CHAPTER 11

1.6K 36 0
                                    

#Posesif_Boyfriend
#part_11

"Akhhhhh," teriak Lili memeluk seseorang tanpa sadar.

Deheman Rafael membuat Lili melepaskan pelukannya dari Zyan.

"Pacar lo yang duluan." Zyan menjelaskan kesalahpahaman.

Rafael memberi isyarat kepada Zyan untuk meninggalkan dirinya dan Lili.

"Jelasin."

"Tadi gue nggak sengaja pegang cacing," kata Lili dengan ekspresi seperti orang jijik.

Rafael merentangkan kedua tangannya.

Lili masuk ke dalam pelukan Rafael, karena setiap Rafael cemburu pasti ingin di peluk.

*****
"Zyannnnnnnn."

"Naon sayang."

Elvira menendang Zyan untuk tidak dekat dekat dengan nya.

"Sakit Vira!"

"Kurang ajar! Asal lo tau ya, gue itu lebih tua dari lo." Elvira mendelik menatap Zyan.

"Beda satu tahun juga."

Elvira fokus kembali ke laptop nya, banyak yang harus ia edit daripada meladeni orang di sebelah nya.

Zyan diam saja mengamati wajah Elvira menurut nya sangat indah di pandang.

"Keluarga lo sempurna semua wajah nya."

"Karena perawatan lah," ketus Elvira masih fokus pada laptop nya.

"Kira kira kalau ada orang mau ngelamar lo, minimal maharnya berapa?"

Elvira tersenyum miring menatap Zyan, "nggak banyak banyak, lima miliar, hotel bintang lima, pesawat...." Ucapan Elvira terpotong oleh Zyan.

"Yang bener aja woy, kalau uang lima miliar mungkin gue masih mampu, tapi buat yang lainnya bisa bisa gue botak mikirin mahar buat lo."

"Gimana gimana? Lo mau nikahin gue? Lebih baik lo pikirin tamat sekolah nanti lo mau kerja dimana," nasihat Elvira setengah mengejek.

"Perusahaan keluarga gue dimana mana asal lo tau," sombong Zyan.

"Milik orang tua aja bangga." Elvira menyindir.

*****

"Rafa, nyolong mangga tetangga yukkss," ajak Lili.

"Beli aja ya," kata Rafael memberikan uang kepada Lili, tapi perempuan itu menolak.

"Beda loh nyolong sama beli."

"Ayolah, kali ini aja."

Rafael tampak bimbang, akhirnya ia menyetujui permintaan konyol Lili.

Lili segera menarik tangan Rafael.

Ternyata buah mangga tetangga Rafael sudah masuk ke dalam pagar rumah nya, wajar saja Lili ngotot mengajak dirinya.

"Kamu jongkok, jangan berisik dan jangan ngintip," bisik lili menaiki punggung Rafael.

Rafael pasrah saja, entah bagaimana kedepannya.

Tanpa mereka sadari, cctv rumah Rafael merekam tingkah mereka berdua.

Bugg!

"Awss," Lili mengelus bokong nya.

"Karma."

Lili mendelik, "bantuin kek orang dapat musibah."

"Siapa disana."

Mereka berdua saling pandang, lalu berlari terbirit-birit membawa mangga hasil curian mereka.

Lili bersandar di dinding dapur, menatap Rafael yang tampak biasa saja, padahal mereka berdua habis lari larian.

Tawa Lili pecah menggingat kejadian tadi.

"Puas ketawa nya?"

Lili menggeleng, ia tidak sadar bahwa keluarga Rafael menatap dirinya.

"Seru banget kayak nya," ucap Mama Rafael.

Deg!
Lili tersadar, ia melihat keluarga Rafael menatap dirinya.

"Hehehe, iya ma," cengir Lili, ia berjalan menghampiri Rafael menyembunyikan mukanya di balik punggung Rafael.

"Kenapa lo nggak bilang," bisik Lili.

"Lupa," jawab Rafael enteng.

"Semangat banget ya nyuri mangga tetangga, sampai berkeringat," ejek papa Rafael di iringi tawa.

Lili rasanya ingin menghilang saja, sungguh ia sangat malu.

Next
#Acc_min

Posesif BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang