Sofia melepas bibirnya dari bibir Adrian, sambil menutupi wajahnya yang mulai kemerahan, ia segera pergi meninggalkan Adrian di dalam ruang kerjanya. Pikirannya benar-benar kacau, bagaimana bisa Adrian dan dirinya saling berciuman padahal belum ada ikatan atau ajakan berhubungan. Lagipula, ia menyadari bahwa laki-laki itu masih memikirkan mendiang istrinya.
Di depan wastafel toilet, Sofia melihat pantulan dirinya dalam sebuah cermin. Menyentuh bibirnya dan membayangkan betapa lembutnya bibir Adrian saat mencium bibirnya. Rasanya bukan seperti seorang pria yang terbakar hawa nafsu, melainkan rasa yang diberikan oleh Adrian adalah ketulusan. Terlebih mulutnya mengatakan ia ingin membuka hati kembali untuk orang baru. Tapi siapa? Tidak mungkin dirinya.
Lamunannya buyar ketika ponselnya berdering. Melihat nama seseorang yang menghubunginya sangat malas untuk menjawab panggilan tersebut. Kalau tidak diangkat sayang juga, pasti Sofia ketinggalan informasi tentang sahabat-sahabatnya di Amerika sana.
"Halo Theo!"
"Hai Indonesia lady, I wanna tell you something."
"Something special for me? Just me? Ah! It's good. What it is?"
"Prepare your heart. This is news that will shock you to death."
"Hahaha so…."
"Asher is divorcing his wife and the most surprising thing is that the man has accepted the director's offer to be transferred temporarily."
"I wouldn't be surprised if Asher transferred to another hospital."
"The thing is Asher was sent to one of the hospitals in your country, Mayapada Hospital. I knew when I overheard their conversation."
"Don't make a joke with me!"
"I'm serious! This afternoon Asher left to Jakarta and he is very happy."
"What the hell."
Sofia memutuskan teleponnya bersama Theo. Ia berjalan keluar dari toilet dengan wajah syok. Natalia yang tidak sengaja berpapasan dengan Sofia menanyai kondisi Sofia yang tampak terkejut.
"Muka lo kenapa?"
Sofia masih terdiam. Mereka berdua tidak sengaja berhenti dan mengobrol di depan ruang kerja Adrian. Adrian yang baru saja merapikan ranjang pasien di dalam ruang pemeriksaannya melihat kedua gadis tersebut di depan pintu ruang kerjanya. Membuka sedikit pintu agar mendengar pembicaraan serius mereka. Dari raut wajah Sofia juga menunjukkan kekhawatiran. Ada apa yang terjadi padanya?
"Sof? Lo kenapa? Jawab!"
"Asher menceraikan istrinya tanpa gue tahu alasannya apa dan yang paling geger adalah laki-laki itu pindah tugas."
"Ya elah! Cuma itu doang haha dasar."
"Please jangan ketawa. Itu yang jadi masalah utamanya."
"Ya apa?" Natalia penasaran dengan jawaban Sofia begitu juga Adrian.
"Asher dipindah tugaskan ke rumah sakit ini, entah dalam waktu berapa lama."
"Ha? Serius? Lo bercanda pasti."
"Theo barusan kasih tahu kabar soal Asher."
"Jangan sampai Asher berniat buat ambil lo lagi?"
"Nggak tau, pusing!"
Sofia berjalan meninggalkan Natalia. Natalia berlari mengejar sahabatnya. Sementara, Adrian terdiam, baru saja mereka berdua sudah damai tanpa adanya perseteruan malah datang masa lalu Sofia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hospital Diary [Terbit] ✅️
General Fiction"Mengapa begitu sulit memintamu untuk tetap bertahan?" Seorang pria tengah berbicara kepada seseorang yang sudah terkubur jauh di dalam tanah. Tangannya terus mengusap lembut sebuah batu nisan bertuliskan dua nama dalam satu liang lahat. "Aku membay...