Bab 10b

1.1K 283 22
                                    

Athena menatap teman-temannya dan menerima anggukan samar tapi tegas dari mereka.

"Iya, Tuan. Kami yakin."

Rich menghela napas panjang. "Kalau begitu, terserah kalian saja. Aku tidak dapat berbuat apa pun untuk membantu kalian."

Athena tersenyum untuk menenangkan Rich. "Tuan hanya perlu duduk dan melihat saja."

"Bravoo! Aku suka jawabanmu, Drake!" Clayton berseru. "Ayo, kita bermain sekarang!"

Clayton membawa mereka meliintasi lobi marmer yang luas dan mengkilat menuju ruang belakang. Terhenti tepat di samping kolam renang. Mendorong pintu kaca hingga membuka dan meminta mereka masuk. Sebuah ruangan luas, lengkap dengan perlatan untuk olah raga ada di sini termasuk ring untuk bertarung. Clayton menepuk pembatas ring dan berseru.

"Tidak perlu banyak-banyak orang untuk beratarung. Cukup pilih dua dan biarkan mereka saling mengalahkan. Bagaimana, Rich?"

Rich mengangguk. "Deal."

Clayton menunjuk anak buahnya, si kulit hitam yang bernama Bruno dan satu lagi pengawal yang kelihatan tangguh berambut panjang. Rich menatap anak buahnya satu per satu.

"Kalian tentukan sendiri siapa yang ingin bertarung."

Gordon maju. "Aku dan Drake. Samel baru saja terluka di bahu, lebih baik dia istirahat."

Tidak ada bantahan dari yang lain. Drake menepuk pundak Gordon sebelum laki-laki itu memasuki arena. Gordon melawan laki-laki berambut panjang yang ternyata ahli bela diri mua thai. Pertarungan berjalan cukup berimbang, dengan Gordon menggunakan tinju. Tendangan dan pukulan membuat wajah Gordon dan laki-laki itu berdarah, hingga satu sundulan kepala mengakhiri perlawanan si mua thai.

"Hore! Good job, Gordon!" Ego berteriak.

Athena berdiri di pinggir arena, melihat kalau wajah dan tubuh Gordon penuh luka dan itu membuatnya kuatir. Ia membebat jemarinya dengan hand wrap putih. Menatap Bruno yang kini masuk ke dalam ring. Tanpa banyak cakap, laki-laki itu menyerang Gordon dengan butal dan tanpa ampun. Tidak perlu waktu lama bagi Gordon untuk menyerah. Dengan napas ngos-ngosan, akhirnya ambruk ke lantai. Darah mengalir dari sela bibir. Saat Bruno hendak melakukan tendangan terakhir, Athena berteriak.

"CUKUP! LAWANMU ITU AKU!"

Athena memberi tanda pada Ugo dan Ego untuk membawa Gordon keluar dari ring. Sebelum ia masuk, Rich menepuk ringan bahunya.

"Hati-hati."

Athena menganggguk. "Pasti."

Gordon mendengkus saat melihat Athena masuk ke dalam ring. "Pengawal dengan wajah canti sepertimu bisa apa? Lebih baik kamu menyerah dari pada aku hancurkan pipi mulus itu!"

Athena berdecak. "Banyak mulut!"

Sebelum naik ke arena, Athena sudah mempelajari bela diri yang dikuasai Bruno. Sama sepertinya, laki-laki itu juga menguasai karate hanya saja versi jalanan yang kasar. Athena berusaha untuk mematahkan jurus-jurusnya. Mengernyit saat menyadari kalau dirinya pernah bertarung dengan orang yang memiliki teknik sama. Jab panjang yang mematikan. Ia hampir kena bogem di wajah karena melamun.

"Ayo, Cantik. Jangan menghindar terus. Pukul akuuu!" teriak Bruno.

Athena memusatkan konsetrasi. Memikirkanm tentang jab panjang yang dilakukan oleh laki-laki berambut pirang. Ia pernah mencoba jab-jab itu sebelum akhirnya menemukan cara mematahkan serangan. Ia mengulangi hal yang sama, memiting, menekel, satu jab panjang dan diakhiri pukulan taktis. Athena berteriak, melompat tinggi dan tendangan beruntun bersarang di dada Bruno. Membuat laki-laki itu terjengkang ke belakang dan akhirnya terkapar. Athena tidak memberinya kesempatan untuk bangkit, menyerang sekali lagi dan kali ini menginjak kaki Bruno, serta menahan tubuh laki-laki itu untuk tetap berbaring di lantai.

Athena : Under Cover LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang