Pagi-pagi sekali Sofia bersama kedua orang tua Naira juga dibantu oleh kepala desa dan warga setempat sedang berkumpul di balai desa guna melaksanakan kegiatan ilegal. Yakni, menggali makam Naira dan melakukan otopsi kembali pada jenazah Naira.
Sangat besar resiko yang diambil Sofia, kegiatan ini termasuk ilegal karena tidak ada surat perintah resmi dari rumah sakit dan tim penyidik. Hanya berbekal izin dari kedua orang tua Naira dan juga warga sekitar tempat tinggal Naira.
Mereka semua menunggu kedatangan salah satu rekan Sofia yang merupakan seorang dokter forensik yang turut membantu penyelidikan Sofia. Gadis itu sadar apa yang dilakukannya. Ia pun sudah siap jika harus menerima segala resiko yang terjadi.
Kendaraan berwarna hitam sudah memasuki lapangan dekat balai desa. Randy, dokter ahli forensik sudah tiba sambil membawa peralatan dan perlengkapan otopsi pada jenazah Naira.
"Selamat pagi dokter Randy, saya Tohir selaku kepala desa di sini."
"Selamat pagi, saya mohon untuk beberapa warga berjaga di sekitaran makam Naira. Terpal sudah dipasang aman sesuai perintah dokter Sofia?"
"Sudah dokter." Salah satu warga yang membantu membalas pertanyaan dokter Randy.
"Kamu harus bantu aku juga Sof. Nanti aku arahkan, intinya kalian semua harus membantu saya dan Sofia dalam hal ini. Siapkan tandu dan juga kain berwarna hitam agar tidak ada noda yang terlihat."
Sofia, Randy, Pak Tohir, kedua orang tua Naira, dan beberapa warga meninggalkan balai desa menuju pemakaman umum yang dimana Naira dimakamkan.
Pemakaman umum tidaklah jauh jaraknya dari perumahan warga desa. Tidak perlu menghabiskan banyak waktu, mereka semua sudah tiba di makam Naira.
Beberapa warga langsung mengeluarkan cangkul dan beberapa alat untuk membongkar batu nisan yang terbuat dari semen. Sofia membagi dua pekerjaan, pertama membongkar batu nisan dan kedua menggali tanah makam.
Semakin lama tanah makam sudah mulai terlihat isinya. Benar ucapan Abah Jaka, jenazah Naira terletak di dalam peti.
Setelah dibuka petinya, seluruh warga terkejut termasuk Sofia dan Randy. Jenazah Naira masih utuh walau sudah tiga tahun terkubur di dalam tanah dan berbalut peti kayu.
"Masya Allah Naira, jenazah anaknya Abah Jaka utuh."
"Beginilah gambaran seseorang jika semasa hidupnya selalu berbuat kebaikan. Allah pasti merawat jenazahnya."
Beberapa warga saling memuji jenazah Naira yang masih utuh. Selain Naira, bayi yang meninggal pun utuh.
Tiga orang warga desa langsung mengambil tubuh Naira dari dalam peti dan memindahkan Naira di atas tandu. Sofia dibantu warga lainnya menutupi jenazah Naira dengan kain hitam.
***
Jenazah Naira akhirnya diletakkan di rumah kepala desa. Randy dan Sofia langsung memeriksa kondisi kematian Naira, mencari tahu sebab pasti kematiannya.
Sofia hanya membantu yang disuruh oleh Randy, sedangkan Randy mulai melakukan otopsi.
Hal pertama adalah pemeriksaan fisik, yang meliputi mengukur tinggi tubuh, memeriksa serta mencatat karakteristik mata, panjang rambut, dan kulit, lalu mengetahui jenis kelamin dan usia.
"Sofia, bantu saya untuk membedah tubuh Naira, aku perlu mengetahui apakah kerusakan pada bagian organ dalamnya."
Sofia menurut, ia kemudian mengambil alat-alat bedah dan mulai membedah tubuh Naira. Sebelumnya ia sudah izin yang diucapkan dalam hati. Tidak lupa berdoa agar hari ini diberi kelancaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hospital Diary [Terbit] ✅️
General Fiction"Mengapa begitu sulit memintamu untuk tetap bertahan?" Seorang pria tengah berbicara kepada seseorang yang sudah terkubur jauh di dalam tanah. Tangannya terus mengusap lembut sebuah batu nisan bertuliskan dua nama dalam satu liang lahat. "Aku membay...