Setelah mengetahui pola penyerangan lawan dan untuk menguji kebenaran dari teori Samel, mereka membiarkan Rich mengikuti banyak pertemuan dan kegiatan saat siang dan pulang sebelum larut. Rich menuruti semua rencana Athena tanpa bantahan, karena mengerti kalau yang dilakukan mereka adalah untuk kebaikannya. Setelah dua Minggu hanya beraktivitas saat siang, tidak ada masalah terutama penyerangan. Justru masalah utama adalah Jamison. Laki-laki itu terus menelepon Rich, menyatakan dukungan untuk sesuatu yang tidak dimengertinya.
"Be free, Bro. Enjoy dan masa bodo dengan semua orang. Ia mendukungmu, apa pun yang terjadi dan apa pun pilihanmu!"
Rich rasanya ingin membanting ponsel setiap menerima panggilan dari Jamison, karena perkataan laki-laki itu yang penuh teka-teki. Mulai kapan ia peduli dengan pendapat orang lain? Memangnya apa yang membuat dirinya tidak bebas? Tidak ada. Ia menikmati hidup dan pekerjaannya. Yang membuatnya makin jengkel adalah Savila yang juga bersikap di luar nalar. Melontarkan ancaman yang membuat dirinya kebingungan.
"Kamu boleh mengkhinatiku dengan perempuan manapun, Rich. Cari yang paling cantik, sexy, atau kaya. Aku masih bisa terima kalau kaya. Meskipun aku ragu ada perempuan yang lebih baik dari aku. Tapi, kalau aku dikalahkan oleh perempuan jadi-jadian, oleh laki-laki yang tidak seharusnya mendapatkan hatimu, aku akan marah. Camkan itu, Rich! Aku akan sangat marah, karena kalah dengan laki-laki!"
Untunglah Rich tetap berpikiran waras dengan mengabaikan kata-kata mereka. Untuk saat ini, ia sedang tidak menjalin hubungan dengan siapa pun. Belum ada perempuan yang menarik minatnya. Ia sedang giat mengerjakan proyek pembanguan gedung dan jalan tol. Setelah selesai, ia akan memutuskan pertunangan dengan Savila. Kenapa harus buang-buang waktu untuk percintaan kalau hidupnya sangat sibuk? Meskipun kesal dengan Savila dan Jamison yang menurutnya tidak waras, Rich cukup tenang karena timnya bisa membaca pola lawan. Dengan begitu ia tidak perlu terus menerus ketakutan setiap saat.
"Apakah Minggu depan aku bisa pergi ke peninjauan bendungan bersama menteri pertanian?" tanya Rich saat melaju di jalan raya bersama Athena.
"Bendungan, Tuan?" tanya Athena untuk meyakinkan. "Di luar kota?"
Rich mengangguk. "Iya, aku investor pembangunan bersama beberapa pengusaha. Lebih ke proyek kemanusiaan dari pada sesuatu yang menguntungkan."
Athena mengulum senyum, melirik Rich yang duduk di sampingnya. "Kalau siang seharusnya tidak masalah, Tuan. Ngomong-ngomong Anda hebat. Saat sibuk masih memikirkan kepentingan umum."
Rich menatap Athena dan berdecak. "Jangan memujiku, Drake. Nanti aku geer."
Keduanya berpandangan lalu tertawa bersamaan. Menyenangkan bisa tertawa meskipun untuk sesaat. Karena begitu tiba di kantor, Rich akan disibukkan dengan pekerjaan yang tiada habisnya. Jangankan untuk tertawa, bahkan tersenyum kecil pun susah. Setelah memastikan Rich mencapai kantornya dengan aman, Athena meminta Samel yang berjaga di dalam. Ia berpamitan ingin melakukan patroli sambil menerima panggilan dari Neo.
"Ada kabar terbaru?" tanyanya sambil melangkah cepat dengan pandangan menyapu sudut-sudut gedung. Mencari sesuatu yang mencurigakan baik orang atau pun hal lain.
"Uang dalam rekening Andre ditarik oleh seseorang yang mengaku istrinya."
Langkah Athena terhenti sejenak. "Kamu tidak bisa meretas siapa perempuan itu?"
"Seseorang perempuan bernama Aghti dan aku sudah menyelidiki kartu keluarga dan identisanya. Perempuan itu membawa buku nikah sekaligus surat wasiat tentang siapa penerima uang. Jadi, bank tidak mempermasalahkan."
"Kalau begitu, selama ini istri Andre tahu siapa yang bekerjasama dengan suaminya? Apa perempuan itu juga tahu, siapa orang yang ingin dicelakai suaminya?"
"Aku rasa, istri Andre tidak senaif itu sampai tidak mengerti apa pun. Lagipula, kalau memang tidak mengerti maka keberadaan uang di rekening Andre harusnya tidak ada yang tahu, karena terkunci dengan baik."
Athena terdiam, menatap dinding kaca dan mengernyit saat melihat beberapa pekerja sedang membersihkan kaca dengan tali dan tangga otomatis yang bisa bergerak di udara. Perlu keberanian tinggi untuk melakukan itu.
"Athena, kamu menmdengarku?"
"Iya, tentu saja. Bagaimana sekarang?"
"Aku akan tetap menyelidiki siapa istri Andre, dan sebaiknya kamu mulai mencari cara untuk masuk ke rumah Martin Moreno. Boss kita tidak sabar ingin menunggu hasil penyelidikanmu."
"Okee, aku akan berusaha untuk itu."
Athena baru mematikan ponsel saat dari arah pintu muncul Martin. Senyum tercipta di bibir, ia bergegas menyambut laki-laki itu. "Selamat pagi, Tuan."
Martin menatap Athena dengan tercengang. "Astaga, Drake. Sedang apa kamu di sini?"
"Biasa Tuan, patrol keadaan."
"Bagus-bagus, dengan begitu aku bisa tenang menitipkan anakku dalam penjagaanmu. Ngomong-ngomong, bagaimana lukamu?" Martin menatap bahu Athena.
"Sudah sembuh total, Tuan. Terima kasih perhatiannya."
"Syukurlah." Martin menunggu lift VIP terbuka, lalu masuk diikuti para pengawalnya yang berjumlah tiga orang dengan dua asisten. Laki-laki itu memberi tanda agar Athena ikut masuk ke lift. "Aku senang kalau kamu sudah sembuh total, Drake. Anaknya jadi sedikit tidak waras saat tahu kamu terluka."
"Maksud, Tuan?"
Martin menghela napas panjang. "Bagaimana mengatakannya? Rich terpukul karena penyerangan dilakukan di rumah sakit dalam kondisi banyak orang. Dia lebih shock lagi saat tahu kamu tertembak dan terluka parah. Tidak berhenti menyesali diri karena menganggap kamu terluka karena dirinya."
"Itu sudah menjadi tugas saya, Tuan."
"Kamu benar, Drake. Tapi aku juga tidak bisa menyalahkan anakku. Kami tidak pernah bergantung pada orang lain sebelumnya, dan untuk sekarang Rich sangat bergantung padamu dan tim. Kalian harus melakukan yang terbaik untuk menjaga anakku, Drake!"
Lift berhenti di lantai kantor Martin. Athena keluar lebih dulu dan membungkuk kecil saat laki-laki itu melewatinya. "Terima kasih atas kepercayaannya, Tuan. Saya janji akan menjaga Tuan Rich dengan baik."
"Bagus, aku suka janjimu. Oh, tolong sampaikan ke anakku. Malam ini mamanya mengharapkan dia datang ke rumah untuk makan malam. Harus datang dan tidak bisa ditolak!"
Athena masuk kembali ke lift dan memencet nomor pada tombol. Tidak mempercayai keberuntungannya. Neo mengharapnnya masuk ke rumah Martin dan laki-laki itu menyodorkan undangan yang tidak bisa ditolak. Tentu saja, meskipun harus menggedong Rich ia akan membawa laki-laki itu pergi. Bila perlu melumpuhkannya sebelum menyeretnya ke mobil. Athena akan melakukan apa pun untuk memastikan Rich memenuhi undangan sang mama. Bukankah seorang anak laki-laki apalagi anak sulung diwajibkan untuk berbakti pada orang tuanya? Athena tersenyum lebar, menatap bayangannya yang terpantul di kaca lift.
.
.
.
Cerita ini sedang PO.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athena : Under Cover Love
RomanceKisah terakhir dari Trilogi keluarga Camaro atau Tukar Jodoh. Akan bercerita tentang Athena yang menyamar sebagai pengawal pribadi dari Rich Moreno.