Bab 18b

1K 273 21
                                    

Neo tersenyum manis pada Gordon dan membuat laki-laki itu mematung. Mereka terus melangkah, diiringi tatapan mata banyak pengawal yang penasaran. Tiba di dekat kolam, Neo menghentikan langkah. Meraih tubuh Athena dan mendekatkan kepala mereka.

"Sebaiknya kamu tetap menunduk, sambil berbisik. Aku yakin orang-orang berpakaian bagus di dekat buket bunga itu mereka."

Athena melirik dan menjawab bisikan Neo. "Kamu benar, itu mereka. Rich berjas abu-abu, Romeo berjas merah, dan perempuan bergaun hitam itu Savila."

"Oke, aku catat. Athena, letakkan tanganmu di pinggulku."

"Kenapa?"

"Karena begitulah pasangan yang sedang kasmaran. Ayo, kalau perlu kamu harus meremas bagian mana saja dari tubuhku."

Athena tercengang. "Neo! Jangan gila!"

Neo terkikik, senang rasanya bisa menggoda sang teman. Ia memeluk Athena sambil memperhatikan sekitar. Mendengarkan Athena memperkenalkan satu per satu orang-orang yang dilihat sambil berpelukan mesra. Berakting sebagai sepasang kekasih yang saling bergairah satu sama lain. Meskipun sulit tapi mereka berusaha.

Rich menyesap minuman perlahan, mendengarkan percakapan antara Romeo dan Savila. Mereka pernah saling mengenal tapi dulu, dan baru kali ini bertemu secara pribadi.

"Aku tidak menyangka kalau kakakku bersedia tunangan denganmu. Mengingat dia tipe laki-laki yang tidak mudah untuk berkomitmen. Jelaskan padaku, apa yang kamu berikan pada Rich agar dia mau bertunangan denganmu?" tanya Romeo pada Savila. Penasaran dengan jawaban perempuan itu.

"Harta tentu saja. Apa lagi? Semua orang tahu kami bertunangan demi perusahaan," jawab Savila dengan tegas dan blak-blakan, membuat Romeo tercengang. "Jangan bilang kamu nggak tahu masalah ini? Aku dan Rich bertunangan karena terpaksa. Bukan berarti aku tidak menyukainya,. Aku jelas sangat-sangat suka dengan Rich yang tampan dan pekerja keras."

Romeo mengangguk, terkesan dengan sikap Savila yang terus terang. "Tapi? Aku yakin ada kelanjutan dari ceritamu."

Savila mengangguk. "Tapii, aku sadar diri tidak mungkin meluluhkan hati Rich. Aku sudah mencoba berbagai gaya menjadi tunangan, dari posesif sampai tidak peduli dan tidak ada yang membuat Rich berubah menjadi lebih sayang padaku."

Romeo berdecak, memandang kakaknya. "Kenapa bisa begitu?"

Rich mengangkat bahu dengan acuh tak acuh, mengedarkan pandangan ke sekeliling karena bosa mendengar percakapan Romeo dan Savila. Ia merasa kalau pesta di rumahnya sendiri sangat membosankan. Berniat untuk naik ke kamarnya dan bekerja. Sampai akhirnya pandangannya jatuh pada pasangan yang sedang berpelukan dengan mesra di dekat pilar. Ia mengernyit, sempat merasa kalau salah melihat sampai akhirnya memusatkan pandangan dan mendesah. Itu adalah Athena dan seorang perempuan berpakaian mini yang sedang berpelukan. Apakah pengawalnya itu memang punya pasangan?"

"Brother, kamu lihat apa?" tegur Romeo.

Rich menunjuk ke arah Athena dengan dagunya. "Drake, bersama pasangannya."

Romeo dan Savila menatap arah yang ditunjukan Rich dan terdiam. Savila melotot tidak percaya dengan tangan mengepal. Sedangkan Romeo tersenyum kecil.

"Cukup menarik. Pengawal cantik itu mengerti bagaimana harus mencari pasangan," gumam Romeo.

Mereka bertiga tidak lagi mengobrol, sibuk memperhatikan Athena dan Neo yang masih berpelukan dengan kepala menempel intim.

Athena yang sadar menjadi obyek perhatian, berbisik pada Neo. "Sebaiknya kita berpisah. Kamu bisa memulai penyelidikan."

Neo melepaskan pelukannya. "Baiklah, mungkin nanti kamu harus perkenalkan aku padamu mereka."'

"Yeah, kalau mereka meminta. Ngomong-ngomong, kamu pakai nama apa?"

Neo mengusap dagu Athena. "Tetap nama asli, Neo. Sekarang, aku akan berbalik untuk berkeliling. Sebaiknya kamu menepuk pinggulku."

Athena tercengang karena bingung. "Kenapa aku harus menepuk pinggulmu?"

"Karena memang begitu seharusnya pasangan bersikap." Neo membalikkan tubuh, membelakangi Athena. "Ayo, tepuk pinggulku. Jangan lupa sambil tersenyum."

Athena tidak mengerti alasan Neo memaksanya melakukan itu, tapi menuruti apa kata sahabatnya. Ia menepuk pinggul Neo dan mendengarnya menjerit manja. Neo melangkah gemulai meninggalkannya sendiri dan berbaur dengan keramaian. Athena menatap tempat Neo menghilang dan berharap kalau sahabatnya tidak bertemu Romeo. Ia tidak yakin kalau mereka akan akur satu sama lain.

Setelah Neo pergi, Athena mulai menyadari musik yang menghentak sangat kuat, orang-orang yang bercengkrama satu sama lain. Berdiri di bawah pohon, ada Samel yang melambai padanya. Athena membalas lambaiannya dengan senyum kikuk. Ia yakin, anggota timnya pasti ingin tahu siapa perempuan yang bersamanya.

"Drake!"

Athena menoleh, menatap Rich yang berdiri di sampingnya dengan minuman di tangan. Ia sendiri mengambil segelas sampanye dan lupa meletakkannya di mana.

"Tuan, bagaimana pestanya?" tanya Athena. "Sepertinya aman."

Rich mengangguk. "Memang aman tapi membosankan untukku."

"Kenapa?"

"Aku bukan orang yang suka pesta. Sepertinya kamu justru merasa sebaliknya. Sedang bahagia Drake, karena sudah punya kekasih?" tanya Rich dengan pandangan menyelidik.

"Yah, begitulah Tuan." Athena menunduk malu.

Rich menatap Athena lekat-lekat dengan pandangan yang tidak terbaca. "Romeo terkesan, katanya kekasihmu cantik dan sexy. Savila sepertinya kesal melihat kalian. Bisa jadi merasa tersaingi dengan kekasihmu. Dia hendak kemari tapi tertahan oleh mamaku. Drake, kamu berhasil membuat kejutan. Kamu hebat!"

Athena meringis karena tidak tahu harus menjawab apa. Ia senang sandiwaranya berhasil mengelabui Rich, tapi di sisi lain juga tidak suka karena laki-laki itu menganggapnya sudah punya pasangan. Perasaan aneh yang bertentangan, timbul tenggelam dalam dada Athena. Seandainya bisa, ia tidak ingin membohongi Rich.

Rich melirik Athena yang menunduk dengan wajah memerah. Rasa kesal menyelimutinya. Ia sendiri tidak memahami apa yang dirasakannya. Tidak senang pada kemesraan yang ditujukan Athena dan pasangannya. Ingin rasanya ia membawa pengawalnya pergi, ke tempat yang jauh dan tidak bertemu dengan perempuan bergaun sexy itu lagi.

"Drake ...."

"Ya, Tuan."

"Apa kamu mencintainya?" Rich bertanya dengan suara lembut.

Athena meneguk ludah denga gugup. "Ke-kenapa tanya begitu, Tuan?"

Rich menggeleng lalu menghela napas panjang. "Karena sekarang, aku merasa sangat bingung. Sebenarnya, perasaan cinta yang tulus itu seperti apa, Drake?"

Mereka berdiri berpandangan, tidak peduli dengan hiruk pikuk sekeliling. Athena tanpa sadar membasahi bibir. Rich memaki dalam hati karena melihat betapa lembut bibir Athena. Ia merasa gila karena punya keinginan untuk mencium pengawalnya sendiri.

**

Extra

"Apa kalian melihatnya? Perempuan itu sangat cantik!" teriak Gordon penuh semangat pada teman-temannya.

Samel dan Ugo mengangguk antusias.

"Gilaa! Sexy sekali pasangan Drake," gumam Ego dengan pandangan melamun. "Seandainya aku bisa punya kekasih secantik itu, pasti menyenangkan."

Gordon menatap Ego dan tertawa terbahak-bahak. "Aku pun sama, ingin punya pasangan cantik dan sexy, tapi masalahnya satu."

Mereka semua menatap Gordon dengan penuh tanya. Tersentak saat laki-laki itu meraung.

"Aku tidak punya wajah secantik Drakeeee! Perempuan cantik suka dengan laki-laki yang cantik, huaaa!"
.
.
.
Tim ebook,bersiaplah Sabtu sudah bisa dibeli.

Athena : Under Cover LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang