Bab 22b

2.1K 269 21
                                    

Athena menyusuri lorong bersama Jenggala. Memikirkan perkataan laki-laki berambut pirang itu. Yang dikatakan Jenggala benar, sebagai pengawal harus siap dengan segala situasi dan tidak boleh mengeluh tidak siap. Karena ancaman bisa datang kapanpun dan dari mana pun, tanpa menunggu kita siap lebih dulu.

Drex sudah menunggu di ruang tamu saat ia datang. Athena setengah berlari menubruk Drex dan masuk ke dalam pelukannya.

"Hei, apakah laki-laki tampan ini masih tetap manja?" ujat Drex sambil tertawa. Memeluk erat sang adik dan mengecup dahinya. "Bagaimana kabarmu selama ada di kota ini?"

Athena melepaskan pelukannya, menerima gelas berisi cocktail tanpa alkohol dari Drex. Ia meneguk perlahan dan mengernyit.

"Bukan racikan Baron ternyata."

Drex mengangguk. "Memang bukan, Baron di rumah menjaga kakak iparmu."

"Bagaimana kabar keponakanku yang cantik?"

Drex menunjukkan foto-foto bayi di ponselnya. "Semakin hari terlihat semakin cantik dan menggemaskan."

Athena menatap foto-foto itu dengan kerinduan teramat sangat. "Aku ingin memeluk dan menggendongnya, Kak."

"Saat itu pasti akan tiba. Kami menunggumu di rumah hutan."

Mereka duduk bersisihan di sofa, tak lama Jenggala dan Janitra masuk. Kedua mengenyakkan diri di sofa yang kosong.

"Kak, aku hari ini melihatnya."

"Melihat apa?"

"Liontin milik Sajiwa Klub. Maksudku kunci Sajiwa, ada dalam bentuk liontin dan Rich yang memakainya."

Drex mengernyit. "Kamu yakin itu kunci dari lorong bawah tanah Sajiwa?"

Athena mengangguk. "Yakin sekali. Aku pernah melihat detil gambarnya dari Beltrand."

Menghela napas panjang, Rich mengangguk kali ini. "Memang, Beltrand yang tahu persis bagaimana bentuk kunci karena dia yang menyelidiki balai kota. Athena, apakah kamu bisa memfotonya kalau suatu saat melihatnya? Kirimkan pada Dante dan biarkan Beltrand yang memeriksanya."

"Iya, Kak. Aku lakukan kalau ada kesempatan. Karena Rich sekarang ini sedang ketakutan,."

Athena bercerita dengan cepat tentang ancaman yang dilontarkan Barney serta Perdana Menteri pada Martin. Ancaman yang membuat Rich murung sepanjang hari. Athena mengakhiri cerita dengan sebuah pertanyaan.

"Apakah Barney atau Perdana Menteri itu sang tuan? Maksudku salah satu dari mereka bisa jadi sang tuan?"

Drex memikirkan pertanyaan sang adik dan mengangguk. "Bisa jadi, kalau pun bukan mereka berarti seseorang yang dekat dengan mereka. Barney dan Perdana menteri bisa jadi tahu kalau kita sedang menyelidiki, terutama aku dan Dante. Karena mereka tidak mengenalmu jadi kamu tidak masuk hitungan."

"Tahu kalau kalian menyelidiki dan menyiapkan perangkap?"

"Benar sekali. Kita harus hati-hati bukan?"

Athena menghela napas panjang, menyandarkan kepala di sofa. Pandangannya tertuju pada si kembar yang duduk diam dengan minuman di tangan. Semua teori dari Drex membuat pikirannya menjadi penuh sesak. Mendadak ia teringat seseorang.

"Kak, siapa laki-laki bertongkat yang datang bersama Presiden waktu itu? Aku ingin berrtanya pada Neo tapi sahabatku itu sedang sulit dihubungi."

"Namanya Al Karim, seorang komandan dari pasuka khusus. Tidak lagi bertugas karena terluka saat sedang melakukan misi negara. Hanya itu yang aku tahu."

"Al Karim terlihat sangat dekat dengan Barney dan Perdana menteri."

Drex mengangguk. "Benar, mereka berada di lingkaran pergaulan yang sama."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Athena : Under Cover LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang