05. Pindah ke Apartemen.

5.4K 155 4
                                    

Setelah dari kantin dan masih ada jam istirahat, Gavin dan kedua temannya naik ke rooftop. Mereka juga sering nongkrong di sini kalau lagi bolos atas kelasnya sedang free.

"Serius lo gak tidur bareng?" Tanya Aska.

"Itu kesepakatan kita berdua."  Jawab Gavin.

"Lo sama dia kan udah nikah Gav, jadi sah sah aja kalau tidur bareng."

"Gue juga tau kali. Cuma gue sama dia emang gak mau tidur bareng."

"Tapi kalau Ayna tiba-tiba mau tidur bareng lo, lo mau?" Tanya Farel.

"Boleh aja."

"Habis itu hadirlah Gavin kecil atau Ayna kecil hahahaha." Farel tertawa membayangkan jika Gavin sudah menjadi ayah di saat masih jadi seorang pelajar SMA.

"Ngaco lo. Gue ogah lakuin itu sama dia."

"Jangan gitu Gav. Itu tuh salah satu ibadah dalam pernikahan tau."

"Lagian gue sama dia belum ada niat pengen punya anak."

"Iya Gav, jangan dulu. Kita juga belum siap dipanggil om." Sahut Aska.

"Gue sih udah siap." Ucap Farel berbeda pendapat.

"Kayaknya lo yang kebelet nikah muda deh." Balas Aska kepada Farel.

"Masalahnya jodoh gue yang belum kelihatan."

"Apa kabar tuh tetangga lo?"

"Ya gak tau, apakah gue jodoh sama dia apa gak."

"Fokus dulu aja sama sekolah kalian. Nikmati masa remaja kalian sebelum jadi suami orang." Saran Gavin.

"Siap pak Gavin." Jawab kedua temannya kompak sambil bergaya hormat.

"Gue aja yang masih pengen nikmatin masa remaja gue malah udah gak bisa gara-gara adanya perjodohan ini."

"Udah lah Gav, terima aja. Nasib orang beda-beda. Gue aja yang pengen nikah muda kayak lo." Ucap Farel.

"Lo dari dulu emang udah kebelet mau nikah muda." Balas Aska.

"Gak dari dulu juga kali." Sanggah Farel.

Tiba tiba Aska kepikiran dengan gadis yang Gavin suka. "Terus gimana sama Laura, Gav?"

"Gue bakal nembak Laura."

"Lo kan udah punya istri."

"Ayna memang istri gue, tapi cuma sebagai status. Bukan perempuan yang gue cintai."

"Ayna tau soal lo yang punya perasaan ke cewek lain?" Tanya Aska.

"Justru dia bilang, kalau dari awal dia gak heran kalau gue lagi dekat sama cewek. Parahnya dia ngatain gue payah karena gak nembak gebetan gue."

"Ayna nyuruh lo nembak Laura?" Tanya Farel.

"Gak. Tapi pas ngomong gitu secara gak langsung dia nyuruh gue. Gue juga bingung sama dia. Tapi, gue bakal tetap nembak Laura secepatnya."

"Lo gak coba pikir-pikir lagi Gav?" Tanya Aska sedikit menyarani.

"Kalau gue terus pendam perasaan gue, yang ada gue diduluangin sama cowok lain. Ayna benar, gue gak gentle karena gak berani ungkapin perasaan gue ke cewek yang gue cintai."

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Seluruh siswa siswi kelas 12 IPA 2 membereskan buku-bukunya, seperti Ayna dan Salma.

Mereka berdua berjalan keluar kelas. Saat di luar Ayna melihat Gavin yang juga baru keluar dari kelasnya. Mereka berdua sempat bertatapan beberapa detik hingga akhirnya Gavin berjalan duluan menuju parkiran.

GAVNA [Perjodohan] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang