Kalau bukan gara-gara sahabatnya yang kelupaan membawa balik kendaraannya, mungkin gadis itu sudah bernafas tenang menikmati waktunya sendiri tanpa ada seseorang yang mengganggunya. Yang dirinya khawatirkan sebenarnya bukan karena takut terhadap sosok laki-laki itu, melainkan ia khawatir jika kembali mendapatkan gosip buruk tentangnya. Menjauhi sifat negatif ke semua orang akan tetapi bagaimana jika salah satu atau beberapa staf mulai menggosipkan hubungan dirinya dengan laki-laki itu? Bisa kacau dan mungkin saja kembali menimbulkan kesalahpahaman.
Sofia benar-benar ingin berkata kasar kepada Natalia, sahabatnya. Bisa-bisanya sekarang ia menunggu Adrian di parkiran mobil. Ia bisa saja menunggu Adrian di lobi rumah sakit, namun enggan dilakukan gadis itu, pasti ujungnya terkena gosip lagi. Cukup masalah hari ini dengan Andini, jangan ditambah.
Sofia terus memeriksa jarum jam di tangannya. Cukup lama ia menunggu Adrian. Beberapa satpam hingga petugas parkir dan kebersihan menanyai dirinya ketika mereka semua melintas.
Setelah menunggu sepuluh menit, Adrian tiba di hadapan Sofia. Tanpa menunggu waktu lama, Sofia langsung masuk ke dalam mobil Adrian dan memasang sendiri seatbelt tanpa dibantu Adrian.
Adrian mulai melajukan kendaraannya meninggalkan rumah sakit dan mengantar Sofia menuju rumahnya.
Di dalam perjalanan, Sofia kembali menanyakan perihal keterlambatan Adrian menuju parkir mobil. Hingga terjadilah perdebatan di antara mereka berdua.
"Lama banget tadi ke parkiran? Lo bantu anak cleaning service?"
"Tadi ke bagian administrasi dulu, kasih data pasien, lagipula cuma sebentar." Ha? Sebentar? Sofia menunggu selama sepuluh menit, satu menit saja sangat berharga untuk Sofia.
"Sebentar? Are you sick? Nunggu lo selama sepuluh menit itu lama?!"
"Sepuluh menit itu sebentar Sofia dibanding lebih dari sepuluh menit."
Sofia menatap Adrian. Benar-benar laki-laki yang tidak memanfaatkan waktu sebaik mungkin.
"Gini, lo ngapain repot-repot ke bagian administrasi buat kasih data pemeriksaan pasien untuk mereka input. Itu tugas mereka, artinya mereka yang harus datang ke ruangan lo sebelum jam pulang dan minta data tersebut. Lo ini dokter Adrian bukan babu!"
"Ya apa salahnya aku bantu mereka."
"Seterah lo deh, pusing gue!"
"Kamu marah hanya gara-gara itu?"
"Satu menit bagi gue sangat berharga ketimbang sepuluh menit nunggu lo. Gue paling malas sama orang kayak lo."
"Ok fine, I'm sorry."
"Don't talk to me before getting home. I'm lazy to argue with you."
Bagi Sofia ini adalah hal pertama dan terakhir kalinya pulang bersama Adrian. Selanjutnya, ia lebih memilih menggunakan taksi atau kendaraan umum lainnya. Adrian benar-benar membuat Sofia kembali bete dengannya.
***
Menghabiskan kurang dari satu jam, kendaraan Adrian sudah memasuki perumahan Sofia di wilayah Bintaro. Ternyata jarak rumah Adrian dengan Sofia tidak terlalu jauh, masih di wilayah yang sama hanya beda di sektornya saja.
Melihat ada kendaraan, dengan sigap satpam yang menjaga rumah Sofia membuka pintu gerbang berwarna hitam. Adrian mengucapkan terima kasih kepada satpam, lalu memarkirkan kendaraannya di halaman depan rumah Sofia.
Baru juga Adrian ingin pergi, tiba-tiba Bu Raden memanggil namanya dan menyuruh Adrian untuk merehatkan dirinya di dalam rumah sambil minum teh. Kebetulan Pak Jusuf telah menunggu kedatangannya. Berkat informasi dari Natalia membuat Pak Jusuf ingin berbincang dengan Adrian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hospital Diary [Terbit] ✅️
General Fiction"Mengapa begitu sulit memintamu untuk tetap bertahan?" Seorang pria tengah berbicara kepada seseorang yang sudah terkubur jauh di dalam tanah. Tangannya terus mengusap lembut sebuah batu nisan bertuliskan dua nama dalam satu liang lahat. "Aku membay...