Tidak ada obrolan dari mulut mereka masing-masing. Adrian masih termenung memikirkan lembaran terakhir curahan hati istrinya dalam sebuah tulisan. Berpikir apakah kematian istrinya murni kecelakaan tunggal atau rencana pembunuhan? Jika benar istrinya dibunuh, siapa dalang dibalik pembunuhan berencana tersebut? Mungkinkah dari orang terdekat? Yang Adrian tahu selama hidup Naira, istrinya tidak pernah menyakiti seseorang. Sebab, istrinya sangat penyabar.
Melihat Adrian yang terus termenung, Sofia meminta Adrian untuk mengantarnya ke rumah sakit. Ia ingat jika ada salah satu jurnal yang tertinggal di dalam ruang kerjanya. Jam sudah menunjukkan angka dua belas malam lewat.
"Ad, boleh nggak lo antar gue ke rumah sakit?" pinta Sofia
"Nggak langsung pulang ke rumah?" tanya balik Adrian, sesekali melirik ke arah Sofia.
"Gue pulang bisa naik taksi kok. Ada salah satu jurnal yang ketinggalan, soalnya besok pagi gue harus ke rumah sakit di daerah UKI Jakarta Timur."
"Ngapain ke sana?"
"Ada perlu."
"Cowok atau cewek?" Mendengar pertanyaan Adrian mengundang keanehan dalam batin Sofia. Bisa-bisanya laki-laki itu menanyakan gender.
"Kok lo nanya begitu? Kenapa?"
Adrian terdiam tanpa menjawab pertanyaan Sofia. Membuat gadis itu semakin bertanya-tanya dalam benaknya.
"Jadi lo mau atau nggak antar gue?" Sofia bertanya sekali lagi pada Adrian.
"Iya, aku antar kamu ke sana."
Mobil Adrian berbelok arah menuju rumah sakit. Dalam perjalanan menuju rumah sakit, kedua mata Sofia menangkap salah satu mobil yang mengikuti arah mobil Adrian.
Sofia yang tidak memiliki kecurigaan, bersikap santai. Lagipula, tujuan utamanya adalah mengambil jurnal tersebut untuk dipresentasikan di depan calon dokter spesialis kanker. Ternyata Sofia diundang sebagai pemateri oleh teman kampusnya dulu di salah satu rumah sakit wilayah Jakarta Timur.
Begitu sampai di rumah sakit, Sofia menyuruh Adrian untuk pulang saja. Sebelum bayangan Adrian menghilang dari kedua mata Sofia, gadis itu memberinya pesan.
"Kalau terjadi sesuatu sama lo hubungi gue. Thank you!"
Adrian mengangguk dan melajukan mobilnya kembali menuju rumah. Kedua mata Sofia kembali menangkap mobil yang mengikutinya sejak keluar dari mal. Dalam hati Sofia berdoa agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan olehnya.
***
"Target sudah terlihat, kalian berjaga-jaga di sekitar perumahan. Saya harus menghabisinya malam ini sesuai perintah perempuan busuk itu!"
Suara tegas nan mengerikan dibalik telepon membuat siapa saja yang mendengarnya bergidik ngeri. Mengapa mereka mengincar seorang pria bernama Adrian Keenan Atmadja? Selama ini Adrian sendiri tidak mempunyai musuh atau pernah menyakiti seseorang. Yang ada dirinya selalu kena perundungan dari sekolah SMA hingga perguruan tinggi.
Mobil Adrian sudah memasuki wilayah perumahan. Ketika sampai di depan gerbang rumahnya, Adrian turun sebentar untuk membuka gembok yang mengunci gerbang rumahnya. Anehnya, gembok tersebut sudah terbuka dalam kondisi rusak.
Adrian yang mengkhawatirkan album foto pernikahan dan beberapa barang kenangan bersama Naira langsung berlari ke dalam rumah tanpa mempedulikan kendaraannya yang belum terparkir sempurna.
Pintu rumah yang sebelumnya dikunci, ditemukan dalam kondisi telah terbuka. Dalam kegelapan malam, Adrian berjalan menuju saklar lampu.
Namun...
KAMU SEDANG MEMBACA
Hospital Diary [Terbit] ✅️
General Fiction"Mengapa begitu sulit memintamu untuk tetap bertahan?" Seorang pria tengah berbicara kepada seseorang yang sudah terkubur jauh di dalam tanah. Tangannya terus mengusap lembut sebuah batu nisan bertuliskan dua nama dalam satu liang lahat. "Aku membay...