Suasana kantin rumah sakit cukup ramai, banyak beberapa dokter, karyawan hingga keluarga pasien sengaja makan siang di sini. Natalia dan Sofia berjalan di sekitar kantin sambil melihat beberapa menu makanan yang menempel di dinding kios mereka.
"Lo mau makan apa Sof?" tanya Natalia.
"Makan soto mie deh. Kayaknya enak," ucap Sofia.
"Lo soto mie, gue makan tongseng kambing."
Baik Sofia maupun Natalia berjalan menuju kios kantin dan memesan makanan. Setelah memesan, Sofia kembali berjalan ke kios penjual aneka minuman yang tadi pagi ia membeli jus. Sementara Natalia, memilih meja kosong agar tidak ditempati orang lain.
"Bu, saya pesan jus jambu sama jus mangga," ibu pemilik kios kaget melihat Sofia.
"Loh si Neng yang tadi? Kembalian beli jus belum Ibu kasih."
"Tidak usah Bu, pegang saja. Saya duduk di pojok sana dekat di depan kios penjual tongseng."
"Baik Neng, ditunggu." Sofia mengangguk dan berjalan menghampiri Natalia.
"Jus mangganya ada?"
"Ada kok, gue tahu banget kalau lo itu nggak bisa seharian minum jus mangga. Jadi inget pas jaman kuliah dulu, sampai dijuluki si duta mangga haha," ledek Sofia.
"Dih ngaco! Adanya juga lo dipanggil duta jambu merah. Setiap hari bawa terus jus jambu sama jambu buat dicemilin." Natalia balas meledek Sofia.
"Kangen banget sama masa-masa kuliah dulu. Yang dimana gue, lo, Sari dan Tresea jadi primadona angkatan," ucap Sofia.
"Jadi kangen sama Tresea, tapi dia sudah menikah dan bahagia punya keluarga. Tinggal di Semarang sekarang, karena mengikuti pekerjaan suami di ranah politik."
"Tercapai juga akhirnya."
Di tengah keasikkan mereka mengobrol, pesanan Sofia dan Natalia sudah sampai beserta pesanan minuman mereka.
Natalia dan Sofia menikmati makan siang mereka sambil bersenda gurau. Hingga kedua mata Sofia tidak sengaja menangkap sosok laki-laki yang membuat harinya tidak berjalan lancar. Sedangkan Natalia meledeki Sofia yang terus menatap Adrian.
"Awas copot matanya haha," ledek Natalia.
"Orang itu nyebelin banget. Tadi gue sempat debat sama dia di ruangannya," ucap Sofia.
"Kenapa?" tanya Natalia.
"Ya biasa ada pasien yang pernah ditangani oleh Adrian dan dokter Inggit, setelah gue lihat ternyata pasien bernama Sisilia itu melakukan diet ketat yang berujung mengalami masalah pada lambungnya, tapi dokter Adrian bilang kalau gue itu asal ngucap. Padahal sebelumnya gue cari fakta sendiri," jelas Sofia.
"Maklum duda, biasanya duda terkadang keras kepala. Adrian paling disegani di sini." Duda? Benarkah Adrian seorang duda?
"Duda? Maksud lo Adrian pernah nikah lalu cerai? Kasihan banget istrinya dapat suami modelan begitu," cerca Sofia.
"Hus! jangan begitu. Istri Adrian meninggal dalam sebuah kecelakaan tunggal di tol Serpong. Dengar-dengar karena mau USG, tapi Tuhan berkehendak lain." Natalia menceritakan sosok Adrian yang ia ketahui, selebihnya memilih diam.
"Jadi cerai mati? Berapa lama dia menduda?" tanya Sofia. Natalia menunjukkan angka tiga pada jari-jari tangannya.
"Lama juga tiga tahun," ucap Sofia.
"Setelah tahu dia menduda, banyak beberapa wanita single yang mencoba masuk ke dalam hatinya. Tapi Adrian suami setia, dia belum bisa mencari pengganti istrinya. Di postingan instagram masih betah memajang foto istrinya dan profil whatsapp Adrian pun foto tujuh bulanan istrinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hospital Diary [Terbit] ✅️
General Fiction"Mengapa begitu sulit memintamu untuk tetap bertahan?" Seorang pria tengah berbicara kepada seseorang yang sudah terkubur jauh di dalam tanah. Tangannya terus mengusap lembut sebuah batu nisan bertuliskan dua nama dalam satu liang lahat. "Aku membay...