CHAPTER 12

1.5K 36 2
                                    

#Posesif_Boyfriend
#part_12

Hari ini Lili datang kesiangan, ia di hukum pak Seno hormat di lapangan upacara, banyak pasang mata menatap Lili iba ada juga yang senang.

"Panas banget, pengen dipeluk," batin Lili.

Lili berkali kali mengibas rambutnya, karena kesal Lili menguncir rambut nya tinggi tinggi.

Mata laki-laki sudah jelata melihat leher Lili yang putih.

Rafael menatap Lili datar dari atas, belum ada pergerakan untuk melindungi kekasihnya.

Tangan Rafael mengepal kuat melihat adik kelas memberikan minum pada Lili.

Kaki Rafael tergerak berjalan ke bawah menghampiri Lili.

*****

"Kakak pasti haus, ini buat kakak."

Lili menerima nya, karena ia sudah haus sekali.

"Makasih."

"Siapa suruh lo ngasih minum ke pacar gue?" tanya Rafael menatap adik kelas nya bengis.

Yang ditanya malah ngacir, kalau di ladenin bisa babak belur gara gara Rafael.

"Seneng di kasih minum sama adik kelas? Mau caper?"

"Nyakit banget lo kalau ngomong," marah Lili.

"Ada mau nya aku kamu, pas nggak ada, lo gue," sindir  Rafael.

Lili berjalan ke arah bayangan Rafael, supaya dirinya tidak kepanasan.

"Nih buat kamu, buang botol menjijikkan itu." Rafael memberikan susu kotak, lalu menggambil alih botol Aqua yang di berikan adik kelas nya tadi dan melemparkannya ke sembarang arah.

Rafael membuka jaket nya, menggangkat tinggi tinggi supaya kepalanya tidak panas.

Lama Rafael menahan panas di punggung nya, demi pujaan hati ia rela panas panasan.

Badan Lili sempoyong, kepalanya pusing.

Rafael melihat Lili seperti itu, memukul tengkukan Lili yang membuat sang empu pingsan.

"Kalamaan pingsan nya, kayak gini kan enak, bisa berduaan," guman Rafael mengendong Lili ala bridal style menuju UKS.

***
Aina hendak menghampiri Lili, tapi di hadang oleh Aldi yang entah kapan datangnya.

"Biarin, jangan ikut campur urusan mereka, gue butuh kepastian dari lo."

Aina bungkam, niat hati ingin melarikan diri namun selalu gagal.

"Emm maaf, gue nggak suka sama lo, lebih baik kita temanan tanpa melibatkan perasaan."

Aldi tersenyum miring, "nggak ada pertemanan lawan jenis tanpa melibatkan perasaan," bisik Aldi tepat di telinga Aina.

"Gue pastikan lo akan terima cinta gue, entah kapan," lanjut Aldi berlalu dari hadapan Aina.

Aina mematung, bohong jika dirinya tidak ketakutan kalau Aldi berbuat yang tidak-tidak.

Mulai sekarang Aina harus lebih waspada  terhadap Aldi.

Next
#Acc_min

Posesif BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang