Athena mengamati kamar yang ditempatinya. Berada di samping rumah utama, kamarnya berukuran cukup besar. Dengan perlengkapan standar seperti ranjang, lemari, meja, dan kursi kecil. Ada kamar mandi yang dilengkapi dengan pancuran air panas. Athena membuka koper, membongkar barang-barangnya dan menata pakaian di dalam lemari. Tidak lupa meletakkan pisau dan senjata di tempat yang strategis. Bawah ranjang, samping bantal, kaki meja, dan juga menempel di pintu. Di kamar mandi ia meletakkan senjata api di rak, dan sepasang pisau pendek menempel di balik pintu dan bawah wastafel. Ia berencana meletakkan banyak senjata di rumah Rich saat nanti sudah terbiasa dengan pekerjaannya.
Athena baru saja meletakkan koper kosong di dalam lemari saat ponselnya berdering. Ia mengangkat pada deringan ketiga.
"Yo, what's up!"
"Athena, kamu sudah di rumah target?" Suara seorang perempuan terdengar dari seberang telepon.
"Sudah."
"Bagaimana dia? Luka-luka?"
"Di lengan."
"Oh, syukurlah. Berarti berita terlalu membesar-besarkan. Sudah bertemu orang tuanya?"
"Sudah, papanya yang memilih kami."
"Ehm, tidak aneh. Martin Moreno memang terkenal sangat posesif dengan anak sulungnya. Ingat untuk meneleponku saat kamu membutuhkan bantuan."
"Untuk sementara ini, semua dalam keadaan terkendali."
"Baiklah kalau begitu. Ngomong-ngomong, ada salah dari kakak sulungmu, kami bertemu di pesta keluarga Barney."
Senyum merekah di bibir Athena. "Apa perut kakak iparku sudah membesar?"
"Yeah, mungkin sebentar lagi kamu akan punya ponakan."
"Good, sudah tidak sabar ingin bertemu keponakanku."
Saat menutup telepon, Athena merasa tidak yakin akan bisa melihat keponakan baru saat lahir nanti. Ia ditempatkan pada keluarga Martin Moreno, sesuai dengan kesepakatan bersama. Semua saudaranya beranggapan kalau Martin terlibat dengan pembunuhan papa mereka. Ia meminta pada agency-nya untuk ditempatkan pada keluarga ini dan siapa sangka kesempatan itu datang begitu saja.
Rich diserang oleh orang tidak dikenal sebanyak dua kali. Menurut sang papa itu adalah perbuatan para pesaing bisnis. Namun, tidak menutup kemungkinan adanya campur tangan teroris. Athena sendiri belum bisa memastikan karena baru tiba di rumah ini.
Malam pertama di rumah sang miliarder muda, dihabiskan Athena dengan menyiapkan senjata. Ia sempat tidur sebentar dan bangun dalam keadaan segar. Memakai kemben untuk menekan dadanya agar rata, Athea memastikan tubuhnya terlihat lebih kokoh dengan celana yang berpotongan lebar dan jas hitam yang sedikit lebih besar dari ukurannya. Menyisir rambut pendeknya, ia memakai kacamata hitam, dan sepatu. Keluar kamar bersamaan dengan kakak beradik.
"Kalian satu kamar?" tanyanya.
Keduanya mengangguk. "Ada dua ranjang," jawab Ugo. "Dua lemari dan dan semua perlengkapan double."
Mereka berjalan beriringan menyusuri lorong. Di ujung bertemu dengan Gordon dan Samel. Mereka menuju dapur untuk menyantap sarapan yang sudah disiapkan. Beberapa pelayan perempuan terkikik saat melihat mereka. Dua gadis pelayan bahkan dengan terang-terangan menggoda Athena.
"Kamu tampan sekali. Mau jadi pacarku?"
"Siapa bilang tampan? Dia cantik!"
"Ya, benaar!"
Athena hanya meringis, tidak ingin menanggapi mereka. Gordon memukul meja, membuat tawa dan canda terhenti. Semua mata menoleh padanya dan laki-laki bertato itu tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athena : Under Cover Love
Storie d'amoreKisah terakhir dari Trilogi keluarga Camaro atau Tukar Jodoh. Akan bercerita tentang Athena yang menyamar sebagai pengawal pribadi dari Rich Moreno.