CHAPTER 22

1.1K 30 0
                                    

Satu Minggu berlalu, Lili melewati hari hari dengan dipaksa paksa untuk semangat menghapi kehidupan yang semangkin hari semangkin kejam, belum lagi di dunia pekerjaan.

"Gue ada rencana, gimana kalau kita mendaki bukit...pasti di sana pemandangan nya indah." Elvira membayangkan mereka pergi ke bukit.

"Gue sih ngikut aja asal ada lo," kata Zyan.

"Wahh...sekarang udah lengket," kata Raka menatap Elvira dan Zyan bergantian.

Rafael memikirkan apa yang di katakan kakak nya, lumayan kan bisa romantis romantis kalau semisalnya Lili sedang ketakutan.

"Ikut nggak? Besok kan libur hari Senin tanggal merah Selasa kita ngelibur sekolah dari rumah, sore Selasa kita pulang."

"Boleh juga," kata Lili menatap Aina yang mengangguk.

"Besok gue siapin semuanya, kalian tinggal bawa pakaian," kata Elvira.

"Diskusi apa nih? Serius banget kek nya." Aldi menghampiri mereka duduk di karpet.

"Kepo," ketus Aina.

"Gue nggak nanya sama lo," tunjuk Aldi dimuka Aina.

***
"Mau kemana?" tanya Rafael melihat Lili membuka gerbang.

"Mau ke rumah lah, memang aku istri kamu setiap hari harus di kurung di rumah kamu."

"Besok nikah mau nggak? Setelah itu kamu dikurung di dalam kamar biar nggak kemana mana," kata Rafael menaik turunkan alisnya.

"Ngadi ngadi! Aku nggak mau titik!" Pekik Lili ketika Rafael ingin menarik nya masuk ke dalam rumah lagi.

"Dia pikir nikah makan cinta doang?" Batin Lili jengkel.

Rafael menarik Lili ke belakang rumah, bunga mekar di dominasi dengan lahan yang bersih.

"Tuh mertua kamu, sukanya ngatur orang agar taman bunga nya indah, cerewet tapi baik." Rafael menatap Mama nya sedang mengintruksi orang menanam bunga.

"Tapi kamu sayang kan?"

Rafael menoleh, "iya...aku juga gila mencintai kamu."

"Nggak nyambung." Lili mengeplak lengan Rafael.

"Nyatanya cinta kita bertahan sampai sekarang," kata Rafael ngelentur.

"Wajar... karena aku bertahan dengan sikap kamu, kadang baik kadang jahat," kata Lili memeluk lengan Rafael gemes.

Next
#Acc_min

Posesif BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang