Ayna dan mami mertuanya kini berada di mall.
"Kita mau kemana dulu, Mi?" Tanya Ayna.
"Nyalon dulu deh."
Mertua dan menantu itu pun berjalan ke salah satu tempat salon di mall ini untuk memanjakan diri dengan berbagai perawatan di salon. Pertama mereka melakukan perawatan badan yaitu dipijat. Setelah itu melakukan perawatan pada kukunya atau disebut manicure.
Setelah menghabiskan waktu kurang lebih tiga jam akhirnya mereka keluar dari salon. Badan mereka berdua terlihat lebih segar dari sebelumnya.
"Mau kemana lagi, mi?"
"Makan dulu kali ya."
"Iya, mi, Aku laper."
"Kita ke restoran Jepang mau?"
"Boleh."
Mereka pun pergi ke restoran Jepang yang ada di dalam mall. Sesampainya di sana, mereka memilih duduk di bagian pojok yang hanya ada dua kursi. Tidak lama pesanan mereka sudah datang dan tersaji di meja. Ayna memesan makanan sushi, yakitori, dan matcha late. Renata memesan sushi, sashimi, takoyaki dan lemon tea. Mereka mulai melahap makanannya.
"Akupernah mikir loh soal takut menikah, mi."
"Takut menikah?"
"Bukan takut ke pernikahannya sih, tapi takut ke keluarga dari cowoknya gitu mi."
"Kenapa berpikir seperti itu sayang?"
"Soalnya waktu itu aku pernah denger dari tetangga aku di Bandung. Anaknya menikah setelah lulus SMA, terus cewek itu gak diterima di keluarga si cowok."
"Makanya kamu punya pikiran seperti itu?"
"Ya sempat, mi. Lebih tepatnya aku kayak takut punya mertua yang kurang baik ke aku dan gak mau nerima menantu yang bukan seperti mereka inginkan. Gak tau kenapa waktu itu aku masih kelas 11 udah mikir soal itu." Jeda Ayna tertawa kecil.
"Ayna, kisah setiap orang itu berbeda. Mungkin kisah anak tetangga kamu seperti itu tapi orang lain gak. Seperti kamu sekarang."
Ayna menganggu-anggukkan kepala. "Iya mi."
"Gak selamanya mertua seperti itu, sayang."
"Sekarang mami dan papi udah buktiin kalau mertua gak selamanya seperti itu. Dan hal itu bikin aku lega dan sangat bersyukur. Walaupun aku nikah muda." Ayna tersenyum. "Mami adalah ibu kedua aku. Mami sosok mertua yang baikkkk banget. Makasih ya mi." Mata Ayna berkaca-kaca.
"Sayang, mami jadi ikutan terharu deh." Jeda Renata. "Ayna." Panggil Renata.
"iya mi?"
"Tolong jaga Gavin ya. Kalian harus saling menjaga. Mami sayang banget sama Gavin, anak mami dan papi satu-satunya. Mami bersyukur sekali Gavin bersama perempuan yang tepat. Jadi mami dan papi merasa lega." Jeda Renata. "Mami titip Gavin ya, nak. Jadi sosok pengganti seperti ibu."
"Mami kok ngomong gitu?"
"Jangan berpikir yang aneh aneh. Mami cuma bilang begini gak ada maksud apapun. Kita cuma saling menorehkan kalimat."
**
Setelah dari shopping bersama maminya, kini Ayna dan Gavin sedang bucin di depan televisi. Tv dinyalakan namun keduanya tidak menonton. Mereka hanya sedang mengobrol.
Ayna duduk bersandar di sofa sambil mengelus kepala Gavin, sedangkan Gavin membaringkan kepalanya di paha istrinya sambil mengusap-usap tangan Ayna yang diletakkan di perut Gavin.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVNA [Perjodohan] END
Teen FictionAyna tidak pernah menyangka akan menjadi seorang istri dari cowok yang akan dijodohkan dengannya, teman kelasnya waktu smp yang bernama Gavin. Gavin sendiri juga tak menyangka adanya perjodohan dari orangtuanya. Apalagi disuruh menikah di umur yang...