02. Telepon

6.3K 182 6
                                    

"Kalian ngobrolnya cukup lama ya. Tapi gak apa-apa." Rasyad tertawa kecil.

"Jadi bagaimana Gavin?" Tanya Haris.

"Gavin terima." Jawab Gavin.

Ayna tidak menyangka Gavin akan menerima perjodohan ini. Ia pikir Gavin akan menolak meskipun keputusan papanya tidak bisa dibantah.

"Alhamdulillah." Ucap kedua orang tua mereka.

"Kalau begitu kita langsung bahas pernikahan kalian."

"Ha? Kok cepat banget sih pi?" Tanya Gavin.

"Lebih cepat lebih baik."

"Tapi, Gavin masih sekolah loh pi."

"Gak apa-apa kalian berstatus suami istri di masa remaja kalian."

"Maaf om. Gavin benar, Ayna sama Gavin masih SMA dan kayaknya belum siap untuk menikah apalagi nanti punya anak." Dua kata terakhir sengaja Ayna pelankan.

"Ayna, kalau soal itu kalian bisa tunda dulu. Yang penting kalian udah terikat pernikahan." Sahut Renata.

"Yaudah Ayna ikut aja." Ayna bukan gadis yang akan membantah, maka dari itu ia pasrah saja.

Gavin menatap Ayna seakan menyiratkan pertanyaan dan Ayna hanya mengedikkan kedua bahunya seolah mengatakan mau gimana lagi.

"Terus maunya papi kapan?" Tanya Gavin.

"Menurut kamu kapan dilaksanakan pernikahan mereka, Rasyad?" Tanya Haris ke papa Ayna.

"Lebih baik besok saja karena besok lusa saya dan istri saya sudah mau berangkat ke Kuala lumpur."

"Besok?" Tanya Ayna dan Gavin bersamaan.

"Baiklah, besok pernikahan kalian!"

***

"Aynaaaaaa gue kangen bangetttt." Salma langsung berhambur memeluk Ayna yang sudah datang.

"Gue juga kangen banget." Mereka saling berpelukan melepas rindu setelah satu tahun tidak bertemu.

"Lo udah ketemu sama keluarga cowok itu?" Tanya Salma.

"Udah."

"Gimana?"

"Dia terima perjodohan ini. Dan gak menyangkanya, ternyata dia teman kelas gue waktu SMP, Sal."

"Berarti kalian udah saling kenal dong?"

"Kita sebatas tau nama aja. Gue sama dia gak akrab dan jarang banget ngobrol meskipun sekelas waktu SMP."

"Terus kenapa dia bisa terima?"

"Dia gak bisa ngebantah apapun keputusan bokapnya. Anaknya lumayan penurut sih gue liat-liat."

"Lo tenang aja nanti bakal tumbuh cinta di antara kalian kok."

"Dan besok pernikahan gue sama dia dilaksanakan."

"Serius?!"

"Begitu keputusan dari sesama orang tua, soalnya besok lusa orang tua gue udah berangkat ke Kuala lumpur."

"Yaampun cepat banget. Lo menikah di saat lo masih anak SMA. Jodoh lo cepat banget datangnya Na." Ucap Salma heboh.

"Mau gimana lagi Sal. Gue pasrah aja sama keputusan mereka. Ya kalau ini udah jadi takdir gue, yaudah."

"Soal sifat dia gimana menurut lo?"

"Waktu SMP dulu, dia pernah nolongin gue, kayaknya baik sih. Dia tipe orang yang percaya diri banget. Cuma itu doang sih yang gue tau. Gue belum terlalu kenal sama dia."

GAVNA [Perjodohan] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang