Posesif Boyfriend

Chapter 19

Lili memaksa untuk sekolah, tapi Rafael ngotot tak mengizinkan.

"Kamu lagi sakit! Biar Aina yang izinin kamu, kamu liat sekarang udah jam tujuh lewat empat puluh."

Rafael menatap nyalang ketika Lili ingin menjawab.

"Cowok selalu benar," cemberut Lili.

Rafael terkekeh, ia mengecup pipi Lili.

"Jijik," Lili menghapus jejak laki laki itu di pipinya.

Bukannya marah Rafael malah semangkin jadi mencium pipi Lili.
***
"Aldi sini kamu!" teriak pak Yanto guru yang terkenal bengis.

Aldi tidak ada jalan lain, ia masuk dalam toilet perempuan.

"Lo!" tunjuk Aina ingin teriak.

Aldi refleks mendekap mulut Aina, jangan sampai dirinya ketauan guru jahanam.

Aina menahan nafas, ia tidak munafik, Aldi terlihat lebih tampan saat berkeringat, bau mint dari Aldi membuat Aina betah berada di dekat Aldi.

"Syukur," kata Aldi mengatur nafas, ia melepaskan Aina dalam kukungan nya.

"Awas lo ngadu, gue nggak akan buat hari hari lo tenang," ancam Aldi.

Aina hendak keluar, kesi*lan menimpa dirinya, ia hampir terlentang, tapi Aldi lebih dulu menahan pinggang nya.

Refleks Aina mendorong Aldi... matanya melotot, ia tidak sengaja mencium ujung hidung mancung Aldi.

Ingat! Tidak sengaja, semua gara gara Aldi, kenapa laki laki itu menahan dirinya saat ia mendorong Aldi menjauh dari nya.

"Lo..." tunjuk Aldi dimuka Aina, perlahan ia mendekati Aina.

Jantung Aina berdetak kencang, ia takut berbuat nekad.

"Sanss gue suka dengan ketidak sengaja," bisik Aldi mengecup pipi Aina, ia berlari keluar melihat perempuan itu sudah ambil ancang-ancang.

"Kurang ajar!" Umpat Aina mengusap pipinya menggunakan air di wastafel.

***
"Rafa dari tadi kamu ngomel terus, kepala aku pusing."

Rafael menghela nafas, ia mengurut kening Lili dan sesekali mengecup tangan wanitanya.

"Jangan sakit lagi," lirih Rafael menatap Lili sayu.

"Siapa juga yang mau sakit," batin Lili berdecak kesal.

"Hello guys...lihat, ke uwuwan adek gue... jadi ingat mantan," canda Elvira memasuki kamar Rafael.

Next
#Acc_min