14. Kebohongan

80 65 8
                                    

Hai guys budayakan vote dan komen banyak banyak!!!!

Jangan lupa vote dan komen banyak' biar cepet up yawww 😊

Apa susahnya vote sih padahal kan tinggal pencet tanda bintang doang:))

Bantu vote sama komen dulu ya guys

Vote dan komen di setiap bab jangan lupaaaa:))

WARNING!
DILARANG BERKOMENTAR YANG NEGATIF, JIKA ADA YANG SALAH/KURANG MENARIK DI CERITA INI TOLONG KASIH NASEHAT/BAHASA YANG BAIK DALAM BERKOMENTAR, JIKA KALIAN BERFIKIR CERITA INI SAMA DENGAN CERITA PENULIS' LAIN KEMUNGKINAN ITU HANYA KEBETULAN KARENA KITA TIDAK TAU APA YANG KITA PIKIRKAN SAMA DENGAN PIKIRAN ORANG LAIN, JADI MAKLUMI SAJA SEMUA PENULIS PASTI SERING MENGALAMI HAL SEPERTI ITU!!!

(⁠づ⁠。⁠◕⁠‿⁠‿⁠◕⁠。⁠)⁠づ

End makasih buat kalian yang udah spam, luvvv buat kalian aaaaa💗💗 wkwkw maap guys maaf🥲🙏🏻

Btw selamat menjelajah frend💗✨

˖°🌷⋆ ˚。⋆୨୧˚

Setelah itu malam pun tiba dan jam sudah menunjukkan pukul tujuh tepat, Langit yang ingat akan hal acara makan malam bersama keluarga Vivi pun segera bersiap-siap untuk datang ke rumah Vivi. Tak lupa dirinya juga selalu membawakan sebuah bingkisan ya meskipun tak seberapa tetapi keluarga vivi selalu menerimanya dengan tulus dan ikhlas.

Kini Langit sedang melajukan motornya dengan kecepatan sedikit tinggi dirinya tak mau jika keluar Vivi sudah menunggu lama kehadirannya.

Tok tok tok.

Suara ketukan pintu dari Langit yang membuat vivi langsung terbangun dari duduknya dan berjalan menghampiri Langit, untuk membukakan pintu.

"Iya sebentar" teriak Vivi yang berjalan dengan sedikit berlari kecil ke arah pintu.

"Hai Bocil, gue nggak telat kan?" Tanya Langit dengan menggaruk belakang kepalanya.

"Nggak kok Langit nggak telat" jawab Vivi dengan menarik tangan Langit untuk menuju meja makan keluarganya.

"Ayo Langit kita ke sana ayah sama bunda udah nungguin Langit" tarik Vivi dengan perasaan gembira sekaligus sedih.

Gembira akan hal Karna keluarganya bisa berkenalan dan menerima Langit dan sedih karena ini hari terakhir dirinya untuk bertemu dengan Langit, karena satu Minggu kedepannya dirinya dan keluarga akan ikut bersama ayahnya untuk pergi kerja ke luar kota.

itu yang membuat Vivi takut nanti bagaimana jika dirinya tak ada, siapa yang akan memberikan perhatian kepada Langit lagi jika bukan dirinya?

"Ayah kenalin ini Langit" seru vivi yang memperkenalkan Langit kepada sang ayah.

"Oh ini Langit ya, yang sering di ceritain sama bunda kamu" jawab Fajar Abraham--Ayah dari Vivi.

"Iya om saya Langit" seru Langit dengan bersalaman kepada Fajar.

"Eh nak Langit udah dateng sini ayo duduk nak, kita makan bareng" kemudian Diva pun datang dengan membawa satu gelas kopi hangat dan tiga gelas es jeruk untuk minuman mereka.

LANGIT GALAKSI [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang