CHAPTER 2

3.1K 77 0
                                    

"Udah gue bilang, jangan cari gara gara Li, sumpah keras kali palak kau!"

"Iya iya." Jawab Lili cemberut.

Aina menghela nafas berat, susah memang menasihati orang seperti Lili, mungkin beberapa saat Lili mendapatkan hidayah lalu mengulang lagi melakukan kesalahan.

*****
Rafael mencuci muka, lalu mematikan wastafel dengan kasar.

"Lo pikir gue bakal dapetin lo secara lembut terus menerus? Gak akan! Gue pastikan lo jatuh ke pelukan gue lagi." Guman Rafael tersenyum bak iblis.

Rafael keluar, ia berjalan santai menghampiri Lili yang sedang sendirian.

"Hay mantan." Rafael merangkul bahu Lili.

"Na*is," Lili menyentak tangan Rafael.

"Jangan harap gue selalu lembut ngadepin sifat lo yang selalu kasar ke gue." Bisik Rafael mencengkeram lengan Lili kuat.

Lili meringis sakit, ia mencoba melepaskan cengkraman Rafael, tapi tidak bisa.

"Mau lo apa sih? Gue capek ngadepin sifat lo!"

"Mau gue?" Rafael menunjuk dirinya.

"Balikan sama gue, terus nikah selesai." Lanjut Rafael enteng.

Lili ingin sekali memoles cabai yang sudah di blender, lalu di usapkan pada wajah Rafael.

"Heh, lo pikir nikah cuma makan cinta?"

"Iya, karena gue orang kaya, suka suka." Sombong Rafael.

Lili bangkit dari duduknya, namun ia kembali terduduk, bedanya sekarang ia terduduk di pangkuan Rafael.

"Mau kemana."

Plak!

"Jangan kurang ajar, gue bukan cewek murahan yang bisa lo peluk peluk."

Semua pasang mata menatap mereka berdua, bermacam pertanyaan di kepala mereka.

"Demi menjaga nama baik lo, gue bakal ngalah." Bisik Rafael melepas pelukannya.

"Pulang sekolah bareng gue, nurut atau kontrakan lo gue bakar." Ancam Rafael.

Lili tidak menghiraukan, siapa Rafael? Yang mengatur hidupnya.

"Wih, lagi pdkt ni ye." Ucap Aldi.

"Kepo."

"Gue saranin, kalau mau pdkt sama cewek kek Lili lebih baik secara kasar, gue liat liat lo selalu cara lembut tapi nggak pernah luluh hatinya." Sahut Zyan.

"Pdkt sama mantan? Yang bener aja, kayak nggak ada cewek lain aja." Sahut Raka tertawa mengejek.

Rafael menatap temannya dingin, " urusan gue, daripada lo pernah pdkt sam janda."

"Pedas sekali mulut anda tuan." Kata Aldi tertawa lepas melihat wajah Raka seperti malu tidak tertolong.

"Itukan dulu." Raka mengelak.

Next chapter 3
#acc_min

Posesif BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang