Di sebuah gudang besar yang terletak di pinggiran kota, beberapa truk keluar masuk. Gudang itu dijaga banyak orang bersenjata laras panjang. Truk yang masuk pun melalui pemeriksaan yang ketat. Para pekerja menggunakan mesin untuk memindahkan peti dari truk ke dalam gudang. Semua orang sibuk dengan pekerjaan mereka.
Dua laki-laki mengobrol di lantai atas, menatap kesibukan di bawah mereka. Asap rokok menyelimuti wajah mereka dengan satu tangan memegang botol berisi bir dingin. Mereka mengisap rokok sambil sesekali meneguk bir. Satu laki-laki berpakaian ala tantara, berperawakan tinggi dengan pistol di pinggang. Sedangkan satu lagi, bertubuh gempal dengan kemeja Armani putih yang tidak cocok dipakai di tempat seperti ini.
"Gagal lagi rencana untuk menghabisi bocah itu?" tanya si kemeja putih.
"Ehm, untuk sekarang kita tidak bertindak dulu."
"Kenapa? Takut?"
"Bukan, masih mengawasi pola pengawalnya. Bocah tengik itu mengganti pengawalnya lama dengan yang baru. Untuk kali ini, agak susah diprediksi karena Rich berada satu mobil dengan pengawalnya."
Si kemeja putih mengernyit. "Apa pengawal baru yang merangkap sopir ini lebih hebat?"
"Tidak tahu, tidak banyak yang bisa digali dari sosoknya. Hanya namanya saja yang kita dapat."
"Siapa? Barangkali aku kenal."
"Drake."
Si kemeja putih menggeleng. "Belum pernah dengar sebelumnya."
"Justru itulah yang membuat curiga sekaligus kuatir, seorang laki-laki tanpa asal usul. Tapi, tenang saja. Serangan akan kita mulai Minggu depan. Kami sudah menyiapkan semua dan menunggu tempat yang sesuai untuk melakukan serangan."
"Bagus! Bunuh bocah tengik itu, atau minimal buat dia cacat seumur hidup. Bahkan untuk berteriak saja susah!"
"Baik, Boss! Aku sudah menempatkan banyak orang untuk mengawasi mereka dan mencari jalan menerobos penjagaan."
Mereka bersulang sebelum menenggak habis bir dalam botol dengan pandangan tetap tertuju pada kesibukan di bawah.
**
Athena tidak habis pikir ada perempuan yang seolah melupakan harga dirinya hanya demi laki-laki. Luisa tidak habis akal untuk mendekati Rich. Tidak peduli kalau sudah ditolak. Di sela jeda rapat, saat orang lainnya istirahat untuk makan dan merokok, Luisa memanggil Athena ke ruang samping. Perempuan itu menyudutkan Athena di dekat meja.
"Mulai kapan kamu jadi pengawal Rich?"
"Beberapa Minggu lalu."
"Masih baru berarti, tapi aku lihat Rich sangat percaya padamu. Begini, siapa namamu?"
"Drake," jawab Athena. Bingung dengan sikap perempuan di depannya.
Luisa mengangguk, menatap Athena tajam. "Drake, aku menawarkan kesepakatan untukmu. Sebuah perjanjian yang akan memberikan keuntungan besar padamu, bisa dibilang akan membuatmu menjadi laki-laki kaya."
Athena hanya mengedip tidak mengerti.
"Begini, aku ingin kamu melakukan sesuatu. Memata-matai Rich, melaporkan setiap tindakannya padaku. Kemana Rich pergi, dengan siapa, dan juga orang-orang yang ditemuinya, terutama saat berkencan dengan Savila. Aku ingin laporan lengkap. Kalau kamu bisa lakukan akan ada imbalan besar."
Luisa mengulurkan kartu nama yang sedari dipegangnya pada Athena.
"Simpan itu Drake, kartu namaku. Hubungi aku kalau kamu sudah berhasil melakukan pekerjaanmu." Luisa menepuk-nepuk pipi Athena. "Yakin saja, perjanjian kita akan membuatmu senang. Ngomong-ngomong, kamu pakai skincare apa? Kenapa pipimu halus sekali?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Athena : Under Cover Love
RomanceKisah terakhir dari Trilogi keluarga Camaro atau Tukar Jodoh. Akan bercerita tentang Athena yang menyamar sebagai pengawal pribadi dari Rich Moreno.