Rich terlalu malas untuk keluar di hari Sabtu. Sang papa mengajaknya bermain golf dan ia menolak tegas. Rich membawa pekerjaan ke rumah, berniat menghabiskan hari ini dengan bekerja serta sedikit bermalas-malasan. Martin yang mengetahui rencana sang anak tidak berhenti merasa heran.
"Astaga, Rich! Mana ada orang muda sepertimu! Masih muda dan memilih menghabiskan akhir pekan di rumah?"
Martin berteriak di ponsel saat menelepon anaknya. Suaranya membahana keseleruh ruangan karena Rich yang sedang berolah raga, menggunakan speaker.
"Terserah apa kata Papa, tapi seminggu ini banyak sekali pertemuan dan aku tidak punya tenaga untuk keluar."
"Kamu bukan orang jompo! Papa sama mamamu malah berniat untuk main golf. Ayo, kamu gabung dengan kami."
"Tidak berminat, panas!"
"What? Manja sekali kamu. Begini, bagaimana kalau malam mingguan dengan Savila. Ke pesta, atau klub. Tempat orang-orang muda berkumpul."
Rich mengeluh, bertemu dengan Savila sama saja seperti menyiksa dirinya. Ia tidak mungkin melakukan itu. Terakhir kalai makan malam tidak berakhir dengan baik. Ia tidak akan membiarkan dirinya melakukan hal yang membuat sakit kepala. Tidak peduli kalau orang tuanya memaksa, hari ini tidak akana ada pertemuan dengan Savila.
"Papa, dari pada sibuk mengocehiku. Lebih baik kalau Papa ajak Mama sekarang. Aku lagi olah raga."
"Tunggu! Bagaimana kalau besok kita bertemu di klub."
"Tidak mau."
"Tidak boleh nolak. Kalau kamu menolak, mamamu akan bertindak. Lihat saja nanti kalau mamamu marah, Rich!"
Setelah menerima ancaman, Rich mau tidak mau menyanggupi ajakan sang papa untuk bertemudi klub. Ia tidak mengerti kenapa orang tuanya ikut campur dengan urusan pribadinya. Bukankah yang terpenting ia melakukan pekerjaan dan tanggung jawab dengan benar? Kenapa orang tuanya masih juga memaksanya soal bersenang-senang?
Rich keluar dari tempat olah raga, melewati teras samping. Terdengar tawa menggelegar dan ia melihat para pengawalnya sedang sarapan serta mengobrol dengan beberapa pelayan. Tidak ada Athena di antara mereka. Ia menduga Athena masih tidur dan mengernyit saat melihat orang yang dicarinya, sedang berdiri di dekat kolam. Memegang sesuatu di tangan yang sepertinya pesawat kecil. Bukan pesawat tapi drone.
"Drake, ada apa?" tanyanya.
Athena mengacungkan drone di tangan. "Saya memperhatikan drone terbang tidak jauh dari rumah ini. Menembak jatuh dan Samel sudah memeriksanya. Tidak ada tanda-tanda bom, tetap saja harus dicurigai."
Rich mengambil drone rusak dari tangan Athena. "Kamu menembak tapi tidak hancur. Meleset?"
Athena menggeleng. "Tidak, Tuan. Sengaja saya tembak bagian ekor, karena tidak ingin merusaknya."
Rich bersiul. "Wow, akurat. Apa menurutmu kita harus pindah rumah? Pertama kita diikuti, kedua ada drone tidak dikenal. Entah apa lagi nanti."
"Saya rasa tidak perlu sampai pindah, Tuan. Tinggal meningkatkan kewaspadaan. Mulai besok, setiap bepergian kita harus berganti-ganti kendaraan. Kalau perlu saat pulang dan pergi, beda kendaraan."
Rich mendongak. "Ide bagus. Bagaimana kalau kamu temani aku beli mobil baru."
Athena melongo. "Sekarang, Tuan?"
"Tentu saja. Aku ingin kamu yang memilih karena kamu yang akan mengendarainya."
Tanpa sadar tangan Athena menunjuk garasi. "Maaf, Tuan. Di dalam garasi ada enam mobil. Bukankah harusnya cukup?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Athena : Under Cover Love
RomanceKisah terakhir dari Trilogi keluarga Camaro atau Tukar Jodoh. Akan bercerita tentang Athena yang menyamar sebagai pengawal pribadi dari Rich Moreno.