Bab 7b

1.2K 306 32
                                    

Rich mengamati Athena dalam balutan jubah besar. Rambut dan kulit basah, aroma sabun yang menguar dari tubuh, Athena baru saja selesai mandi.

"Drake, temani aku minum," ucapnya pelan.

"Tapi, Tuan. Ini jam berapa?"

"Belum jam satu, aku tidak bisa tidur. Ayo!"

Athena mau tidak mau mengikuti Rich. Sebelumnya ia meminta ijin untuk memakai kaos. Setelah memastikan dadanya tertutup kain, ia bergegas turun. Rich mengajaknya duduk di dekat kolam. Suasana hening, para pelayan sudah terlelap. Tersisa beberapa penjaga gerbang yang memang bertugas saat malam.

Rich bukan hanya membawa sampanye, tapi juga cemilan. Athena menolak sampanye karena tidak mau bangun dalam keadaan kepala berat karena alkohol.

"Saat mandi, kamu pasti periksa tubuhmu. Ada yang luka selain lengan?" tanya Rich.

Athena tersenyum kecil. "Tidak, Tuan. Tubuh saya baik-baik saja."

"Bagus, karena aku mengandalkanmu, Drake. Terus terang penyerangan demi penyerangan ini membuatku takut. Entah apa yang mereka inginkan dariku."

Athena merasa kasihan melihat Rich. Laki-laki tampan itu seakan tertekan. Tidak menyalahkannya, karena siapun akan merasakan hal yang sama kalau terus menerus dibombardir oleh pembunuh. Nyawa bisa setiap saat diambi oleh orang yang tidak terlacak. Bukan hanya Rich, Athena pun merasa frustrasi.

"Seandainya kita bisa masuk klub untuk menyelidiki," desah Athena. "Karena saya yakin, orang di klub terlibat."

Rich mengernyit, mengusap janggutnya yang ditumbuhi bulu-bulu halus dan mendesah. "Ada satu cara untuk masuk ke klub. Sedikit bersiko tapi bisa dicoba."

Athena menatap Rich lekat-lekat. "Bagaimana caranya?"

"Menyamar tentu saja. Kamu dan aku, kita masuk ke klub sebagai pengunjung biasa. Menyelidiki apa yang terjadi di sana setelah penembakan. Karena aku yakin, tidak akan mendapatkan hasil apapun kalau datang dalam kondisi sebagai Rich."

Athena mulai mengerti arah pembicaraan Rich. Kemana pikiran laki-laki itu tertuju. Ia akan menunggu hasil dari Neo sebelum melakukan penyelidikan. Ingin berkenalan dengan manajer, petugas keamanan, dan bila perlu membobol pos CCTV. Martin sudah meminta rekaman CCTV saat penyerangan terjadi dan ada kerusakan. Sungguh kebetulan yang sangat tidak masuk akal.

"Bagaimana Drake. Kamu setuju?"

Athena mengangguk. "Ya, Tuan. Saya setuju."

"Kalau begitu kita akan lakukan di akhir Minggu. Saat klub sedang ramai. Aku dan kamu akan menyamar masuk sebagai pengunjung biasa. Tentu saja, kita perlu identitas palsu karena masuk ke klub itu tidak sembarangan. Aku akan meminta temanku membuat rekomandasi untuk kita."

"Baik, Tuan."

"Ngomong-ngomong, kalau kamu menjadi perempuan, apa nama yang terlintas di benakmu. Maksudku, nama yang cocok untukmu?"

Athena tersenyum kecil. "Untuk apa, Tuan?"

"Hanya ingin tahu. Karena menurutku wajahmu tidak hanya cocok menjadi laki-laki tapi juga perempuan. Ayo, bilanmg padaku. Nama apa yang coselcok? kalau laki-laki itu Drake. Perempuan adalah—"

"Athena."

Rich mengedip. "Wow, nama yang bagus. Athena, dewi perang dari mitologi Yunani. Pemilihan nama yang bagus, Drake."

Athena tidak tahu kenapa Rich bertanya soal nama perempuan padanya. Ia menduga laki-laki itu sedang mabuk, makanya bicara sedikit ngawur. Mereka bicara hingga pukul tiga dini hari, saat melihat Athena menguap, Rich menyudahi obrolan.

Athena : Under Cover LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang