Semenjak urusan pesta yang berakhir runyam, Neo sering mengomel pada Athena. Mengatakan kalau tidak seharusnya Athena meninggalkan dirinya sendiri. Padahal yang sedang dilakukannya adalah membela Athena dari perempuan aneh seperti Savila. Athena juga sudah meminta maaf tapi Neo benar-benar sedang kesal. Membutuhkan waktu berhari-hari sampai akhirnya patnernya itu melunak.
"Kamu harus hati-hati dengan Romeo. Saat aku sedang menyelidiki lantai dua rumah keluarga Moreno, tanpa sengaja terpergok Romeo."
Itu adalah informasi paling penting bagi Athena dan Neo baru memberitahunya sekarang. Padahal, selama beberapa hari ini Romeo menginap di rumah Rich. Untung saja laki-laki itu tidak pernah mengungkitnya.
"Neo, lain kali meskipun kamu sedang marah, kalau ada hal penting harus segera memberitahuku. Bukan apa-apa tapi Romeo sedang menginap di sini."
Neo menggumamkan maaf secara lirih, mengakui terbawa perasaan marah pada Athena.
"Sudah, jangan kesal lagi. Untuk kamu tahu, Savila ditegur keras oleh Nyonya Africa setelah kamu pergi. Aku sendiri nggak sengaja dengar. Nyonya Africa mengatakan, tidak seharusnya Savila membuat ulah di tengah pesta. Paling tidak sedikit menghormati keluarga Moreno."
"Benarkah?"
"Iya, Savila menggumamkan maaf dan pergi dengan muka masam."
"Mampus! Perempuan tidak tahu diri. Memang sudah seharusnya ditegur. Bisa-bisanya sudah punya tunangan tapi ingin merebut kekasih orang lain!"
Athena berdehem. "Neo, aku ini perempuan."
"Ups, sorry. "
Setelah pembicaraan tentang Savila berkhir, Athena merasa lega karena rasa kesal dalam diri Neo sudah hilang. Tidak nyaman rasanya bekerja dengan orang yang setiap saat menahan marah. Setelah berbaikan, mereka kini bekerja seperti semula.
"Aku curiga kalau Martin mengenal sang tuan. Aku juga sempat mendengar percakapannya dengan seseorang bernama sang tuan."
Athena mendengarkan perkataan Neo, dan mencatat dalam hati. Ia akan menggali lebih dalam informasi ini. Martin mengenal sang tuan, harusnya itu bukan sesuatu yang baru. Bukankah mereka berada dalam satu lingkaran yang sama, Sajiwa Klub? Tapi, sikap Martin selama ini tidak menunjukkan sebagai penjahat. Athena memikirkan segala kemungkinan, memperhatikan gerak gerik orang di rumah ini. Romeo, tipe laki-laki santai yang lebih banyak bersantai di rumah dari pada bekerja. Berkeliling rumah dari waktu ke waktu, bahkan terkadang sengaja datang untuk menganggu para pengawal dengan mengajak mereka bertanding. Tidak ada yang cukup bodoh untuk menerima tantangannya. Setiap orang tahu kalau Romeo hanya sedikit menguasai bela diri.
"Memangnya siapa yang akan bertanggung jawab kalau wajahnya yang tampan itu terluka?" gerutu Gordon.
Samel menggeleng. "Jangan layani dia. Tuan Romeo hanya sedang bosan."
Mereka sepakat untuk menganggap tantangan Romeo hanya sekedar bercandaan, nyatanya tidak semudah itu untuk diindahkan. Romeo dengan sengaja membuat Athena marah, ataupun menggoda Gordon. Pada akhirnya menyerah setelah para pengawal tidak menanggapi tantangannya.
"Katakan padaku, Drake. Kenapa kalian tidak mau berlatih tanding denganku?" tanya Romeo penasaran. Menatap Athena yang duduk di sofa dan sedang menyiapkan persenjataan.
"Kami tahu kalau Tuan Romeo sedang bosan," jawab Athena.
"Nah' itu kalian tahu? Jadi?"
"Maaf, kami bukan alat pengusir kebosanan."
Jawaban Athena mendapat tepuk tangan dari Rich yang baru saja turun. "Kamu dengar bukan? Drake menjawab dengan sangat jujur."
Romeo berdecak, menatap sang kakak yang sudah berpakaian rapi. Menyandarkan tubuhnya pada sofa. Pukul sepuluh pagi dan ia baru saja bangun tidur. Mendapati para pengawal sudah berpakaian rapi. Sekarang sang kakak pun bersiap-siap dengan setelan resmi. "Kamu tahu nggak kalau hari ini Minggu?"
Rich mengangguk. "Yes, aku tidak lupa hari."
"Kamu tahu Minggu itu libur?"
"Tidak usah kamu ingatkan. Apa masalahnya?"
"Kenapa kamu berpakaian rapi, Drake juga menyiapkan persenjataan. Kalian mau kemana? Perang atau menyerbu suatu daerah?"
Rich menatap adiknya lekat-lekat. "Memangnya Papa tidak megajakmu?" Melihat Romeo menggeleng bingung, Rich berdecak. "Tidak heran. Lagipula, kamu juga tidak akan mengerti."
"Heh, aku tidak sebodoh itu. Katakan, kalian hendak kemana?" teriak Romeo.
Rich meraih tas yang sudah disiapkan asistennya di atas meja. Hari ini harusnya Ghita yang menemaninya bekerja tapi sekretarisnya itu sedang sakit.
"Papa mengajakku ke pertemuan dengan keluarga Barney."
Jawaban Rich membuat Romeo dan Athena terdiam. Tangan Athena yang sedang memeriksa peluru, terhenti di udara. Ia tahu kalau hari ini akan ada pertemuan penting, tapi tidak menyangka ternyata keluarga Barney. Ia bahkan tidak sempat membuat persiapan dengan membaca data-data tamu yang kemungkinan akan datang. Tidak biasanya Rich berahasia tentang rencana pertemuan. Seharusnya tadi malam Rich mengatakan hal ini padanya, dan memberi waktu untuk tim bersiap-siap. Termasuk dirinya.
Romeo menahan napas. "Kenapa baru bilang?"
"Papa juga baru mengajakku tadi pagi. Harusnya hari ini aku akan meninjau proyek. Papa menelepon dua jam yang lalu." Rich mengamati Athena yang menunduk. "Drake, bawa persenjataan lengkap tapi letakkan di mobil saja. Kalian tidak boleh membawa senjata apa pun di tubuh."
Athena mendongak. "Kenapa, Tuan? Tidak biasanya."
Rich mengangguk. "Memang, karena ada kemungkinan tamu VVIP akan datang."
Athena tidak tahu siapa tamu VVIP yang dimaksud, tapi sepertinya orang yang sangat berpengaruh. Apakah Perdana Menteri? Kalau benar, berarti hari ini ia akan berjumpa dengan dua orang lain yang dicurigai sebagai pembunuh sang papa. Perdana Menteri dan Barney. Keduanya akan berjumpa dengan Martin. Sungguh reuni yang mengejutkan. Sayang sekali, Athena tidak bisa menghubungi Neo atau kedua kakaknya. Pasti mereka juga ingin tahu soal ini.
Mereka berangkat menggunakan dua mobil. Menjemput Martin di rumahnya yang juga menyiapkan dua mobil pengawalan. Akhirnya disepakati mereka mengendarai tiga mobil. Rich dan Martin berada di satu kendaraan dengan Athena menyetir dan didampingi Samel. Sedangkan pengawal lain berada di kendaraan depan dan belakang mereka.
Athena membawa kendaraan dengan santai tapi waspada, mendengarkan percakapan ayah dan anak di jok belakang.
"Tidak biasanya Papa mau menemui mereka? Keluarga Barney maksudku."
Martin menjawab dengan enggan. "Sebenarnya Papa juga malas tapi ini perintah seseorang dan tidak bisa diabaikan?"
"Siapa?"
"Kelak kamu akan tahu, bukan sekarang pastinya. Hari ini, kita berdoa semoga bisa melewati pertemuan ini dengan selamat."
Athena teringat akan perkataan Neo, tentang Martin yang menerima panggilan dari sang tuan. Mungkinkan yang meminta Martin datang adalah sang tuan itu? Kalau begitu, apakah hari ini n akan bertemu sang tuan? Mendadak ia merasa sangat tegang.
.
.
.
Tersedia versi cetak di olshop, versi online di Karyakarsa dan Playbook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athena : Under Cover Love
RomantikKisah terakhir dari Trilogi keluarga Camaro atau Tukar Jodoh. Akan bercerita tentang Athena yang menyamar sebagai pengawal pribadi dari Rich Moreno.