Bab 14a

1.1K 295 17
                                    

Kegembiraan jelas terlihat di wajah Rich dan para penghuni rumah yang lain setelah Athena kembali. Seolah matahari bersinar cerah setelah berminggu-minggu mendung dan diguyur hujan. Bagi banyak orang mungkin itu terdengar istilah yang berlebihan tapi tidak bagi mereka. Rich yang selalu ketakutan saat tidak ada Athena, sekarang melakukan aktivitas seperti biasa. Tentu saja dengan Athena menjadi pengemudi mobilnya.

Para pelayan juga turun bergembira, terutama pelayan perempuan. Setelah melayani beberapa laki-laki murung dengan wajah galak, mereka senang karena Athena kembali. Ruang belakang ramai seperti semula, dan setiap malam selesai bekerja mereka akan berkumpul seperti dulu untuk bernyanyi dan makan bersama.

"Rasanya jantungnya seperti berhenti berdetak saat tahu kamu tertembak, Drake. Ah, tidak tahan rasanya membayangkan kamu berlumuran darah." Seorang pelayan perempuan berambut pendek, merayu Athena saat sarapan. Mata bulatnya mengedip perlahan. "Aku tidak bisa tidur karena memikirkanmu."

"Bukannya kamu nggak bisa tidur karena mengeluh ada nyamuk?" celetuk pelayan perempuan bertubuh kurus dengan rambut dikuncir ekor kuda. "Jangan percaya omongannya Drake. Dia sudah punya pacar."

"Hei, kamu sengaja , ya? Aku tidak punya pacar!"

"Oh, lalu siapa laki-laki yang tiap malam kamu telepon?"

"Itu-itu temanku."

"Kamu memang lihai saat bohong, tapi tidak akan aku biarkan kamu membohongi Drake!" Perempuan dengan kunciran ekor kuda menyingkirkan temannya, dan duduk di depan Athena. "Kamu kelihatan lebih kurus, Drake. Bagaimana kalau aku saja yang mengurusmu?"

"Enak saja! Minggir sana!" Si pelayan berambut pendek menyentak keras.

"Nggak mau! Kamu saja yang minggir!"

Athena yang tidak tahan dengan perdebatan keduanya, membawa piringnya yang berisi setengah makanan ke dekat kolam. Bukan tempat ideal untuk sarapan, duduk di kursi dan menghadap matahari secara langsung, tapi paling tidak lebih baik dari pada menghadapi kegaduhan para pelayan.

Sebenarnya Athena merasa tidak enak membohongi gadis-gadis lugu itu. Ia ingin mengatakan pada mereka kalau dirinya juga sesama perempuan dan lebih realistis kalau berhenti menyukainya. Namun, ide itu tidak bisa dilakukan sekarang karena memang sedang dalam penyamaran. Ia tidak ingin gadis-gadis itu menangis kalau suatu saat identitasnya terbongkar.

"Kenapa kamu makan di bawah pancaran matahari? Butuh vitamin D?"

Rich muncul tiba-tiba dan hampir membuat Athena menyemburkan makanannya. Laki-laki itu hanya memakai celana renang mini dan menunjukkan seluruh tubuhnya yang kekar.

"Tuan mau kemana?" tanya Athena tanpa sadar, susah payah menelan makanan di tenggorokan.

Rich mengangkat sebelah alis lalu mengembangkan lengannya. "Dengan penampilanku yang seperti ini, menurutmu aku mau kemana?"

Athena meneguk ludah. "Renang?"

"Nah, itu tahu. Kenapa masih tanya? Jangan-jangan kamu mau ikut renang denganku?" tanya Rich dengan senyum jahil. Tergelak saat Athena menggeleng cepat. "Jangan takut begitu, aku tidak akan memaksamu berenang. Ngomong-ngomong, aku merasa lenganku kurang kuat. Kamu ada rekomendasi olah raga yang cocok untuk membentuk lengan?"

Athena kebingungan di tempat duduknya. Rich begitu dekat, menepuk-nepuk lengan di depannya. Ia berusaha untuk memfokuskan pandangan dan sialnya justru menatap dada yang bidang. Meski begitu ia berusaha tetap tenang, mengarahkan pandangan ke atas dan menjauhi arah selangkangan di mana ada sesuatu yang menonjol di sana.

"Bagaimana menurutmu, kenapa diam?"

"Tuan, saya tidak bisa berpikir jernih sekarang?"

Rich membungkuk. "Kenapa? Kamu sakit? Wajahmu merah?" Ia menyentuh dahi Athena dengan telapak tangan. "Jangan-jangan matahari membakar kulitmu terlalu berlebihan dan membuatmu sakit. Sana. kamu masuk!":

"Bukaan! Saya tidak selemah itu!!"

Athena mendadak bangkit dan hampir saja kepalanya berbenturan dengan kepala Rich. Untung saja laki-laki itu dengan sigap menghindar. Sungguh pemandangan yang lucu, Athena dengan piring di tangan berdiri berhadapan dengan Rich yang setengah telanjang.

"Tidak ada yang mengatakan kamu lemah, Drake. Tidak perlu sepanik itu," ucap Rich heran.

Athena tertawa malu. "Maaf, Tuan. Reflek saja. Soal olah raga untuk membentuk lengan, nanti say acari tahu."

Rich mengangguk, mengalihkan pandangan ke kolam yang bersinar karena cahaya matahari dan mulai melakukan pemanasan.

"Aku tidak tahu kenapa kamu sarapan di pinggir kolam. Menurutku terlalu terik untuk makan dan membuat kurang nyaman."

"Tidak, Tuan. Saya biasa sarapan begini."

Rich menoleh. "Kenapa? Para pelayan menganggumu?"

Athena melongo, tidak menyangka Rich akan tahu tentang masalah itu. Tentu saja ia tidak akan mengaku, karena tidak ingin para gadis-gadis itu terkena masalah dengan tuan mereka. Sebagai sesama perempuan, sudah seharusnya saling membantu.

"Bukan begitu, Tuan. Tapi—"

"Nanti siang akan ada orang yang memasang gazebo di sini." Rich menunjuk arena pinggir kolam tempat Athena berdiri. "Akan ada kipas, atap dan tanaman. Dengan begitu kamu tidak akan kepanasan kalau mau sarapan di sini. Kamu juga bisa gunakan untuk makan malam kalau memang sedang ingin sendirian."

Athena kehilangan kata-kata, menatap Rich yang menceburkan diri ke dalam kolam. laki-laki itu begitu perhatian dan baik dengannya. Memikirkan semua tentang kenyamanannya. Ia tanpa sadar tersenyum, kembali duduk dengan niat menandaskan sarapannya yang tersisa. Sayangnya, omeletnya mendingin, roti mengering karena udara dan ia tidak lagi berselera.

Matanya mengawasi Rich yang berenang dengan gesit. Laki-laki itu punya cara sendiri untuk membuat tubuhnya tetap bugar. Berenang sebelum bekerja adalah salah satu cara. Dengan berolah raga setiap hari akan membuat tubuh tetap sehat. Sebagai orang yang sangat sibuk, dan duduk sepanjang hari di kantor, memang sudah seharusnya melakukan aktivitas fisik setiap pagi.

Athena tidak tahu menunggu untuk berapa lama, saat Rich keluar air luruh di tubuhnya dan terlihat begitu sexy. Athena memalingkan wajah, mengambil piring, dan bergegas pergi. Menunggu Rich berolah raga ternyata bukan aktivitas yang aman untuk dirinya. Lebih baik ia menyelamatkan diri sebelum jantungnya berhenti berdetak.

Kalau ditanya mana yang lebih ia pilih, digoda para pelayan di ruang makan atau digoda oleh tubuh Rich yang luar biasa, maka Athena memilih untuk sarapan di kamar. Ia memang sepengecut itu soal perasaan dan rasa malu.

Athena : Under Cover LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang