makan eskrim." Ucap Gavin sambil membersihkan eskrim di dekat mulut Laura yang belepotan.
"Hehe." Laura hanya nyengir membuat Gavin gemas hingga mencubit pelan pipi Laura.
Ayna yang tidak sengaja menyaksikan momen tersebut hanya bisa diam dan pasrah. Hatinya terasa sesak namun ia paksakan untuk tetap tersenyum.
"Gak usah diperhatiin kalau bikin hati lo sakit." Ucap salma yang dapat mengerti situasi hati Ayna.
"Tadi gue gak sengaja."
"Kita pulang aja ya. Bukan pulang sih, mending kita ke kafe, taman, atau mall gitu?"
"Eskrimnya belum habis, Sal."
"Eskrimnya bisa di makan di luar aja, Na. Daripada kita di sini yang ada lo malah gak nikmatin eskrim lo."
"Sok tau. Gue nikmati kok eskrim gue."
"Udah deh, Na. Gak usah bohong."
"Beneran Salma. Kalau eskrimnya udah habis baru kita keluar."
"Yaudah deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVNA [Perjodohan] END
Teen FictionAyna tidak pernah menyangka akan menjadi seorang istri dari cowok yang akan dijodohkan dengannya, teman kelasnya waktu smp yang bernama Gavin. Gavin sendiri juga tak menyangka adanya perjodohan dari orangtuanya. Apalagi disuruh menikah di umur yang...