Ayna menutup novelnya setelah selesai membaca hingga beberapa halaman. Ayna mengecek jam di ponselnya yang sudah menunjukan pukul sembilan lewat tiga puluh menit.
"Dasar Gavin pembohong, katanya bentar tapi udah jam segini belum pulang."
Ayna pun memilih membuka media sosialnya. Detik berikutnya terdengar suara pintu terbuka dan seseorang masuk yang tak lain adalah Gavin.
"Katanya bentar doang." Sindir Ayna tetap fokus pada ponselnya.
"Waktu terasa bentar kalau sama Laura." Jawab Gavin lalu langsung masuk ke kamar.
Ayna tetap di posisinya belum ingin beranjak dari sofa.
Sudah jam sepuluh lewat lima menit Ayna masih betah di posisinya. Hingga Gavin keluar menghampiri Ayna.
"Kenapa gak masuk tidur?" Tanya Gavin.
"Belum ngantuk." Jawab Ayna tanpa mengalihkan pandangan dari ponsel.
"Biasanya juga udah masuk kamar walaupun belum mau tidur."
"Pengen di sini dulu."
"Terserah lo." Balas Gavin dan ikut duduk di sofa.
"Lo ngapain masih di sini? Masuk kamar aja gak usah nemenin gue."
"Siapa yang niat mau nemenin lo. Gue juga lagi pengen di sini."
"Yaudah."
Hingga suasana menjadi hening karena mereka fokus pada ponselnya masing-masing. Beberapa menit berlalu, hingga sudah jam stengah sebelas mereka berdua masih betah pada posisinya masing-masing.
Ayna pun menguap karena rasa kantuk sudah menyerangnya. Ayna beranjak dan melangkah masuk ke kamar. Setelah sepuluh menit berlalu kini giliran Gavin menyusul masuk ke kamar untuk segera tidur karena dirinya juga sudah mengantuk.
***
Ayna dan Salma berjalan di koridor dekat lapangan. Seketika mata Salma melihat Gavin dan kedua temannya sedang berdiri sambil hormat di dekat tiang bendera.
"Gavin dan dua temannya kayaknya dihukum deh." Ucap Salma dengan menunjuk ke arah mereka bertiga.
"Mereka habis ngapain sampai dihukum?"
"Yang pasti mereka habis bikin kesalahan."
"Gue tau, tapi mereka habis ngelakuin kesalah apa?"
"Mana gue tau Na. Tanya aja langsung sama Gavin."
"Ternyata Gavin gak berubah."
"Gak berubah gimana maksudnya?"
"Dari SMP Gavin emang udah nakal, suka bolos, jarang ngerjain tugas dan dia tuh santai aja kalau gak dikasih masuk kelas karena sengaja gak ngerjain pr."
"Gavin doang sendiri yang gitu?"
"Bareng teman-temannya juga. Teman kelas cowok gue waktu SMP dulu tuh semuanya bandel-bandel, Sal. Sampai-sampai kelas gue dicap oleh guru sebagai kelas terburuk dari kelas seangkatan gue karena ulah mereka."
"Bisa dibilang yang bandel tuh dikumpulin dalam kelas gue. Di antara mereka gak ada yang dapat gelar goodboy." Lanjut Ayna.
"Berarti ketua kelasnya bandel juga?"
"Ketua gelas gue cewek."
"Terus teman-teman cewek lo gimana?"
"Mereka pasrah aja sekelas sama cowok cowok bandel."
"Biasanya seru loh sekelas sama cowok cowok bandel."
"Seru apanya Sal. Bagi gue gak seru."
"Seru karena kelas gak pernah hening. Bisa menghibur juga. Kalau mereka kena hukuman kita ketawain aja jadi terhibur kan."
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVNA [Perjodohan] END
Teen FictionAyna tidak pernah menyangka akan menjadi seorang istri dari cowok yang akan dijodohkan dengannya, teman kelasnya waktu smp yang bernama Gavin. Gavin sendiri juga tak menyangka adanya perjodohan dari orangtuanya. Apalagi disuruh menikah di umur yang...